Oleh: Umdatul Fadhilah*
Muslimah dan fashion adalah dua hal yang amat menyatu. Perempuan pada umumnya menyukai fashion. Dalam bahasa Inggris fashion berarti mode. Menurut KBBI mode yaitu ragam (cara, bentuk) yang terbaru pada suatu waktu tertentu (tentang pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya).
Di negara maritim ini, diksi fashion umumnya digunakan pada model pakaian terbaru. Biasanya lebih condong pada perempuan, yang menyajikan berbagai model bentuk pakaian beraneka rupa. Para designer tak henti untuk selalu menelurkan model-model terbaru.
Selain itu, berbagai brand juga muncul menampilkan keapikan produk mereka. Selain memiliki kualitas bahan diatas rata-rata, modelnya pun tidak pasaran, pada umumnya. Meski begitu, semua memiliki harga yang sepadan.
Tak dipungkiri, muslimah dinilai anggun saat mampu memadupadankan ragam busana. Apalagi bila yang dipakai model terbaru dan branded. Lalu, sebagai perempuan muslimah haruskah paham fashion? Sedangkan Islam sendiri mengajarkan arti kesederhanaan. Dalam kalangan santriwati di pesantren, khususnya, informasi berbagai brand fashion telah menyebar. Masuk pada ruang-ruang kamar yang bergerumbul membicarakan model terbaru dari brand ini.
Tidak ada yang salah dari hal tersebut, selama dinilai mampu. Tidak memaksakan kocek dan diniati bukan untuk riya’. Semua boleh-boleh saja, baik untuk membicarakan maupun bercita-cita memilikinya. Asal manfaat, maka tidak mengapa. Pun sebaliknya. Mengetahui dan memahami amat sangat secara detail tentang brand tertentu tetapi tidak membeli, tidak mengapa. Bahkan seperti lebih baik, meski paham namun tetap berpakaian sederhana.
Tujuan mengenal fashion bukan hanya untuk mempercantik diri saja. Melaluinya, muslimah dapat dilihat dari caranya menggunakan pakaian. Tak mesti harus branded. Asal rapi, cocok, serta nyaman. Sudah cukup dinilai anggun.
Membludaknya ragam busana di kalangan santriwati di satu sisi sangat amat menguntungkan produsen pakaian, juga tampak begitu merogoh kocek konsumen. Meskipun begitu, tetap bisa menjadikan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan bagi keduanya. Konsumen memperoleh kepuasan batin.
Tak ada salahnya para muslimah untuk memahami berbagai macam fashion. Selama mengandung nilai pengetahuan. Penting tidaknya muslimah untuk memahami fashion, kembali ke pribadi itu sendiri. Seperti dalam pepatah, “Jangan menilai buku hanya dari sampulnya”. Tentu, isi diri atau akhlak itu sendiri jauh lebih penting dari hal-hal di atas, yang bersifat duniawi.
*Mahasiswi Universitas Hasyim Asy’ari