ilustrasi membaca al-Quran

Oleh: KH. Musta’in Syafii

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَسْلِيمًا كَثِيْرًا

اتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ  فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (الاحقاف:15)

Melanjutkan konsep Al-Qur’an tentang panduannya bagi orang yang sudah berusia 40 tahun. Dan bahasan kutbah kali ini adalah panduan yang ke-34. Ada enam panduan untuk bagi mereka yang telah berusia 40 tahun. Dalam hal ini kita akan membahas panduan yang ketiga, yakni وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ (semoga amal saya diridai Allah). Hidup berstadnar Tuhan yang mendasar adalah teologis; prespsi keimanan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tepat pada bulan ini—Desember—di mana sosok Isa Ibn Maryam AS. Dalam Al-Qur’an tidak ada nabi yang disebut sekaligus orang tuanya kecuali Isa. Itu artinya sebuah ketegasan dari Allah bahwa Isa bukan anak Tuhan. Meskipun secara teologis menuhankan selain Allah itu sudah lama ada. Orang-orang zaman Nuh tidak puas dengan tuhan Allah yang disampaikan Nuh, mereka membuat patung orang shaleh. Saat itu, ada beberapa berhala yang diagungkan oleh mereka; Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasar. Sehingga sebab doa Nuh semua orang dibinasakan melalui banjir super besar. Maka saat zaman Nabi Nuh dan kaumnya diselamatkan oleh Allah umat di dunia bertuhan Allah saja.

Namun, lama-kelamaan sama benih kemusyrikan juga tumbuh lagi. Seperti Fir’aun juga dihabisi oleh Allah, begitupun Namrud. Kemudian ada sosok Isa yang dianggap oleh kaum Yahudi adalah anak zina yang harus dibunuh. Tetapi oleh orang Nasrani Isa dianggap sebagai anak tuhan yang akan menyelamatkan. Setelah itu Islam hadir dengan pandangan objektif terhadap Isa. Apa pun alasannya, maka akan terbantahkan secara rasional. Pertama, Allah menyebut Huwa al-Awwal. Tidak mungkin makhluk dulu, baru penciptanya. Untuk itu bahasa Al-Qur’an Huwa al-Awwal adalah zat yang pertama. Berapa pun saja angkanya, satu juta pun, itu berasal dari angka satu.

Tulisan, angka, dan lukisan itu berasal dari satu titik. Sehingga teologi-teologi yang dibangun secara rasional oleh Al-Qur’an itu pasti diterima dunia akademik. Yang menggemberikan adalah perespon agama Islam itu dari kalangan menengah ke atas; ilmuwan dan akademisi. Dan jumlah umat Islam saat ini sudah 1,9 Milyar dari total penduduk dunia sebanyak 7,8 Milyar atau 24,2 %.

Oleh karena itu, bagaimana mungkin seorang Fir’an mengaku tuhan? Lalu orang-orang sebelum Fir’aun bertuhan siapa? Mungkin Isa dianggap tuhan karena kelahirannya dianggap aneh. Allah mendemonstrasikan kekuasaan-Nya dengan sangat indah. Allah ingin memberi tahu bahwa Ia sangat berkuasa mampu menciptakan manusia hanya dengan seorang ibu, tanpa bapak. Adam AS diciptakan tanpa bapak dan ibu, begitu pula Hawa. Jika kelahiran Isa tanpa bapak dianggap menjadi pembenaran sebagai tuhan, maka harusnya yang paling layak dianggap tuhan adalah Adam karena terlahir tanpa ayah dan ibu.

Ini bukan untuk menyinggung agama lain, tetapi untuk memantapkan keimanan kita. Bahwa teologi agama Islam itu tidak pernah bisa digugat dengan prespektif apa pun. Karena itu yakinlah bahwa kita menjadi hanifan musliman. Mudah-mudahan khutbah kali ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Transkip: Yuniar Indra Yahya