Seorang perempuan yang merenung di ruang penuh buku-buku.

Lepas

Bukankah kita sudah sering melewati badai
tanpa adanya orang baru
mati rasa itu nyata
karena rasa kecewa yang berulang

sejahat itukah
cacat komunikasi
sesulit itukah memberi kabar

ucapanmu hari itu
membunuh semua perasaanku
dan nyatanya lisan itu lebih menyakitkan
daripada pukulan

kini kusadari
seseorang yang benar-benar tulus mencintai
tak akan meninggalkanku
sekalipun ia mengetahui kekuranganku

setelah banyak sayatan luka
kali ini aku berani melepaskanmu
meskipun itu sulit dan sakit



Hadiah Terakhir

Untuk apa kau membawaku terlalu jauh Tuan
jika bukan aku yang kau mau
kau hadirkan trauma
seperti darah ketika luka mengungkapkannya

setidaknya jika kau ingin pergi
terus teranglah tuan
jangan kau tinggalkan lara

oh.. kini sudah terlambat
kali ini terasa sepi
tapi lebih baik begini

aku sembuhkan sendiri luka ini
dengan segala takdir yang masih rahasia
ku titipkan segala rasa
yang tak dapat aku utarakan

ikhlasku mungkin butuh waktu lama
tapi percayalah
melepaskanmu

demi kebahagiaanmu
adalah hadiah terakhirku untukmu



Belenggu Rindu

Dingin yang menusuk
anila yang berhembus
dan aku yang terbelenggu rindu

tak ada penawar luka bagiku
selain kehadiran dirimu
engkau adalah ujian dari rabbku
yang tak sengaja ku cintai

sedalam ini
renjana yang mendekap kalbu
wahai insan yang telah memikat
apakah kau dengar

suara rintihan hati ini
deraian tangis
yang ingin melihat bayanganmu sekali saja
sebagai penawar rindu ini

tapi mustahil
bahkan setelah tau ini mustahil
untuk kita bersama
namun aku masih berharap

kemustahilan itu menjadi nyata
kau tau apa yang lara
ketika hati yang dipenuhi cinta
namun tidak ditakdirkan bersama



Penulis: Ara

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online