Beberapa tokoh dan alumni hadiri launching buku “Gus Sholah Kembali ke Pesantren” di hotel Santika Surabaya. (Foto: Nun)

Tebuireng.online— Barisan Gus dan Santri (BaGus) bersama Pustaka Tebuireng menyelenggarakan launching dan bedah buku “Gus Sholah Kembali ke Pesantren (Kiai Teknokrat Menjawab Keraguan Masyarakat” di Hotel Santika Surabaya, Jumat (13/3/20).

Acara launching dan bedah buku ini menjadi bagian agenda memperingati 40 hari wafatnya Gus Sholah. Beberapa tokoh hadir dalam kegiatan ini, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Pemerhati Sosial, Prof. Nasihin Hasan, Politisi senior PPP, KH. Masykur Hasyim, dan alumni Tebuireng, Mukhlas Syakur.

Buku yang dilaunching ini menjelaskan tentang bagaimana Gus Sholah sebagai kiai teknokrat menjawab keraguan masyarakat, baik dari segi kehidupan sosial, pendidikan, ekonomi, dan politik.

“Gus Sholah adalah buku tebal, membaca beliau harus utuh, teliti, dan kritis serta dengan sudut pandang yang luas misalnya, dalam hal literasi beliau tumbuh hidup dalam lingkungan yang sangat subur literasinya KH. Abd Wahid Hasyim dan Gus Sholah adalah generasi unggul dan tumbuh di bumi yang subur,” ungkap Ahmad Faozan, ketua Pustaka Tebuireng, saat diwawancarai di Hotel Santika Surabaya.

Selain Ahmad Faozan, perwakilan panitia, Yusuf menjelaskan dalam sambutannya tentang alasan mengapa acara launching buku ini dilaksanakan di Hotel Santika Surabaya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Diadakan acara launching di hotel Santika dikarenakan pada saat dulu selama 6 bulan Gus Sholah berjuang menjadi cawapres berada di hotel ini, dan tujuan dari adanya acara ini supaya mentradisikan kegiatan Gus Sholah sehingga kita ingin menggali khasanah intelektual dari beliau,” ungkapnya di hadapan peserta.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan BaGus (Barisan Gus dan Santri), KH. Agus Zaki Hadzik yang akrab disapa Gus Zaki memberikan sambutan yang banyak membahas tentang tokoh Tebuireng dan peran Pesantren Tebuireng.

“Sebagai seorang santri terutama santri Tebuireng harus menjadi seorang macan yang bisa hidup di tengah masyarakat. Jika kita ingin menjadi seorang macan harus bisa meniru kehidupan seorang kiai seperti yang dicontohkan oleh KH. Hasyim Asy’ari,” dalam sambutannya, Gus Zaki menyebut beberapa tokoh berperan penting, termasuk perjuangan dan jasa Gus Sholah selama hidup.

Usai pembacaan doa dan tahlil serta sambutan, panitia menyerahkan secara simbolis buku “Gus Sholah Kembali ke Pesantren” kepada Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak yang juga menjadi pembuka acara ini.

Pewarta: Yasinta