Azmi dan Raffinda sesaat setelah menerima hadiah
Azmi dan Raffinda sesaat setelah menerima hadiah

tebuireng.online—Menjadi putra kiai, jangan harap mendapatkan perlakuan istimewa di Pesantren Tebuireng. Semua mendapatkan proses dan bimbingan yang adil dan sama. Ahmad Azmi Ahsantu Dzonni putra KH. Abdul Latief Badjuri Dempok Diwek Jombang, sama dengan santri yang lain, belajar, berlatih, berjuang dan berprestasi. Yang terbaru, ia sukses menyabet gelar juara III Lomba Pidato Nasional yang diadakan oleh Islamic Medical World Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Sabtu (12/12/2015).

Tebuireng yang diwakili oleh Kumpulan Da’i Tebuireng (Kudaireng) mengirimkan enam wakilnya dalam perlombaan tersebut. Diantaranya yang sukses mendulang prestasi adalah Ahmad Azmi Ahsantu Dzonni yang mendapat juara III dan Raffinda Dzulkarnaen yang mendapatkan harapan I. Azmi sangat senang dan bangga bisa mendapatkan prestasi terbaiknya selama ini, mengalahkan puluhan da’i muda dari berbagai daerah di Indonesia. Santri kelahiran Jombang ini mengaku tak kuasa menahan haru saat namanya disebut oleh pembawa acara sebagai juara III.

Sejak kecil ia mengaku senang mendengar ceramah dan pidato, baik di televisi, pengajian umum, atau melihat sang ayah, Kiai Latif berceramah. Anak terakhir dari tiga bersaudara ini sejak awal masuk Pesantren Tebuireng sudah langsung tertarik dengan Kudaireng. Namun, dengan pencapaian gemilangnya ini ia tak lantas merasa cukup. Ia berniat terus berusaha, belajar, dan berprestasi.

Untuk itu di tahun akhirnya nyantri di Tebuireng, ia hendak gunakan sebaik-baiknya untuk berproses bersama Kudaireng yang telah menggemblengnya untuk menjadi da’i muda. Baginya, prestasi di atas panggung bukanlah segalanya, karena menurutnya hal yang terpenting adalah menjadi insan bermanfaat di masyarakat, mengislamkan orang Islam yang belum “Islam”, dan terus berdakwah kapanpun dan dimanapun.

Dalam perlombaan itu, ia mengangkat tema “Teladan Rasulullah SAW”. Tema ini tentunya sesuai dengan salah satu tema besar yang diusung panitia lomba, yaitu Hubungan Akhlakul Karimah dan Indonesia. Dalam pidatonya pria yang juga penyuka olahraga ini, memaparkan teladan Rasulullah dalam membangun umat dan negara dengan akhlakul karimah. Menurutnya negeri ini sekarang sudah krisis keteladanan, krisis akhlak mulia, dan mengalami degradasi moral, sehingga perlu adalah revolusi akhlak, seperti yang dilakukan Rasulullah SAW.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pembina Kudaireng, Ustadz Ali Musthofa mengaku sangat bangga dan senang dengan pencapaian kader-kadernya tersebut. Selama ia mampu, ia akan terus mengawal dan membina para calon da’I muda Tebuireng untuk terus berproses dan mencari ilmu. Hingga hari ini, Kudaireng sudah mengantongi 91 gelar juara sejak didirikan pada 2008 lalu. Ia berharap kedepan, para santri anggota Kudaireng mampu berkiprah di masyarakat dan menyebarkan nilai-nilai Islam, sehingga kegiatan Kudaireng bukan hanya dirasakan oleh para santri tapi bisa dirasakan juga oleh masyarakat.

Khoirunnas anfau’uhum li al-naas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain). Malu seribu kali di pesantren lebih baik daripada malu sekali di masyarakat,” kata Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tersebut menyampaikan semboyan Kudaireng. (abror)