(Sumber: khazanah.republika.co.id)

Oleh : Fitrianti Mariam Hakim*

Setiap orang muslim yang akan shalat tentu disyari’atkan berwudhu terlebih dahulu. Namun, banyak yang kita lihat orang berwudhu asal-asalan atau tidak sempurna, terkadang ada bagian yang tidak terkena air secara merata atau menyeluruh. Sejatinya, kalau ia mengetahui tentang betapa agungnya syariat Islam tentang berwudhu, maka tentu saja ia  akan berusaha menyempurnakan wudhunya.

Perintah berwudhu dijelaskan Allah di dalam surah al Maidah ayat 3, yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Membahas mengenai kesempurnaan wudhu. Mari kita kupas kegiatan yang dilakukan dengan berwudhu. Ini akan menunjukkan betapa jelasnya prinsip Islam dalam menjaga kebersihan dan kesucian anggota tubuh yang sering terbuka. Kebersihan ini dilakukan minimal 5 kali dalam sehari semalam. Kalau ditinjau dari sisi rohani, semua anggota tubuh bisa menjadi saksi bagi orang tesebut, dari bermaksiat dan sering berbuat dosa.

Tangan mungkin dipergunakan untuk memukul orang dan mengambil milik orang lain. Mulut mungkin menyakiti hati orang, atau memakan barang yang haram, hidung mencium hal-hal yang tidak boleh dicium, mata yang ada dimuka memandang hal-hal yang tidak layak dipandang, telinga mungkin sering mendengar kata-kata yang tidak pantas didengar, dan kaki mungkin sering dipergunakan untuk melangkah ke tempat yang dilarang Allah. Dengan melakukan wudhu dengan sempurna rohani dan jasmani menjadi bersih, jernih, dan segar.

Adapun sifat-sifat wudhu terbagi menjadi dua, yaitu sifat wajib dan sifat sunnah. Sifat wajib wudhu terdiri dari enam macam, yakni sebagai berikut:

  1. cuci muka sekali dengan sempurna, yakni dengan mengumur air dalam mulut, kemudian mengeluarkannya semula. Perkerjaan ini didahulukan daripada memasukkan air ke lubang hidung, karena ia dipandang lebih penting sekaligus untuk mengenal rasa air. Kemudian dilanjut dengan memasukkan air ke dalam hidung, lalu menyedotnya dengan nafas hingga ke bagian paling dalam dari lubang hidung. Gunanya untuk membersihkan rongga hidung sekaligus untuk mengenal bau air.
  2. membasuh kedua tangan hingga ke siku.
  3. mengusap seluruh bagian kepala dan telinga.
  4. membasuh kedua pergelangan kaki hingga mata kaki.
  5. berturut-turut, untuk membasuh wajah terlebih dahulu dan kemudian kedua tangan lalu mengusap bagian kepala dilanjutkan membasuh kedua kaki.

Mengapa diperintahkan untuk tertib. Karena Rasulullah SAW melakukan wudhu dengan cara seperti itu. Hal ini seperti yang terdapat didalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Yakni sebagai berikut :

عن حمران مولى عثمان أخبره أن عثمان بن عفان رضي الله عنه دعا بوضوء فتوضأ فغسل كفيه ثلاث مرات ثم مضمض واستنثر ثم غسل وجهه ثلاث مرات ثم غسل يده اليمنى إلى المرفق ثلاث مرات ثم غسل يده اليسرى مثل ذلك ثم مسح رأسه ثم غسل رجله اليمنى إلى الكعبين ثلاث مرات ثم غسل اليسرى مثل ذلك ثم قال رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ نحو وضوئي هذا ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من توضأ نحو وضوئي هذا (متفق عليه

 “Dari Humran bahwa Khalifah ‘Utsman meminta air untuk berwudhu’, lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian berkumur dan melakukan istinsyaq dan istinsyar. Setelah itu beliau membasuh mukanya sebanyak tiga kali, kemudian tangan beserta sikunya sebanyak tiga kali dan melakukan hal yang serupa terhadap tangan kirinya. Kemudian mengusap kepalanya, lalu membasuh kaki kanannya berikut kedua dengkulnya sebanyak tiga kali, dan melakukan hal yang serupa dengan kaki bagian kirinya. Setelah itu beliau berkata : “Aku pernah melihat Rasulullah SAW melakukan wudhu’ seperti wudhu’ku sekarang ini.” (muttafaq alaih).

Hadis yang mejelaskan kepada kita tentang wudhu ini diperagakan oleh Khalifah Utsman di hadapan orang ramai, agar orang yang belum faham dapat menyaksikan dan mengingatnya dengan cepat. Hal lain juga diceritakan oleh Ali karramallahu wajhah, namun di dalamnya terdapat tambahan keterangan yang tidak disebutkan oleh hadis di atas. Yakni mengusap kepala satu kali, padahal anggota lainnya tiga kali.

Kemudian untuk sifat yang kedua, adalah sifat sunnah, yang disebutkan dalam sunnah Nabi Muhammad SAW, yakni sebagai berikut:

  1. menjaga kesucian dan menghilangkan hadas, dan tidak melafalkan niat, karena ia tempatnya di hati.
  2. menyebut nama Allah
  3. lalu membasuh pergelangan tangan sebanyak tiga kali
  4. mengumur air dalam mulut, kemudian mengeluarkannya, dilanjut dengan memasukkan air ke lubang hidung kemudian menyedotnya dengan nafas dan mengeluarkannya.
  5. membasuh wajah sebanyak tiga kali. Adapun batasan wajah, panjangnya mulai tempat tumbuhnya rambut sampai janggut dan dagu. Dan lebarnya antara telinga kanan dan kiri. Laki-laki wajib membasuh jenggotnya karena termasuk bagian dari wajah. Jika jenggotnya tipis, wajib membasuh dhahir dan batin. Tapi jika lebat (kulitnya tertutupi) maka wajib membasuh dhahirnya saja dan menyela-nyelainya.

Untuk mencapai kesempurnaan di dalam wudhu, sesuai dengan kesepakatan para ulama bahwasanya disunnahkan untuk membasuh beberapa anggota wudhu sebanyak tiga kali, sebagimana yang sudah dijelaskan di atas. Menurut jumhur ulama, tiga kali basuhan ini hukumnya sunnah, bukan wajib, karena terdapat suatu hadis shahih yang di dalam redaksi hadisnya menegaskan bahwasanya Rasulullah SAW melakukan (basuhan) sebanyak satu kali basuhan.


*Mahasantri Putri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari