sumber ilustrasi: Google.com

Oleh: Indah Naila*

Realitas kehidupan seringkali tidak berjalan dengan semua yang kita inginkan, perasaan takut, kecewa, sedih, senang, bahagia, lapang itu seringkali berputar dala kehidupan kita, dan hal tersebut adalah alamiah kehidupan. Dan kita sebagai tokoh dalam kehidupan kita, kita bisa memilih bagaimana cara kita menghadapi segala hal yang datang pada kita.

Banyak orang dengan segala kesiapan menyambut hal yang indah datang pada dirinya, akan tetapi sedikit orang tidak mampu menyambut hal menyedihkan dalam dirinya, yang kemudian berakhir dengan sikap stress, depresi, mental down dan lain sebagainya. Salah satu faktor meningkatnya tingkat depresi yang apabila dibiarkan akan berujung bahaya seperti melukai diri, bunuh diri dan lain-lain adalah dikarenakan tekanan kesulitan dalam menjalani kehidupan, ekonomi, sosial dan salah satunya juga dipicu oleh aturan sistem “kapitalisme sekularisme”.

Aturan Kapitalisme Sekularisme ini menjadi awal dari masalah yang dihadapi, yakni bagaimana aturan agama dijauhkan, tidak boleh berperan dalam kehidupan. Sedangkan yang kita ketahui secara bersama bahwasanya agama Islam khususnya menjadi panduan kehidupan umat muslim dimanapun berada. Dan agama Islam berjalan beriringan dengan setiap lini kehidupan kita.

Manusia adalah makhluk yang lemah meski beragam keistimewaan melekat pada dirinya. Salah satu bentuk kelemahan itu adalah sulitnya mengendalikan hati. Setiap orang merasakan, hati mudah berubah dan berbolak-balik. Tanda-tanda seseorang bisa dikatakan stress, depresi, dan mental down adalah “futur” yang menjadi sebagian perubahan dalam kehidupan manusia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Futur adalah penurunan intensitas setelah mengalami integritas yang kuat. Dr. Nashir al- Umar menjelaskan, “futur adalah rasa malas, menunda, lambat setelah bersemangat, tidak bergairah dalam kebaikan.” (Al futur, maddzohir asbab ilaj, Hal. 22). Seseorang akan mengalami keadaan stagnan dan hal itu menjadi kode atau sinyal awal sebelum seseorang alami stress dan depresi.
Dalam sebuah qoul ulama’ dikatakan sebagai berikut ini :

الْإِيمَانَ يَزِيدُ وَيَنْقُصُ

“Iman seseorang itu bertambah dan berkurang.”
Yang mana apabila bertambah dengan ketaatan dan apabila berkurang dengan kemaksiatan, dan qoul tersebut menjadi pandangan subjektivitas banyak orang, dilansir beberapa ulam’ menafsirkan qoul tersebut bukanlah sebuah keimanan seseorang yang bertambah dan berkurang, akan tetapi amal dari seseorang tersebut yang bertambah dan berkurang.

Mungkin banyak dari kita tidak menyadari sewaktu-waktu ketika kita jauh dari sang pencipta kita adalah disebabkan oleh amaliah kita yang berkurang, lalai dalam menjalani perintahnya, jauh dari munajat kepadanya dan lain-lain sehingga menjadikan kita terkena penyakit futur. Lalu bagaimana sikap yang harus kita ambil ketika kita terserang penyakit futur tersebut? Beberapa poin dibawah ini akan memaparkan bagaimana penanganan dan hal apa yang harus dilakukan ketika terjangkit penyakit tersebut.


Instrospeksi Diri
Sangat penting bagi kita dalam mengevaluasi kehidupan kita, barangkali ada pelanggaran syariat yang kita lakukan sehingga membuat kita stagnan dalam menjalani kehidupan, atau mungkin dikarenakan karena kita tidak menempuh sababiyah dengan benar.


Bersama dengan lingkungan yang baik
Sebuah lingkungan yang baik akan berpengaruh baik dalam kehidupan kita dan begitupun sebaliknya, maka hal tersebut menjadi salah satu solusi apabila kita merasa kehidupan kita hanya berhenti disitu-situ saja, dapat dipastikan apabila kita bersama mereka, sedikit demi sedikit kita bisa merubah pola pikir kita, menata hati kita, melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Berdoa kepada Allah SWT
Umat Islam sepatutnya berdoa kepada Allah untuk meminta keteguhan hati agar istiqamah di jalan-Nya. Doa yang paling sering Rasulullah panjatkan yaitu,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Di atas merupakan penjelasan dan sekaligus cara untuk menghadapi situasi yang mengakibatkan kita merasa stagnan dan berakhir putus asa atas segala garis kehidupan, semoga bermanfaat.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.