Tebuireng.online– Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri menghadiri prosesi Wisuda Unhasy Tebuireng, pada Ahad (15/10). Di depan ratusan wisudawan, Prof. Dyah menyatakan  bahwa dari data statistik 10 tahun yang lalu 74% output perguruan tinggi adalah pencari kerja, bukan pencetak kerja.

“Diperlukan rekonstruksi kurikulum agar Unhasy dapat mewujudkan tujuan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim episode yang ke-26,” ungkap Prof. Dyah merespons data tersebut.

Dihadapan 968 wisudawan itu, ia meminta lulusan harus mengingat 1 hal. “Yang harus diingat oleh wisudawan, yaitu harus ingat dengan Unhasy tercinta, wujudnya ingat apa? 2 hal cukup. Pertama, wisudawan harus mengisi tracer study yang ada di kementerian,” ujar beliau di lapangan kampus B Unhasy.

Isian tracer study sangat membantu pemerintah untuk mewujudkan Indonesia emas, Indonesia Maju dan Indonesia pemimpin masa depan. Dari situlah Tracer Study  akan memberikan nilai pendidikan tinggi Indonesia, sehingga dengan isian tersebut kompetensi pendidikan dapat dilihat.

“Lalu yang kedua 2, karena cintanya Unhasy, sehingga management information system higher education quality assurance betul-betul diwujudkan oleh unhasy melalui output yang saat ini dihasilkan,” tambahnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Perlu diketahui dalam Merdeka Belajar episode 26 ini, terdapat 2 hal penting yang harus disikapi bersama, yang pertama adalah transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

“Kalau dulu kita dinilai dengan 9 standart maka untuk ke depan efektif nya tahun 2025 nanti akan menggunakan 3 standart yang bisa kita katakan melalui input, proses, dan output,”  jelasnya.

Pentingnya hal ini berdasar pada penjaminan mutu kualitas, sehingga yang berbicara adalah mutu. Beliau juga berharap dan mengajak kita untuk ciptakan mutu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah 7 Jawa Timur adalah luar biasa unggul. Selain itu menurutnya untuk menjadi PTS unggul kita harus punya niat baik, merubah paradigma bahwa PTS adalah nomor 1 bukan nomor 2nya.

Informasi penting yang kedua yakni jika dahulu kita harus mengerjakan skripsi, nanti skripsi bisa diganti dengan prototype/proyek atau yang lain, yang menjadikan kompetensi lulusan di prodi yang bersangkutan. Indikatornya adalah inilah bentuk inovasi prodi, inilah keluwesan yang diberikan oleh Nadiem Makarim.

Prof. Dyah juga memberikan pesan pada rektor dan civitas akademika akhir sambutanya untuk menerapkan/mengimplementasikan anti korupsi,  anti narkoba, anti kekerasan seksual, anti bullying, dan juga anti intoleransi.

Pewarta: Ilvi Mariana