Sambutan Pengasuh Pesantre Tebuireng Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid dalam pembukaan Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Pendengaran dan Mata di Pesantren Tebuireng pada Sabtu (11/03/2017). (Foto: Abror)

Tebuireng.online— Sebagai tuan rumah penyelenggaraan Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Pendengaran dan Mata, Pesantren Tebuireng memberikan penyambutan yang baik. Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara tersebut di Aula Bachir Ahmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 pada Sabtu (11/03/2017).

Dalam acara yang dihadiri Menkes RI Nila Moeloek tersebut, Gus Sholah, panggilan akrab beliau mengucapkan terima kasih karena mempercayai Tebuireng sebagai tempat penyelenggaraan acara ini. Gus Sholah juga menklarifikasi anggapan beberapa orang bahwa Tebuireng adalah pesantren tertua.

Adik Gus Dur tersebut mengatakan bahwa pesantren paling tua bukanlah Tebuireng, melainkan Sidogiri yang akan berumur 300 tahun pada tahun depan. “Kalau yang terbesar di Situbondo, Pesantren Salafiyyah Syafiiyah dengan 500.000 santri,” jelas beliau.

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa peran Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari adalah merumuskan Panitia Sembilan dan Resolusi Jihad. Mantan aktivis HAM ini juga mengatakan bahwa ada beberapa Kiai pesantren yang ikut berperan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah. Beliau mencontohkan peran KH. Bisri Sansuri yang kala itu menjadi Rais Aam PBNU dan merupakan Alumnus Tebuireng ikut mensosialisasikan Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat pada akhir tahun 1970-an.

Pesantren Tebuireng, tambah beliau, adalah pesantren pertama yang melarang santrinya merokok di dalam lingkungan pesantren. “Kemudian banyak pesantren lain yang menerapkan larangan merokok saat ini,” jelas alumnus arsitek ITB itu. Pelarangan merokok itu, juga mendapatkan apresiasi dari Menkes.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Soal hidup bersih, jelas Gus Sholah, Tebuireng bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) dan Persatuan Dokter Gizi Medis Indonesia (PDGMI) untuk memerhatikan gizi santri dan melatih beberapa orang dari beberapa pesantren untuk mensosialisasikan gizi, khususnya di lingkungan pesantren. Dalam menyikapi RUU pertembakauan, Gus Sholah menegaskan bahwa Tebuireng menolak  RUU Pertembakauan.

Mengacu pada beberapa hal di atas, menurut Gus Sholah memang jelas bahwa pesantren adalah tempat yang sangat strategis untuk mengupayakan promosi dan langkah preventif dalam bidang kesehatan, supaya santri dan masyarakat memiliki kesadaran kesehatan yang baik.


Pewarta:    Khoshshol Fairuz

Editor:       M. Abror Rosyidin

Publisher:   M. Abror Rosyidin