Tebuireng.online- Usai sudah serangkaian acara peringatan Hari Lahir 120 Tahun Pesantren Tebuireng, pada puncak acara tadi malam, Minggu (25/08/19). Pesantren Tebuireng menghadirkan tiga santri langsung Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang dahulu berkhidmat dan nyantri di Tebuireng.
Mewakili Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz sebagai Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng memberikan sambutannya, beliau mengatakan, bahwa kegiatan-kegiatan yang sudah diadakan baik seminar-seminar pendidikan hingga bakti sosial, tidak lain adalah untuk menggali apa yang harus kita lakukan.
“Dan juga untuk mengetahui apakah yang sudah kita lakukan selama ini, apakah sudah sesuai dengan perkembangan zaman? Apakah sudah sesuai dengan yang disyariatkan? Tidak lain ialah itu tujuannya,” ungkap beliau.
Lanjutnya, masih banyak sekali harapan dan angan-angan Pesantren Tebuireng kedepannya, terutama untuk bangsa Indonesia ini. Karena, sejak berdirinya Tebuireng hingga sekarang, ada banyak sekali peninggalan-peninggalan dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang masih bisa kita pikirkan dan kita bahas nantinya.
“Terutama hal-hal yang menjadi pembahasan di seminar-seminar yang kemarin,” terang sosok yang akrab dipanggil Gus Kikin ini. Adanya perkembangan zaman dengan perubahan informasi yang begitu mudah didapat, haruslah membuat kita ini mampu berpikir lebih luas sehingga mampu mewarnai kehidupan ini, dengan karya-karya hebat dan meneruskan perjuangan mu’assis-mua’assis terdahulu, khususnya Hadratussyaikh M. KH. Hasyim Asy’ari.
“Kami keluarga Hadratussyaikh M. KH. Hasyim Asy’ari ini, masih berusaha agar mampu dan bisa berperan dimana begitu banyaknya informasi-informasi yang bisa menjadikan masyarakat ini, kebingungan. Yang datang dari luar negeri, dalam negeri, dalam waktu yang bersamaan, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab,” jelas beliau.
Terutama mengenai pendidikan. Gus Kikin menjelaskan, bahwa tantangan utama kita adalah pendidikan. Karena, jika kita ini meninggalkan pendidikan agama, maka kita akan kehilangan negara. Dan kita hanya memperhatikan pendidikan agama saja, kita akan tertinggal oleh zaman.
“Maka untuk memajukan pendidikan agama dan pendidikan nasional ini, menjadi sangat penting oleh kita. Dan melalui serangkaian acara kemarin, kita telah mendapatkan banyak masukan untuk bisa diimplementasikan ke dalam pendidikan di Tebuireng ini,” tutur beliau.
Bersama masyarakat dan para alumni, Pesantren Tebuireng berharap, mampu mempertahankan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, tentunya untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah Swt. Sehingga Tebuireng mampu tetap tampil mewarnai kagiatan-kegiatan agama, terutama di Kota Jombang ini.
Pewarta: Fitrianti Mariam Hakim
Publisher: MSA