Oleh: Firda Dwi Lestari*
Manusia akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan manusia juga berarti proses pematangan fungsi organ tubuh diperlihatkan dari kemampuan, inteligensi serta perilaku serta berkembangnya struktur dan fungsi tubuh yang semakin lebih baik. Sedangkan pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah sel dalam tubuh, pada saat kita mengalami pertumbuhan, maka sel di dalam tubuh semakin bertambah banyak. Jaringan dan organ tubuh juga semakin besar atau meningkat. Pertumbuhan manusia berupa perubahan fisik yang dapat kita ukur melalui angka.
Dalam masa ini manusia memiliki 6 tahapan pertumbuhan, tahapan ini meliputi pencapaian diri manusia sehingga orang tua pun harus mendidik sesuai dengan usia sang anak. Selain perkembangan tubuh dari usia yang harus disesuaikan saat mendidik anak, perkembangan zaman pun juga harus diperhatikan. Orang tua harus terus update sehingga anak juga dapat berkembang dengan baik.
6 tahapan yang harus di sesuaikan yaitu meliputi:
- Bayi, adalah manusia yang baru lahir dan sangat bergantung pada orang tuanya dan biasanya masih mengonsumsi air susu ibu.
- Balita, merupakan singkatan dari bawah lima tahun.masa balita biasanya sudah dapat melakukan aktifitas yang ringan seperti berjalan, melompat, dan berbicara.
- Anak-anak, pada masa ini anak-anak sudah mulai mandiri dan dapat melakukan aktifitas sehari hari dengan sendiri.
- Remaja, adalah masa peralihan dari anak anak menuju dewasa, pada masa ini, manusia mulai mengalami pubertas, pubertas dialami laki laki dan perempuan sekitar usia 10 sampai 19 tahun.
- Dewasa, adalah sebuah masa Ketika manusia sudah melewati masa pubertas.manusia dewasa sudah dianggap mampu berfikir secara matang memulai berkeluarda dan memiliki keturunan.
- Lansia merupakan singkatan dari lanjut usia. Manusia akan mulai ada perubahan secara fisik, yaitu kulit mulai keriput,penglihatan dan pendengaran berkurang serta masa otot dan tulang menurun.
Selain itu menurut Ali Bin Abi tholib mendidik anak melalui 3 cara meliputi:
7 Tahun Pertama (usia 0-7 tahun) perlakukan anak sebagai raja
Pada usia ini, mendidik anak dengan sikap yang empati, lemah lembut, tulus dan sepenuh hati rasa saying, namun bukan berarti memanjakan anak berlebihan, tetaplah bersikap tegas dengan penuh kasih sayang.
Bahkan dalam usia ini anak akan menghabiskan banyak waktu untuk eksplorasi sehingga cenderung senang bermain. Jika ingin memberitahu atau menegur suatu hal, jangan dengan tindakan kasar atau di tempat umum, gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak tanpa adanya kekerasan.
7 Tahun Kedua (usia 7-14 tahun) perlakukan anak sebagai tawanan
Pada usia ini anak dapat diajarkan tentang kewajibannya karena sudah mulai memahami arti tanggung jawab dan konsekuensinya, kewajiban yang diberikan orang tua pada anak dapat berupa ajaran agama. Seperti kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu.
Sama halnya dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, beliau mulai memerintahkan seorang anak untuk melaksanakan sholat wajib mulai usia 7 tahun. Bahkan, orang tua diperbolehkan memberikan hukuman seperlunya jika anak berusia 10 tahun meninggalkan sholat.
7 Tahun Ketiga (usia 14-21 tahun) perlakukan anak sebagai sahabat
7 tahun ketiga terakhir saat anak telah akil baligh, usia 14 – 21 tahun. Orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak sebagai sahabatnya. Hal ini karena anak semakin tumbuh besar dari masa anak-anak menuju remaja dan akhirnya jadi dewasa. Bersikaplah layaknya sahabat juga ajak dia berdiskusi sehingga mereka dapat terbuka dalam segala hal pada orang tuanya.
Maka Cara mendidik anak yaitu:
1) Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.
2.) Jika engkau menasehati seorang anak, maka janganlah engkau sebutkan bagian dari dosanya, agar rasa malunya tidak menjadikannya keras kepala.
3) Jangan di tegur di depan umum karena sangat melukai perasaannya.
4.) Wajib atasmu menyayangi anakmu melebihi kasih sayangnya terhadapmu.
ditulis dari berbagai referensi.
*Mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang.