(ilustrasi: M. Iqbal)

Oleh: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Paman dan Bibi Nabi Muhammad SAW dari Jalur Ayah

Paman Nabi SAW dari ayah ada 11 orang, salah seorang di antara mereka adalah al Harits, yang merupakan putra tertua Abdul Muthalib. Dengan nama al Harits inilah Abdul Muthalib mendapatkan julukan. Selain itu, ada Qutsam, az Zubeir, Hamzah, al Abbas, Abu Thalib, Abu Lahab, Abdul Ka’bah, Hajl, Dhirar, dan al Aidaq. Sebagian pakar berpendapat, jumlahnya lebih dari 11.

Di antara paman Nabi SAW ada yang masuk Islam, seperti Hamzah ra. dan al Abbas ra. Hamzah adalah paman Nabi SAW yang paling muda usianya. Dia masuk Islam pada tahun ke dua dari terutusnya Nabi SAW. Ada pendapat mengatakan keislaman Hamzah terjadi pada tahun ke enam kenabian. Nabi SAW bersabda tentang Sayyidina Hamzah ra., ”Demi Allah yang jiwaku ada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya dia tertulis di sisi Allah di langit ke tujuh, ‘Hamzah singa Allah dan singa Rasul-Nya. Dia ra. syahid di pertempuran Uhud. Dia ra. adalah sayyidnya para syuhada’”. Kemudian ada al Abbas ra. yang usianya berdekatan dengan usia Hamzah ra.  Al Abbas ra. menguasai sumur zamzam setelah ayahnya, Abdul Muthalib. Dia ra. lebih tua tiga tahun usianya dari Rasulullah SAW

Adapun bibi-bibi Nabi SAW dari ayah beliau SAW ada enam orang, yaitu Shafiyah ibu az Zubeir ibnul Awwam ra., Atikah, Barrah, Arwa, Umaimah, dan Ummu Hakim al Baidha’. Di antara mereka yang masuk Islam adalah Shafiyah ra., dan ada perbedaan pendapat tentang Islamnya Atikah. Adapun Islamnya Arwa, sebagian ulama’ membenarkannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Istri-istri Nabi Muhammad SAW

Qatadah ra. Berkata, “Nabi SAW telah menikahi lima belas wanita, sempat berumah tangga dengan tiga belas wanita, dan mengumpuli antara sebelas wanita, dan di saat intiqal, beliau SAW beristeri sembilan wanita”.

Istri pertama beliau SAW adalah Sayyidah Khadijah ra., putri Khuwailid al Quraisy, beliau menikahinya sebelum diangkat jadi Nabi, dalam usia empat puluh tahun, beliau SAW tidak menikah selain Sayyidah Khadijah ra. sampai Sayyidah Khadijah ra. Wafat. Dialah ra. yang telah membantu Nabi SAW dan berjuang bersama beliau SAW. Sayyidah Khadijah ra. lah menolong beliau SAW dengan dirinya dan hartanya (untuk dakwah Islam), dan wafat tiga tahun sebelum hijrah.

Beberapa hari setelah wafatnya Sayyidah Khadijah ra., Nabi SAW menikah dengan Sayyidah Saudah, putri Zam’ah al Qurasyi. Dialah ra. yang memberikan harinya untuk Sayyidah A’isyah ra.

Kemudian beliau SAW menikahi Sayyidah A’isyah ash Shiddiqah putri Abubakar ash Shiddiq ra. Beliau SAW menikahinya pada tahun pertama hijriyah. Ia merupakan istri beliau SAW yang paling pandai dalam agama Allah, dan yang paling mengerti dengan hari-hari bangsa Arab dan syi’ir-syi’irnya, yang paling banyak menghafal hadis dari Rasulullah SAW, yang paling dicintai beliau SAW, sampai-sampai jika dia ra. menginginkan sesuatu, beliau selalu menurutinya. Dia ra. adalah refrensinya mayoritas sahabat Nabi SAW dalam berfatwa.

Kemudian Sayyidah Hafshah ra., putri Umar bin Khaththab ra. Imam Abu Dawud, rahimahullah, menyebutkan, Nabi SAW pernah menceraikannya dengan satu talak, kemudian merujuknya kembali ketika turun wahyu kepada beliau SAW, “Rujuklah kembali Hafshaf, sesungguhnya dia adalah wanita yang banyak berpuasa dan banyak shalat malam, dan dia adalah istrimu di surga”.

