khutbah di mihrab masjid Tebuireng

Oleh : KH. Fauzan Kemal al Hafidz

أَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلِّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَامَعْبُوْدَ إِلاَّ إِيَّاهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلـِـــــــــــــــ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ .

    فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذا دَعانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Alhamdulillah, kita ditakdirkan oleh Allah Swt. bisa menjalankan puasa Ramadan tahun ini. Mudah-mudahan puasa kita, yang sudah setengah bulan ini bisa benar-benar diterima oleh Allah Swt. Sehingga apa yang diharapkan oleh Allah yaitu la’allakum tattaqun agar meningkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Kata Rasulullah Saw., pada saat ini kita memasuki fase yang kedua. Tanggal 1 sampai 10 bulan Ramadan ini adalah rahmatun kasih sayang Allah diberikan kepada kita selaku umat nabi Muhammad Saw. Fase kedua, tanggal 11 sampai 20 yaitu maghfiratun ampunan dari Allah. Allah Maha Tahu hamba-Nya ini penuh dengan dosa, baik dosa kecil maupun besar, dengan disengaja atau tidak. Maka Allah menyediakan ampunan itu. Nanti, tanggal 21 sampai akhir Ramadan, ‘itqu min an-Nar terbebas dari api neraka.

Mudah-mudahan kita bisa menjalankan (puasa) dengan sebaik mungkin. Karena puasa ini adalah ibadah yang sangat dirahasiakan oleh Allah. Pahala orang yang berbuat baik, berbuat satu kebaikan maka Allah membalas dengan sepuluh, jelas. Orang berjamaah diberi pahala 27 derajat, jelas. Bahkan orang yang bersedekah bisa mendapat ganjaran berlipat hingga 700 kali, jelas. Namun untuk puasa, ash-Shaumu lii wa ana ajzi bihi, puasa karena Aku dan untukKu maka Aku yang akan membalasnya. Tidak dijelaskan seberapa besar ganjarannya oleh Allah.

Maka dari itu, seseorang yang mempunyai pemikiran positive thinking, dia akan berusaha sebaik mungkin puasa ini dengan harapan diterima oleh Allah dan mendapat ganjaran dari-Nya. Li al-ladzina ahsanu al-husna wa ziyadah, bagi orang-orang yang berbuat baik akan mendapat kebaikan. Dia berusaha bagaimana mendapatkan ziyadah ganjaran dari Allah Swt.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita berusaha menjalankan puasa ini dengan sebaik mungkin. Bagaimana puasa kita? Mungkin kebanyakan orang mampu menjaga batalnya puasa secara syar’i yaitu tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan biologis bagi suami-istri. Rata-rata orang mampu menjaga itu, tapi mampukah seorang itu menjaga agar puasa tetap berpahala. Ini yang sulit. Jadi harus kita upayakan bagaimana puasa ini tidak hanya sah secara syar’i tapi kita juga berusaha agar puasa ini bisa berpahala di sisi Allah Swt.

Maka kita harus menjaga. Mata kita puasa, pikiran kita puasa, telinga kita puasa, mulut kita puasa, anggota tubuh yang lain pun puasa. Semata-mata karena Allah Swt. iimanan wa ihtisaban. Hanya mengharap ridho dari Allah Swt.

Mungkin kadang kala kita sudah tidak ingin menggunjing orang lain, tetapi datang orang lain yang mengajak menggunjing. Kadang kala kita sudah ingin membaca al-Quran, tapi mengantuk tidak tertahankan. Apalagi dunia seperti sekarang ini, seorang lebih asyik main handphone daripada membuka al-Quran. Orang lebih asyik main facebook daripada membaca surah al-Ankabut. Orang asyik membuka media sosial WA (whatsapp) sampai lupa membaca surah al-Maidah.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Padahal dijelaskan pada kitab tanbihu al-Ghofilin halaman 118

يَقُوْلُ اللهُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

“Allah Swt. berfirman di setiap malam bulan Ramadan sebanyak tiga kali.”

هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِ سُؤَالُهُ

“Apakah ada orang yang memohon kepadaKu, Aku akan memberikan permohonannya.”

Maka malam hari jangan hanya digunakan untuk jagongan, ngopi, dan merokok. Atau nonton tv dan chatting-an saja. Ayo marilah kita memohon kepada Allah mengenai masalah dunia dan akhirat, pasti akan dikabulkan oleh Allah Swt.

Disini Allah Swt. sudah menegur kepada kita, hal min sa’ilin apakah ada orang yang memohon kepada-Ku? Akan Aku berikan.

Maka kesempatan bagi santri-santri, mohonlah kepada Allah Swt. Mungkin yang punya orang tua tidak kaya, mohonlah kepada Allah agar ditakdir menjadi orang kaya. Mungkin yang punya orang tua tidak pandai dan alim, supaya Allah memberikan ilmu-Nya supaya senantiasa menjadi orang yang alim. Dan seterusnya. Bahkan, mungkin ada jejaka tua, mohonlah kepada Allah, untuk sebuah “kesempatan, kesempatan, dan kesempatan”, insyaallah tidak lama akan mendapatkan jodoh.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Yang kedua;

هَلْ مِنْ تَائِبٍ فَأَتُوْبُ عَلَيْهِ

“Apakah ada orang yang bertaubat, maka akan Aku terima taubatnya.”

