gus-sholah-tebuireng-org
Gus Sholah dalam diskusi dan konferensi pers Menolak RUU Pertembakauan di Pesantren Tebuireng, Kamis (24/11/16) Foto: Nurul Fajriyah

tebuireng.online– Kamis (24/11/16), tokoh-tokoh Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng untuk melakukan pernyataan bersama menolak RUU Pertembakauan yang saat ini tengah menunggu pengesahan DPR RI sebagai RUU inisiatif DPR. Pernyataan bersama ini dilakukan semata-mata atas kepedulian para tokoh untuk melindungi anak-anak Indonesia dari kepungan adiksi produk rokok yang semakin mengkhawatirkan.

Dalam konferensi pers, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyampaikan bahwa Tebuireng ikut terlibat dalam kampanye anti rokok ini, karena hal ini sejalan dengan apa yang sudah diterapkan di Tebuireng. “Tebuireng memang dari awal sudah melarang santri, melarang ustadz, dan guru untuk merokok, kegiatan hari ini sejalan dengan apa yang diterapkan di Tebuireng” ungkapnya.

Pengasuh Pesantren Tebuireng ini beranggapan bahwa RUU pertembakauan tidak perlu, karena sudah dimuat di banyak undang-undang lain, nanti akan terjadi tumpang tindih dan alasannya tidak jelas. Ini menjadi semacam kitab suci bagi perusahaan rokok, bahwa RUU ini memberi banyak ancaman kepada bangsa, baik kesehatan, maupun ekonomi. Beliau menjelaskan, “Penolakan ini bukan berarti melarang pabrik rokok, tidak, kita mengendalikan sampai pada batas tertentu yang masih aman bagi kita” tutur Gus Sholah.

Di samping adanya penolakan RUU tersebut, lanjut Gus Sholah, aktifitas para pengusaha rokok tetap berlangsung, tidak ada larangan untuk itu, yang dilarang adalah iklan di televisi, tapi iklan luar masih ada. Beliau menginginkan ini diberlakukan juga seperti di luar negeri supaya bisa dikendalikan, karena rokok menimbulkan dampak yang luar biasa. Penyakit akibat rokok dapat menelan biaya yang besar, ini berdampak pada penyerapan BPJS yang paling besar.

Dengan terselenggaranya acara ini harus ada dampak yang baik untuk kesejahteraan rakyat, ini tentu bukan melarang pabrik rokok, karena mereka juga mempunyai hak hidup. Adik Presiden RI ke-4 ini juga mengkritisi, “Kami juga mendengar bahwa RUU pertembakauan itu melindungi petani, padahal tidak, tembakau itu impor yang paling banyak, jadi tembakaunya petani tidak terlalu banyak” pungkasnya.  

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta: Aulia Rahmah

Editor: Aldo

Publisher: M. Ali Ridho