Suasana pengajian kitab karangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari di SMA Trensains Tebuireng 2 Jombok Ngoro Jombang, Sabtu (19/03/2016)
Suasana pengajian kitab karangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari di SMA Trensains Tebuireng 2 Jombok Ngoro Jombang, Sabtu (19/03/2016)

tebuireng.online– Demi menambah rasa bangga dan cinta terhadap Tebuireng, para guru dan pembina SMA Trensains Tebuireng 2 mengikuti pengajian kitab karangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang perdana, bersama Ustadz Solihuddin, M.Pd., staff Penjamin Mutu Pesantren Tebuireng, pada hari Sabtu (19/03/2016), di salah satu ruang kelas.

Uniknya, para guru dan pembina tersebut, mengkaji kitab layaknya santri pada umumnya, memaknai kitab dengan metode pegon (bahasa Jawa huruf Arab), dipadukan dengan metode modern. Pertemuan pertama membahas biografi beliau, selanjutnya akan diteruskan dengan mengkaji Adabul Alim wal Muta’allim dan ke-14 karangan beliau lainnya.

Pengajian ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap Pesantren Tebuireng, sebab menurut Ustadz Sholih, Pesantren Tebuireng adalah lembaga yang sangat berjasa dalam memperjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ustadz Sholih juga bercerita tentang fakta-fakta Mbah Hasyim yang mengejutkan, baik saat menjadi santri di Pondok Pesantren Gedang Jombang Jawa Timur, pada saat menuntut ilmu di kota Mekkah, maupun pada saat pulang dari tanah suci. Hal ini tentunya dapat menambah semangat dan motivasi para guru dan pembina, terutama semangat juang, ketabahan dan sifat tawadhu Sang Kiai (Hadratussyaikh).

Ustadz Sholih menjelaskan, semangat juang dan ketabahan Mbah Hasyim tecermin ketika beliau harus berurusan dengan kaum penjajah. Demi mempertahankan aqidah, beliau pun rela disiksa secara tidak manusiawi oleh tentara Jepang. Bentuk ke-tawadhu-an beliau tecermin ketika sang guru, Syaikh Kholil Bangkalan, menimba ilmu kepada beliau, guru kepada murid.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mbah Hasyim adalah pribadi yang sangat tawadhu dan patut dijadikan teladan. Pada waku itu, Mbah Hasyim yang mengurus segala keperluan gurunya itu, dengan tangannya sendiri. Beliau juga yang mencuci baju gurunya dengan penuh kasih sayang dan ke-tawadlu-an, padahal ketika itu, beliau adalah seorang pemimpin sebuah pesantren terkemuka dan pemimpin para kiai.

Di akhir pengajian, Ustadz Sholih menerangkan sifat-sifat Mbah Hasyim yang patut diteladani, termasuk oleh seluruh pengajar dan santri di Pesantren Tebuireng 2 yang telah berdiri kurang dari dua tahun. Hal ini dimaksudkan agar dalam menjalankan kegiatan pendidikan menerapkan sistem yang diajarkan beliau.

Pesantren Tebuireng 2, terkait dengan kegiatan pengajian, rencananya akan menyelenggarakan kegiatan semacam ini setiap dua minggu sekali untuk belajar bersama dan mendalami karya-karya Mbah Hasyim agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga dalam rangka menumbuhkan ruh nilai-nilai kepesantrenan dikalangan guru dan pembina Pesantren Tebuireng 2. (abdul ghofur/anita)