Sumber foto: http://nashoihulibaad.blogspot.com/2016/07/anjuran-duduk-dengan-ulama.html

Oleh: KH. Fawaid Abdullah*

Ulama disini, sejauh yang saya pahami dalam beberapa referensi dan yang termaktub didalam kandungan kitab Nashoihul ‘Ibad adalah mereka, yaitu hamba Allah yang ‘Alim di dalam ilmu agama, menjaga muru’ah, dan memiliki sanad ilmu yang jelas.

Sanad keilmuan itu dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuannya serta istikamah di dalam amaliah keagamaannya. Sederhana kehidupannya,  bahkan zuhud dan wara’ sifatnya. Itulah yang dinamakan Waratsatul Anbiyaa, pewaris para Nabi.

Sebagai pewaris Nabi, maka sudah sepantasnya dan sepatutnya ulama itu menjaga segala apa yang dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi. Apa saja, baik kehidupan rumah tangga, kehidupan bertetangga, amaliah muamalahnya, bahkan sampai pada sikap bermasyarakat dan bernegara (berpolitik), juga harus mencontoh Nabi. Itulah ulama yang sesungguhnya. Bukan abal-abal, apalagi karbitan.

Lalu, apakah ulama harus kiai yang memangku pondok pesantren? Menurut saya, Ulama itu tidak harus memangku pondok pesantren, karena yang dijadikan ukuran adalah keilmuan agamanya, kealimannya, kesederhanaannya, muru’ah (perilakunya), zuhudnya dan lain-lain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ulama yang seperti ini yang harusnya menjadi panutan umat. Menjadi rujukan dan teladan bagi Ummat. Tidak dilihat dari pakaiannya, glamornya, borjunya. Ulama juga tidak Mengedepankan ego pribadi daripada masyarakat dan umat. Kalau ada yang mengaku ulama tapi mementingkan ego pribadi maka jelas tidak sesuai dengan definisi ulama yang dimaksud di dalam tulisan saya ini.

Baginda Rasulullah SAW bersabda:

ﺳﻴﺎٔﺗﻲ ﺯﻣﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍٔﻣﺘﻲ ﻳﻔﺮﻭﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ،ﻓﻴﺒﺘﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺜﻼﺙ ﺑﻠﻴﺎﺕ ﺍٔﻭﻻﻫﺎ ﻳﺮﻓﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺒﺮﻛﺔ ﻣﻦ ﻛﺴﺒﻬﻢ
ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻳﺴﻠّﻂ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺳﻠﻄﺎﻧﺎ ﻇﺎﻟﻤﺎ ﻭﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﻳﺨﺮﺟﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﻐﻴﺮ ﺍٕﻳﻤﺎﻥ

“Akan datang satu masa  dimana umatku akan lari (berpisah) dari ulama dan ahli fikih; maka Allah akan memberikan dan menurunkan tiga bencana:

1. Allah akan mengangkat barokah dari usaha mereka,

2. Allah akan turunkan pemimpin yang dhalim,

3. Allah akan keluarkan dari dunia dengan tanpa bekal Iman.

Maka, jangan sampai kiata menjauhi ulama, karena ulama itu pewaris para Nabi. Pewaris sifat-sifat Nabi, akhlak Nabi, kesederhanaan, keikhlasan, serta seluruh apa saja yang melekat kepada kepribadian dan kehidupan para Nabi, itulah inti dari “al Ulama Waratsatul Anbiyaa” (ulama adalah pewaris para Nabi).

*Disarikan dari kitab Nashaihul Ibad

*Khadim Pesantren AL-AULA Kombangan Bangkalan Madura