Sumber gambar: http://mim.or.id/menyucikan-jiwa-dengan-taubat/

Oleh: Devi Yuliana*

Sebagai manusia biasa, kita sulit terlepas dari sebuah dosa. Dosa tersebut ada kalanya berupa dosa kecil dan ada kalanya dosa besar. Tak mungkin bagi kita untuk menghindarinya bila ternyata kita sendiri tak tahu sebab asal muasal dosa tersebut. Dosa pada umumnya disebabkan oleh gelapnya hati yang tak mampu menerima nur Ilahi. Dalam kitab Nasoihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqolani dijelaskan bahwa kegelapan ada lima, sedangkan penerangnya juga ada lima.

Kegelapan yang pertama ialah dunia. Karena jika seorang tidak berhati-hati dengan dunia, maka ia akan bisa masuk ke dalam perkara syubhat, lalu ke pekara makruh, bahkan bisa sampai ke perkara haram. Imam Baihaqi berkata “ حبّ الدنيا رأس كلّ خطيئة” cinta kepada dunia adalah pokok dari segala kesalahan. Adapun penerang dari kegelapan dunia ialah sifat taqwa, yakni taat kepada Allah dan menjauhi perkara yang dapat menimbulkan siksa.

Kegelapan yang kedua ialah dosa dan adapun penerangnya ialah taubat. Terdapat hadis yang menjelaskan bahwa barangsiapa ketika melakukan dosa, maka akan terdapat titik hitam di dalam hatinya. Adapun ketika ia bertaubat dan beristighfar, maka titik tersebut akan menghilang. Dan adapun jika ia kembali melakukan dosa, maka titik tersebut akan bertambah hingga menutupi hatinya.

Kegelapan yang ketiga ialah kuburan. Dan adapun pencerahnya ialah kalimat “Laa ilaha illa Allah”. Diceritakan bahwa ada 7 perkara yang bisa menerangi hati yakni, ikhlas dalam ibadah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung persaudaraan, tidak menyia-nyiakan umurnya dalam kemaksiatan, tidak mengikuti hawa nafsunya, bersungguh-sungguh dalam ketaatan, dan memperbanyak dzikir.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kegelapan yang keempat ialah akhirat karena dahsyatnya. Adapun penerangnya adalah amal sholeh. Akhirat menjadi suatu kegelapan apabila kita tidak mempersiapkannya dengan baik. Bagaimana kita bisa memiliki bekal untuk esok kelak bila pada saat ini kita masih senang hura-hura tanpa memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Kegelapan yang kelima ialah jembatan Shirath adapun penerangnya ialah sifat yakin. Yakin di sini bila kita telah beramal dengan baik dan bersungguh-sungguh semasa kita di dunia. Jika kita tidak punya amal baik selama di dunia maka kita akan ragu ketika kita akan melewatinya. Keraguan itulah yang menyebabkan kita mudah tergelincir di dalamnya.

Wallahua’lam


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari