Tebuireng.online— Dalam acara Webinar KPI Unhasy, Willawati sebagai pemateri yang merupakan Founder Pengajian SOUL Jakarta, mengungkapkan bahwa yang menjadi kendala terkait dakwah selama ini diantaranya adalah belum adanya pendakwah atau pengajian yang dapat memfasilitasi masyarakat non-muslim yang ingin mengetahui Islam.

Menurutnya hal ini terjadi terutama di kota-kota besar, sedangkan dai dan oran-orang NU (Nahdatul Ulama) berada pada zona nyamannya masing-masiing, yakni berdakwah di kalangan pesantren. Hal ini disampaikan dalam seminar “Tantangan Dakwah Era Kontemporer: Adu Kuat Otoritas Agama di Media Sosial” pada hari Sabtu melalui aplikasi Zoom (19/9).

“Kenapa tidak ada? Karena teman-teman NU cukup nyaman dengan berdakwah di lingkungan sendiri,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Bendahara Yayasan Unhasy tersebut meminta dai dari NU agar meluaskan dakwahnya kepada zona-zona  non-pesanten agar banyak yang mendapatkan manfaat dari apa yang disampaikan.  

“Tolong, keluar dari zona nyaman kita, karena kalau kita hanya mengajar dan berdakwah di lingkungan kita di pesantren maka yang akan menerima ilmunya hanya teman-teman kita,” ungkapnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ia mengungkapkan bahwa banyaknya orang yang mengikuti non-NU dari aktor dan aktris daripada NU, disebabkan oleh NU yang  sulit untuk diakses dibandingkan dengan non-NU serta mudahnya jawaban untuk menjawab pertanyaan batin mereka.

“Banyaknya artis yang mengikuti non-NU karena akses dan penyampaiannya yang mudah, sementara akses untuk mendapatkan kajian dari NU sulit selain harus datang ke pesantren,” imbuhnya.

Selanjutnya menghadapi kendala-kendala dalam dakwah seperti disebutkan Willawati, Gus  Ulil dalam sesi pertanyaan menyatakan bahwa dalam sektor digital, NU dengan jumlah yang banyak namun selalu datang belakangan, menurutnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

“NU dalam modern late comer, selalu datang belakangan. Tapi karena jumlah mereka yang besar begitu datang mereka akan mengisi ruangan secara dominan, jadi tak perlu khawatir,” ungkap Gus Ulil Abshar. 

Untuk diketahui kegiatan Webinar ini diprakarsai oleh Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Hasyim Asy’ari. Turut hadir Gus Ulil Abshar Abdalla sebagai keynote speaker, Advan Navis Zubaidi, Willawati, dan Wahyu Ilaihi sebagai pemateri, serta Muhammad As’ad sebagai moderator.

Pewarta: Afifah Rusyda