Para pemateri dan moderator saat Diskusi Umum tentang pencegahan kekerasan seksual di Aula Kampus Fak. Tarbiyah Unhasy lantai 3 Tebuireng, Kamis (10/12/2015).
Para pemateri dan moderator saat Diskusi Umum tentang pencegahan kekerasan seksual di Aula Kampus Fak. Tarbiyah Unhasy lantai 3 Tebuireng, Kamis (10/12/2015).

tebuireng.online– BEM Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang, gelar diskusi umum, bekerja sama dengan WCC (Women’s Crisis Center) Jombang dan Australian Agency for International Development (AusAID), dengan tema Bergandengan Tangan Menghapus Kekerasan Seksual di Kabupaten Jombang di gedung aula Fakultas Tarbiyah lantai 3 pada Kamis (10/12/2015). Diskusi ini dihadiri oleh Wakil Rektor III Bapak Muhammad, M.H., Dekan Fakultas Tarbiyah Bapak Syamsuddi Aly M.Pdi., dan Wakil Dekan Tarbiyah Bapak Jasminto M.Pdi.

Diskusi dimulai pada pukul 09.00 WIB. Panitia menghadirkan empat pemateri, yaitu Istri Rektor Unhasy, Ibu Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid, anggota DPRD Komisi VIII Jombang Ibu Mulyani Puspita Dewi, S.E., M.H., Direktur Women’s Crisis Center Jombang Ibu Palupi Pusporini, S.H., dan Wakil Dekan Fak. Tarbiyah Bapak Jasminto M.Pdi. Ahmad Fadlurrohman bertindak sebagai moderator diskusi.

Dari keempat pemateri tersebut, dari sudut pandang yang berbeda memberikan pemaparan mengenai “kekerasan seksual”. Ibu Nyai Farida menjelaskan tentang bagaimana pesantren melihat dan merespon kekerasan seksual di kabupaten Jombang. Beliau berpesan bahwa jika ada kerjasama yang baik dan saling mengerti tentang kewajiban masing-masing maka disitu tidak akan ada kekerasan. Istri pengasuh Pesantren Terbuireng tersebut juga menegaskan bahwa Pesantren Tebuireng sangat menghindari kekerasan terhadap santri.

Selaras dengan itu penjelasan Ibu Mulyani Puspita Dewi. Sebagai anggota dewan, beliau mmeberikan penjelasan mengenai peran legeslatif dalam melindungi hak perempuan dan anak di kabupaten Jombang. “Kekerasan itu bukan hanya menyakiti, melukai dan menciderai, tapi menghina, mencerca, serta melemahkan juga termasuk kekerasan, sehingga menjalin kerjasama yang baik dalam berbagi peran sangatlah dibutuhkan,” ujarnya dalam forum diskusi.

Dalam hal ini, Ibu Pusporini sebagai Direktur WCC Jombang, memberikan solusi penanganan tindak kekerasan seksual. “Dilihat dari fakta yang ada bahwasanya korban kekerasan seksual banyak dialami oleh kaum perempuan namun tidak menutup kemungkinan laki-laki pun menjadi korban kekerasan seksual. Makanya, yang harus kita lakukan adalah menjaga diri serta waspada terhadap lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Unhasy mengambil peran dan bagian dalam upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan akademik. Hal ini dituturkan oleh Wakil Dekan, Bapak Jasminto. “Jika setiap orang sebelum menikah mempelajari pendidikan anak prenatal insyaallah tidak mungkin ada  kekerasan terhadapa anak”, terang beliau. Untuk itu beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa agar mempelajari sungguh-sungguh materi tersebut, agar sebagai calon pendidik masa depan, mereka mampu memberikan pengertian terhadap masyarakat tentang pentingnya pencegahan kekerasan. (taqi/abror)