sumber gambar: https://www.dream.co.id

Oleh: Zaenal Karomi*

Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu saat naiknya matahari setinggi tombak sampai waktu zawal as syams (menjelang waktu dhuhur). Jumlah rakaat yang kita kerjakan minimal dua raka’at, boleh empat raka’at, dan paling utama delapan raka’at. Shalat Dhuha sangat dianjurkan untuk dilaksanakan karena memiliki banyak keutamaan. Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam kitab Fathul Muin halaman 254 menjelaskan sebagai berikut;

(و) يسن ( الضحى ) لقوله تعالى {يسبحن بالعشي والإشراق} قال ابن عباس صلاة الإشراق صلاة الضحى روى الشيخان عن أبي هريرة رضي الله عنه قال أوصاني خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث صيام ثلاثة أيام من كل شهر وركعتي الضحى وأن أوتر قبل أن أنام

“Shalat Dhuha disunahkan berdasarkan firman Allah yang artinya: ‘bertasbih bersama dia di waktu sore dan pagi.’ Ibnu Abbas menafsirkan lafad israq adalah shalat Dhuha. Imam Bukhori- Muslim meriwayatkan hadis dari Abi Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah berwasiat tiga hal kepadaku: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha 2 raka’at, dan shalat Witir sebelum tidur.”

Wasiat tersebut tidak hanya khusus bagi Abi Hurairah, tetapi berlaku bagi seluruh umat Nabi Muhammad karena dalam redaksi hadis lain disebutkan banyak rahasia dan keutamaan dalam shalat tersebut. Untuk itu Allah menjanjikan 3 hal bagi hambaNya yang rajin mengerjakan shalat Dhuha. Apakah itu? Yuk kita simak selengkapnya:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pertama, shalat Dhuha sebagai shadaqah. Yang dimaksudkan dengan shadaqah ini bukan berupa harta, namun berupa amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Mencukupkan dari itu semua dengan menjalankan dua rakaat yang dilakukan dalam waktu Dhuha. Sebagaimana keterangan hadis dalam kitab Riyadhus Sholihin halaman 249:   

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى.

“Dari Abi Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: di setiap pagi, ada kewajiban di setiap ruas anggota tubuh kalian yang harus dikeluarkan untuk shadaqah. Maka setiap bacaan tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid (bacaan allhamdulillah) adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, dan perintah/mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah shadaqah. Dan dapat mencukupi untuk itu semua, dua rakaat yang dilakukan pada waktu dhuha.” (HR. Muslim)

Kedua, dalam hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat Dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah. Sebagaimana keterangan hadis di bawah ini

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، عَنِ النَّهَّاسِ بْنِ قَهْمٍ ، عَنْ شَدَّادٍ أَبِي عَمَّارٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى ، غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ , وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.

“Dari Abi Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: barangsiapa yang menjaga shalat Dhuha, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih (gelembung-gelembung kecil) di lautan.” (Sunan Ibn Majah juz 2 halaman 393)

Ketiga, Allah akan memberikan kecukupan rizki dalam kebutuhan sehari-hari baik berupa materi maupun non-materi. Keutamaan ini diterangkan dalam hadis qudsi yang kualitas sanadnya shahih menurut Imam as-Suyuthi.

قال الله تعالى يا ابن ادم لا تعجزن عن أربع ركعات في أول النهار أكفيك أخره

“Allah Ta’ala berfirman: wahai anak Adam, sungguh jangan kamu meninggalkan empat roka’at di awal siang. Maka aku akan cukupkan di akhir siangnya.’’ (Jami’us Shagir juz 2 halaman 81)

Semoga bermanfaat dan bisa dipahami dengan baik sehingga kita dapat lebih istikamah dalam menjalankan ibadah shalat Dhuha yang nantinya akan membawa kita pada kelapangan dalam segala hal dan diberikan jalan solusi dari permasalahan yang sulit. Wallahu ‘alam bisshowab.

*Penulis adalah santri Pondok Putra Pesantren Tebuireng.