sumber foto: www.vebma.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Lailatul Qadar merupakan suatu malam yang dirindukan oleh setiap muslim. Malam yang lebih baik dari seribu bulan, sehingga umat muslim memiliki kesempatan untuk melampaui umat sebelumnya dalam nilai ibadah, meskipun umurnya lebih singkat.

Pada malam itu keamanan dan keselamatan menyatu dalam diri orang-orang beriman, dan mereka mendapatkan ucapan salam terus menerus dari para Malaikat.

Para ahli ibadah merasakan ketentraman hati, lapang dada, dan lezatnya beribadah di malam istimewa itu yang tak pernah di dapatkan pada malam-malam selainnya.

Lailatul Qadar adalah malam yang terbebas dari keburukan dan kerusakan. Pada malam itu pula banyak dilaksanakan ketaatan dan perbuatan baik. Pada malam itu penuh dengan keselamatan dari adzab.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sedangkan setan tidak bisa menggoda sebagaimana keberhasilannya pada selain malam itu, maka malam itu seluruhnya berisi keselamatan dan kesejahteraan. Firman Allah Ta’ala:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Qs. Al Qadar: 5)

Selain malam yang lebih baik dari seribu malam, Lailatul Qadr juga memiliki keistimewaan yang luar biasa. Karenanya mendapatkan Lailatul Qadr menjadi dambaan insan beriman, karena di dalamnya Allah turunkan rahmat dan keberkahan. Hadits Nabi menjelaskan:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa qiyamullail pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits tersebut menunjukkan sungguh Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Seseorang yang melakukan qiyam lail pada malam Lailatul Qadr akan diampuni dosanya yang telah lalu. Qiyam lail disini bisa shalat, membaca al Quran, berdzikir, iktikaf ataupun amal sholeh lainnya.

Begitpun dengan orang yang sedang bekerja atau berjuang dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Ia tetap mempunyai kesempatann dalam mendapatkan indahnya Lailatul Qadar. Jikalau ia tak bisa memperbanyak shalat, membaca al Quran atau iktikaf di masjid, ia tetap bisa berdzikir mengingat ke-Esa-an Allah.

Dalam Lathaif Ma’arif dijelaskan bahwa musafir dan wanita haid pun bisa mendapatkan Lailatul Qadr. Yang terpenting adalah bagaimana membuat amalan sholeh tersebut diterima di sisi Allah. Entah berbentuk apapun amalan tersebut.

Bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga juga merupakan ibadah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen).

Dengan demikian, seseorang yang sedang bekerja atau mencari nafkah untuk keluarga tetap bisa mendapatkan Lailatal Qadr. Niatnya ditata sedemikian rapi, hati selalu mengingat dan mengagungkan Allah. yang demikian juga disebut dengan qiyamul lail atau qiyam ramadhan.


*Alumnus PP Putri Walisongo Cukir Diwek Jombang