Sumber gambar: www.dokuprice.com

Judul buku                   : Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam dan Pesantren

Karangan                     : Ahmad Mutohar dan Nurul Anam

Jumlah halaman           : 266

Peresensi                     : Fitrianti Mariam Hakim*

Buku ini membahas modernisasi lembaga pendidikan, mulai dari modernisasi pendidikan Islam sampai pada modernisasi pesantren dalam prespektif Nurkholish Madjid. Pembahasan modernisasi pendidikan merupakan sesuatuyang sangat vital dan urgen sekali, karena modernisasi pendidikan merupakan ujung tombak dari modernisasi sebuah bangsa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pondok pesantren telah hidup sejak ratusan tahun silam serta menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Walaupun sudah berumur tua, pesantren menunjukkan kemampuannya yang cemerlang melewati berbagai zaman dengan kemajemukan masalah yang dihadapinya, baik masalah pendidikan, keagamaan, maupun masalah sosial. Bahkan, dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah memberikan andil yang sangat besar dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat.

Pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pondok tanah air telah banyak berperan dalam membentuk manusia Indonesia yang tidak lepas dengan nilai-nilai keagamaan dalam kesehariannya. Lembaga itu telah melahirkan banyak pemimpin bangsa Indonesia di masa lalu, kini dan agaknya masa mendatang. Lulusan pesantren telah berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.

Peran pesantren di masa lalu tampak paling menonjol dalam hal menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan mengusir penjajah. Di masa sekarang, peran mereka juga sangat jelas ketika pemerintah mensosialisasikan programnya melalui pemimpin-pemimpin pesantren. Peran pesantren di masa mendatang akan amat besar, misalnya, karena arus globalisasi dan industrialiasasi menimbulkan depresi dan bimbangnya pemikiran serta suramnya perspektif masa depan sehingga pesantren amat dibutuhkan untuk menyeimbangkan akal dan hati.

Untuk itu, modernisasi pendidikan merupakan ujung tombak dari modernisasi dalam sebuah bangsa. Sedangkan modernisasi pendidikan Islam merupakan salah satu pendekatan untuk penyelesaian jangka panjang berbagai persoalan umat Islam di masa-masa yang akan datang dan diyakini akan melahirkan suatu peradaban Islam modern. Tetapi modernisasi ini, harus diimbangi dengan sektor-sektor lain agar modernisasi pendidikan tidak akan mandul. Juga, harus tetap berpijak pada sumber utam pendidikan Islam itu sendiri, yakni Al Quran dan Hadis.

Modernisasi berasal dari kata modern  yang berarti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara berfikir yang sesuai dengan tuntunan zaman. Selanjutnya, modernisasi diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat yang bisa hidup sesuai dengan tuntunan masa kini. Nurcholish Madjid mengatakan, pembaruan merupakan proses untuk membebaskan diri dari tradisionalisme yang penuh dengan pola pikir dan tata kerja lama. Atau dengan kata lain, pembaruan (modernisasi) adalah lawan dari tradisionalisasi.

Mastuhu dalam bukunya, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren mengatakan, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam (tafaqquh fid din) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Dikatakan pula oleh Zamakhsyari Dhofier seorang cendekiawan dan penulis buku Tradisi Pesantren bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana pesantren dapat mengembangkan dan melabuhkan nilai-nilai yang ada di pesantren dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat? Serta dapat merumuskan nilai-nilai tersebut dalam konteks kekinian.

Pesantren adalah sebagai lembaga keagamaan Islam memiliki tugas untuk meletakkan konsep pendidikannya dalam kerangka nilai-nilai tersebut. Melalui sistem pendidikan pesantren, nilai yang sejatinya merujuk pada moralitas sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, akan diaktualisasikan dalam kenyataan konkret yang diharapi masyarakat.

Berbicara mengenai modernisasi pendidikan Islam, pesantren merupakan salah satu lembaga yang sedang berusaha untuk menyesuaikan diri untuk melakukan modernisasi agar bertahan di arus pendidikan umum. Karena banyak dari lembaga pendidikan Islam yang habis tergerus oleh ekspansi sistem pendidikan umum untuk tidak menyebutnya sebagai sistem pendidikan “sekuler”.

KH. Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur, membuat perbandingan bahwa pada masa silam, pesantren di Indonesia dapat merespon tantangan-tantangan zamannya dengan sukses dan sistem pesantren yang dikembangkan oleh kaum sufi baik di Malaysia maupun Thailand bagian utara sekarang, ini berarti ada langkah-langkah strategis yang ditenput pesantren dalam menaruh tekanan sistem sekolah sekuler dari barat.

Dalam hal ini, ada 3 nilai penting yang mengalami modernisasi di pesantren. Yaitu sistem nilai di pesantren, tujuan pendidikan pesantren, dan kurikulum pendidikan pesantren. Modernisasi ini dilakukan tidak lain adalah untuk menjada eksistensi pesantren juga sebagai pendekatan penyelesaian jangka panjang berbagai persoalan di amsa-masa yang akan datang.

Buku ini memiliki cover yang unik. Ditandai dengan 1 gambar jendela seakan memberikan sebua kesan bahwa modernisasi adalah membuka pintu kurikulum di pesantren sesuai dengan keadaan masa kini. Selain itu, kandungan dari buku ini, membahas mengenai definisi, eksistensi pesantren kian hari dan tahun.

Bahasa yang digunakan ringan sekali. Namun, ada dibeberapa bab, menurut saya, penjelasannya terlalu bertele-tele dan diulangi kembali. Namun, keunggulan dari buku ini adalah lengkap dengan catatan kaki dan memiliki referensi yang banyak sekali. Sehingga cocok dijadikan bahan ataupun sebagai referensi dalam sebuah kompetisi maupun menulis.


*Peresensi adalah Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.