tebuireng.online— Ratusan Santri Pondok Pesantren al-Inayah Gunungsindur Bogor mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng pagi tadi (22/12). Kunjungan civitas pesantren tersebut bertujuan untuk silaturahmi kepada keluaga besar Pondok Pesantren Tebuireng sekaligus menziarahi makam masyayikh Tebuireng.
Dengan mengendarai tiga bus pariwisata besar, para pengurus, asatidz, dan santriwan-santriwati Pesantren al-Inayah langsung disambut oleh para petinggi Pesantren Tebuireng di Aula Bachir Ahmad Gedung Yusuf Hasyim Lt 2. Terlihat yang hadir, KH. Ir. Irfan Yusuf, Wakil Pengasuh bidang kepesantrenan, KH. Fahmi Amrullah, Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Putri, H. Ainur Rofiq, Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Putra, H. Lukman Hakim, pengurus Majlis Tahkim, Pembantu Rektor Univeristas Hasyim Asy’ari(UNHASY), H. Muhsin, para asatidz dan pengurus yang lainnya.
H. Asnawi selaku perwakilan dari Pesantren al-Inayah mengucapkan terima kasih atas sambutan dan jamuan para pengurus Pesantren Tebuireng. Dia menegaskan tujuan kegiatan ini adalah murni adalah belajar, silaturahmi dan ziarah. “Kita mengharapkan mauidhoh, wejangan, dan belajar tentang kepesantrenan sebagai bahan koreksi dan pembelajaran bagi kami”, ungkapnya.
Perwakilan tuan tamu adalah KH. Irfan Yusuf sebagai Wakil Pengasuh bindang kepesantrenan. Gus Irfan menjelaskan bahwa Tebuireng yang lahir pada tahun 1899 ini berawal dari keresahan KH Hasyim Asy’ari dengan kondisi masyarakat yang saat itu seharusnya sejahtera kerena berada dekat denga pabrik besar dan tanah pertanian yang subur. Masyarakat malah tetap dalam kemiskinan dan degradasi moral. “Tebuireng adalah sarang kemaksiatan. Tapi Hadratusyekh bisa merubahnya menjadi pesantren”, ungkapnya.
KH. Fahmi Amrullah yang berkesempatan menyampaikan mauidhoh hasanah menerangkan tentang lima dasar Pesantren Tebuireng yaitu ikhlas, jujur, kerja keras, tanggung jawab, dan tasamuh. Dengan keikhlasan bagaimana Mbah Hasyim bisa mendirikan pesantren ini. dengan keikhlasan bagaimana para Kyai dan santri bisa memukul mundur tentara NICA melalui resolusi jihad. Gus Fahmi Juga memaparkan bahwa selain ikhlas nilai kejujuran juga harus ditanamkan sejak dini supaya generasi muda adalah generasi yang berkualitas.
Kerja Keras dan tanggung jawab menurut beliau adalah kunci keberhasilan. Sedangkan tasamuh adalah sikap toleransi, tenggang rasa dan saling menghormati perbedaan. “Pesantren Tebuireng itu sangat tasamuh. bahkan setiap tahun calon pastur nyantri disini. Aliran radikal lagi”, cerita beliau.
Acara dilanjutkan dengan dialog dan tukar menukar informasi antara dua pesantren tersebut. Dalam dialoh tersebut juga dibahas masalah program dan sistem pendidikan yang diberlakukan oleh kedua pesantren. Selain itu H. Muhsin juga bersempatan menerangkan secara umum tentang Universitas Hasyim Asy’ari. (abror)