siswa MA Salafiyah Syafiiyah Tebuireng, raih juara lomba tausiyah Ramadan di Korea Selatan.

Tebuireng.online– Kumpulan Da’i Tebuireng atau akrab disebut Kudaireng, berhasil meraih juara dalam lomba Tausiyah Ramadan yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan.

Lomba tausiyah ini bertema “Mensyi’arkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di Tengah Masa Pandemi”, yang mana tema tersebut bisa dijadikan materi tausiyah baik dari sudut pandang fiqih, ushul fiqih, sejarah, aqidah, akhlak, dan muamalah.

Lomba tersebut dikhususkan kepada santri baik laki-laki maupun perempuan berusia 15 -19 tahun (tingkat MA/SMA sederajat).

Adapun teknik pengumpulan videonya ialah peserta merekam tausiyah dalam bentuk video dengan durasi maksimal 15 menit dengan menyertakan logo PCINU Korea Selatan dari awal sampai akhir video.

Waktu pengumpulan video antara tanggal 1 April – 30 April 2021 dan diumumkan pada 9 Mei 2021. Hal ini membuktikan bahwa dalam kondisi pandemi seperti saat ini pun tidak menghalangi untuk tetap berkarya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari Kudaireng mengirimkan tiga delegasi yaitu; Dimas Setyo Nugroho, M. Nuril Mas’udin, dan Tubagus Nur Sayyid. Ketiganya merupakan delegasi dari Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng kelas XI Salaf.

Dari 115 peserta, Dimas meraih peringkat ke-2. Ustadz Ahsantu Dhonni Pembina Kudaireng mengungkapkan bahwa selama masa pandemi ini cukup sering Kudaireng megikuti event secara virtual.

“Semoga Kudaireng ke depannya bisa selalu istikamah dan bisa lebih maju mengikuti perkembangan zaman”, harapnya.

Dimas Setyo Nugroho peserta juara kedua dalam ajang tersebut mengaku tak mudah untuk sampai pada titik ini. Terutama baginya yang belum berpengalaman dalam mengikuti lomba tausiyah. Untuk kali pertama pula ia menjadi juara bidang tausiyah.

“Kalau juara alhamdulillah saya pas waktu kelas 10 Aliyah pernah juara baca berita yang diadakan oleh universitas terbuka pas ada cak nun di Tebuireng. Kalau bentuk lomba tausiyah baru kali ini, kalau pidato udah dua kali”, ungkapnya.

Karena info lomba tersebut dari sekolah, maka sekolah memberikan fasilitas agar siswa yang mengikuti lomba bisa mencari referensi di youtube.

Selain itu, Dimas konsultasi ke pembina Kudaireng juga dibantu oleh temannya dalam penyusunan teks, untuk kemudian dihafalkan. Setiap malam Dimas latihan dari kamar sana ke kamar sini.

“Mungkin ini kemenangan untuk saya, tapi ini kemenangan untuk kita semua juga”, terangnya.

Selanjutnya Dimas mengajak para santri khususnya anak Kudaireng untuk saling belajar, saling sharing, dan ngaji. Sebab selama giat belajar insyaAllah bisa.

“Mari kita saling membantu saling belajar insyaAllah kita bisa, terutama untuk anak Kudaireng semangat belajarnya, latihannya jangan bolos, kalau ada acara ikut,” pesannya yang juga ditujukan pada dirinya sendiri. 

Pewarta: Rafiqatul Anisah