Oleh: KH. Abdul Hakim Mahfudz*
Saat ini kita sedang mengoptimalisasi penggunaan tanah-tanah wakaf yang ada di Tebuireng. Ini wakaf yang telah ditinggalkan oleh Hadratussyaikh. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari meninggalkan tanah di sini kurang lebih 8 hektar dan kami sudah membangun dan dimulai dari KH. Salahuddin Wahid. Sekarang ini ada SMA Trensains dengan 16 kelas dan SMP Sains dengan 8 kelas. Namun masih banyak tanah-tanah di Kesamben, kita masih berpikir untuk bagaimana mengoptimalkannya.
Selain yang ada di sini, juga yang ada di seberang jalan, masih ada 14 hektar yang ditinggalkan diwakafkan oleh Hadratussyaikh. Ada beberapa tanah juga di daerah-daerah terpencil wakaf dari Hadratussyaikh tetapi kita masih belum mampu untuk mengoptimalkan dan memanfaatkannya. Barangkali kita baru beberapa tahun ini kita dimulai dari 2012 kemudian pendaftarannya 2014 mulai kegiatan belajar mengajar dan kita masih melakukan perkembangan-perkembangan lain.
Ada satu komplek lagi yang kita bangun di daerah Kesamben, kurang lebih 5 km dari perbelokan ke arah utara. Satu kompleks sekitar 5 hektar. Itu sudah dimulai KH. Salahuddin Wahid untuk mendirikan Tsanawiyah Sains dan Aliyah Sains. Basis Sains nampaknya sangat menarik. Jadi dengan basis Sains ini, minat-minat anak-anak untuk daftar ke sekolah ini meningkat cukup baik dan karena ada keterbatasan tempat, hampir setiap tahun kita menolak cukup banyak, antara 700-800 pendaftar yang tidak kita terima. Dan saat ini kita kurang lebih ada 5300 santri yang ada di induk, separuh lebih separuh kurang lebih 800 yang ada di pondok ini.
Kemudian ada yang di Kesamben. Satu hal yang ada ujian kita mengurangi kepadatan peminat yang ingin ke Tebuireng ini, kita bekerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan di daerah-daerah. Ada di Banten di Kecamatan Petir ada Tebuireng 8. Di sana santrinya hampir 1000. Waktu itu peresmian tahun 2018. Ada satu yang tidak cukup besar yaitu di Riau, Tebuireng 4 itu santrinya mencapai 1300 dan itu ada beberapa tujuan dari santri dari Pondok Pesantren Tebuireng.
Yang pertama banyaknya macam-macam aliran itu yang ke daerah-daerah situ maka kita juga mendirikan beberapa pondok hasil kerja sama itu untuk paling tidak ini mencegah perluasan dari pengaruh-pengaruh pondok yang alirannya tidak sama dengan apa yang ada di Indonesia dan juga dimaksudkan agar persaingan anak-anak yang dari dasarannya untuk masuk ke Tebuireng ini bisa ada pilihan yang lain. Jadi mungkin di sana tidak bisa ikut daftar di sini barangkali itu daftar di beberapa pondok yang lain .
Saya terakhir meresmikan cabang Tebuireng ke-19 di Lombok bulan Oktober tahun 2022 dan kemarin ada informasi belum sempat bangun tapi yang daftar sudah 60 jadi ada prospek yang sangat optimis bagi Lombok. Beberapa hal yang sudah kita lakukan dan satu ini di dalam rangka gerakan wakaf nasional. Lalu disamping Tebuireng ini itu memfasilitasi BWPT (Badan Wakaf Pesantren Tebuireng), kita ingin memaksimalkan apa yang kita bisa lakukan.
Lembaga-lembaga yang ada, lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pendidikan, berhubungan dengan sosial ekonomi itu kita optimalkan. Kita juga sudah ada Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng, ini lembaga sosial yang sudah cukup sangat lama dan sekarang mengelola dana yang dari peziarah makam Gus Dur cukup besar. Per bulan rata-rata 250-300 juta dan itu dikelola dengan cara manajemen yang modern. Kita update terus sistem-sistem yang ada di situ. Semuanya transparan. Dan ini menjadi nanti barangkali bisa ditularkan ke BWPT ke depan lagi kita punya sistem yang berguru ke pihak LSPT.
Di samping itu, manfaatnya sangat luar biasa, banyak memberikan manfaat untuk kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan pondok pesantren tebuireng ini. Kita mengharapkan barangkali pada siang hari ini kita berdoa mudah-mudahan bapak Wapres menjadi ikon nanti sebagai ikon untuk gerakan wakaf nasional. Bahkan Islam yang begitu besar di Indonesia ini mudah-mudahan bisa dikelola dengan baik, bisa memberikan manfaat yang banyak, manfaat yang maksimal. Kita ke depan lebih banyak yang harus dihadapi.
*Disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, dalam Peluncuran dan Peresmian Gerakan Wakaf Indonesia di Pesantren Tebuireng, pada Rabu (15/3/2023).
**Ditranskip oleh: Devi Yuliana