Selanjutnya ada Sayyidah Ummu Habibah ra., puteri Abu Sufyan atau Shakhr bin Harb al Umawiyah. Sebelumnya ia ra. Merupakan istri Abdullah bin Jahsy, berhijrah dengannya ke Habasyah, kemudian Abdullah masuk agama nasrani dan dia ra. tetap beragama Islam. Lalu Rasulullah SAW mengirim utusan kepada Raja Najasyi untuk meminang Sayyidah Ummu Habibah ra. Lalu Raja Najasyi menikahkan Nabi SAW dengan Sayyidah Ummu Habibah ra.

Setelah itu, Nabi SAW menikahi Sayyidah Ummu Salamah ra. atau Hindun binti Abu Umaiyah al Makhzumiyah. Sebelum dinikahi Nabi SAW, dia ra. merupakan istri Abu Salamah bin al Asad. Keduanya merupakan termasuk orang-orang yang pertama kali berhijrah ke bumi Habasyah (Ethiopia). Dia ra. termasuk wanita yang paling cantik, dan istri beliau SAW yang terakhir wafat dalam usia 84 tahun.

Lalu, ada Sayyidah Zainab binti Jahsy ra. dari Bani Asad, dia ra. adalah putri bibi beliau SAW (dari ayah) yang bernama Umaimah. tentang Sayyidah Zainab ra. turun firman Allah Ta’ala:

فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا

Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan kamu dengannya”.

Dengan demikian, Sayyidah Zainab ra. bangga terhadap istri-istri beliau SAW. Dia ra. berkata, “Kalian dinikahkan -dengan Rasulullah SAW- oleh keluarga kalian, sedangkan saya dinikahkan -dengan Rasulullah SAW- oleh Allah dari atas tujuh langit”. Tidak ada wanita yang lebih bertakwa kepada Allah, lebih jujur perkataannya, lebih senang bersilaturahim, dan lebih besar sedekahnya dari pada Sayyidah Zainab binti Jahsy ra. Dia ra. istri yang pertama kali wafat setelah intiqalnya (wafatnya) Rasulullah SAW.

Selanjutnya, Sayyidah Maimunah ra., putri al Harits al Hilaliy. Sebelumnya dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzza, dia ra. merupakan istri Nabi SAW yang terakhir, pernikahannya dilangsungkan di Makkah setelah beliau bertahallul dari umrah qadha’.

Sayyidah Juwairiyah ra., putri al Harits. Dia ra. merupakan di antara tawanan dari Bani Musthaliq. Dia ra. jatuh pada tawanan Tsabit bin Qais Al Anshari ra., kemudian dia ra. mengirim surat kepada Rasulullah SAW untuk dirinya. Kemudian Rasulullah SAW menikahinya. Maka ketika para sahabat mendengar pernikahan beliau  SAW dengan sayyidah Juwairiyah ra., mereka mengirim para tawanan yang mereka pegang dan membebaskan mereka, mereka mengatakan, ”Mereka ini adalah keluarga ipar Rasulullah SAW”. dan ketika Rasulullah SAW telah menikahi Sayyidah Juwairiyah ra. masuk islamlah semua kaumnya dari Bani Musthaliq, dan mereka menjadi penolong kaum muslimin setelah dulunya mereka menjadi musuh. Maka tidak ada wanita yang lebih agung berkahnya terhadap kaumnya daripada Sayyidah Juwairiyah ra.

Shofiyah putri Hayi bin Akhthab, pimpinan Bani Nadhir. Dia ra. merupakan anak cucu keturuan dari Nabi Harun bin Imron as., dia ra. dimerdekakan oleh Rasulullah SAW dan menikahinya setelah perang Khaibar ).

Sembilan istri setelah Sayyidah Khadijah ra. inilah yang ditinggal intiqal oleh Rasulullah SAW. Beliau SAW belum pernah menikahi wanita lain selama hidup bersama Sayyidah Khadijah ra., dan tidak pernah menikahi gadis perawan selain Sayyidah A’isyah ra. Sebagian ulama menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah menikahi Sayyidah Zainab ra. binti Khuzaimah bin al Harits al Qaisiyah dari bani Hilal bin Amir, dan dia ra. wafat dua bulan setelah berkumpul dengan beliau SAW.

Rasulullah SAW pernah memiliki dua wanita tawanan, yaitu Maria binti Syam’un al Qibthia, dia adalah ibunya Sayyidina Ibrahim ra., dan Raihana binti Syam’un al Quraizhah. Dia masuk Islam kemudian dimerdekakan oleh beliau SAW, lalu dia bertemu dengan keluarganya.


*Diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo, M.Pd.I. dari kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari