(kiri) Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz memberikan sambutan.

Oleh: KH. Abdul Hakim Mahfudz*

76 tahun yang lalu, 17 Agustus 1945 Indonesia diproklamirkan sebagai negara merdeka. Dan Tebuireng tahun ini mengusung tema “Santri sebagai penerus perjuangan KH. M. Hasyim Asy’ari, Islam Tegak, Indonesia Jaya”.

Kenapa bisa dikatakan begitu? (Islam Tegak, Indonesia Jaya). 76 tahun yang lalu, jumlah muslim di Indonesia sudah 95% dari totol penduduk. Jadi pergerakan umat Islam sangat menentukan arah perjuangan Indonesia. Islam sudah lama masuk ke Indonesia, buktinya beberapa waktu lalu, ketika Presiden Joko Widodo meresmikan titik nol di Tapanuli, ditemukan sebuah jejak sejarah berupa makam. Makam itu bernisan Syeikh Mahmud, yang merupakan salah satu utusan Rasulullah. Maka, ada dugaan kuat bahwa Islam masuk sejak zaman Rasulullah.

Hingga kemudian agama Islam mayoritas dipeluk oleh penduduk Indonesia yang berpaham Ahlusunnah wal Jamaah. Lalu dikatakan oleh Hadratussyeikh M. Hasyim Asy’ari dalam Risalah-nya, semenjak tahun 1330 H/1900 M mulailah muncul paham-paham Islam bukan Aswaja. Karenanya banyaknya berbagai ormas, seperti Al-Irsyad, Boedi Oetomo, Syarekat Islam. KH. M. Hasyim Asy’ari merasa khawatir nantinya umat Islam akan terpecah-pecah. Akhirnya, munculah Nahdlatul Ulama sebagai wadah berkumpul dan perjuangan umat Islam.

Upaya penyatuan umat Islam paling terlihat saat tahun 1937, atas pendirian Majelis Islam A’la Indonesia. Yang diisi oleh berbagai ormas, mulai dari NU, Muhammadiyah, Pesis, Syarekat Islam. Kekuatan inilah yang ditakuti oleh Belanda dan Jepang. Mereka memandang pengaruh ulama di Indonesia sangat-sangat kuat. Terutama Pesantren Tebuireng. Bahkan, menurut catatan Jepang tahun ’42, jumlah ulama yang menyebar di pulai Jawa ada sekitar 25.000. Dan merupakan alumni Tebuireng. Itulah bentuk kaderisasi KH. M. Hasyim Asy’ari sangat mempesona. Yang memudahkan penggerakan massa saat Resolusi Jihad melawan sekutu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Nah, “saya harapkan 17 tahun lagi (sekitar tahun 2045) kalian (santri Tebuireng) sudah terkumpul menjadi alumni dalam jumlah besar. Dan membentuk suatu kekuatan besar.”

*Pengasuh Pesantren Tebuireng.