Mari kita evaluasi, mulai Ramadan tahun kemarin sampai Ramadan sekarang ini. Dalam kurun satu tahun kita hidup dan menghirup nafas dengan segar, kita menikmati kenikmatan dari Allah. Berapa kali kita khatam al-Quran? Yang mana al-Quran sebagai petunjuk bagi umat Islam. Kalau orang Islam saja sudah tidak mau membaca al-Quran, siapa lagi yang akan membaca al-Quran?

Tidak menjamin, mereka yang berada di pesantren akan bisa beberapa kali khatam, kalau dia tidak bersungguh-sungguh. Ayo kita bertaubat, ayo kita kembali kepada Allah Swt. Kita ini hamba Allah, sebarapa pun dosa kita, kalau kita mau bertaubat  dan mau kembali kepada Allah, niscaya Allah akan menerimanya. Karena Allah Maha Penerima Taubat.

Yang ketiga;

هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرُ لَهُ

“Apakah ada yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.”

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Rasulullah Saw., dalam suatu riwayat beliau tidak pernah kurang dari 70 atau 100 kali memohon ampun kepada Allah Swt. Itu Rasulullah yang ma’sum, Rasulullah yang menjadi panutan kita. Sudahkah kita berusaha untuk memohon ampun kepada Allah sebagaimana Rasulullah Saw. Ini kembali kepada kita semua, ayo kita gunakan waktu kita untuk mohon ampun kepada Allah. Mudah-mudahan, ketika kita nanti masuk pada awal bulan Syawal benar-benar bisa kembali suci. Bagai anak yang baru lahir.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Sebagaimana yang ditulis oleh Imam al-Ghazali, ketika Ramadan ini dimulai di hari Kamis maka beliau menyarankan carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil setelah tanggal 20 yaitu 21, 23, 25, 27, dan 29. Lailatul qadar sangat rahasia, karena “rahasia” itu kita harus berusaha semaksimal mungkin. Kenapa kita harus mencari lailatul qadar, karena itu adalah salah satu kemurahan Allah yang diberikan kepada kita selaku umat Rasulullah Saw. ‘kita hidup di dunia ini tidak lama, antara 60 sampai 70 tahun’. Berbeda dengan umat-umat terdahulu.

Karena umat Nabi Muhammad berumur pendek, sementara kita menjadi saksi dari umat terdahulu yang berumur cukup panjang, maka Allah memberikan keistimewaan dan kelebihan lailatul qadar khairun min alfi syahr. Kalau seseorang mendapatkan lailatul qadar maka sama dengan beribadah selama kurang-lebih 83 tahun.

Kalau seseorang bisa mendapatkan lailatul qadar sebanyak sepuluh kali saja dalam hidupnya, maka dia bertambah umurnya 830 tahun dalam beribadah kepada Allah Swt. Umur segitu bisa menyamai Nabiyullah Nuh as.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنا نُوحاً إِلى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلاَّ خَمْسِينَ عَامًا

Umur Nabi Nuh diperkirakan yaitu 950 tahun. Kita selaku umat Rasulullah kalau dihitung kalau mendapatkan lailatul qadar sepuluh kali saja, maka kita seakan-akan 830 tahun beribadah kepada Allah Swt. Namun jangan bangga, fasilitas yang diberikan Allah Swt seperti itu, karena Allah akan memperhatikan dan mengampuni umat Rasulullah Saw kecuali empat orang. Pada waktu lailatul qadar orang itu tidak akan mendapatkan perhatian dari Allah, siapakah mereka.

Dijelaskan, yang pertama yaitu muth’imu al-Khamr. Pada bulan Ramadan orang-orang itu meminum minuman keras. Di zaman sekarang tidak repot mencari minuman keras kesana kemari. Mereka lebih pintar sekarang. Maka berhati-hatilah, isu yang beredar sekarang para pengedar narkoba dan sabu-sabu sudah berhasil untuk memasuki dunia pekerja keras. Pekerja-pekerja keras itu sudah dikasih konsumsi berupa sabu-sabu dan sebagainya. Dan pada akhirnya mereka (para pengedar) berusaha dunia narkoba agar bisa masuk di dunia pendidikan dan pesantren. Maka kita harus hati-hati.

Wahai para santri berhati-hatilah mencari teman. Dimana pun berada,  maka kebaikan dan kejelekan senantiasa berdampingan. Karena di belahan Indonesia ini, ada yang rajin berpuasa tapi berbuka memakai minuman keras. Na’udzubillah min dzalik.

Yang kedua, Allah tidak akan memperhatikan dan mengampuni yaitu ‘aqu li walidaihi. Ada orang yang menyakiti hati kedua orang tua, dia tidak akan mendapatkan perhatian dari Allah walaupun pada saat itu memberikan semua apa yang diminta oleh hamba-Nya pada lailatul qadar.

Wahai santri, kalau nanti anda pulang ke halaman. Jangan sampai pernah menyakiti hati kedua orang tua. Kalau seseorang ingin hidupnya bahagia dunia dan akhirat, jangan pernah menyakiti hati kedua orang tua. Namun juga sebaliknya, wahai para orang tua jangan gampang sakit hati kepada anaknya kalau bapak ibu ingin anaknya hidup bahagia. Jadi, anak jangan gampang menyakiti hati orang tua dan orang tua jangan gampang sakit hati kepada anak. Insyaallah hidup ini akan bahagia. Dalam suatu riwayat, orang yang minum minuman keras dan durhaka kepada orang tua, tidak akan bisa mencium bau surga. Padahal bau surga bisa dicium sejauh perjalanan 500 tahun.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Selanjutnya, orang yang tidak diperhatikan oleh Allah yaitu orang yang memutus sanak kerabat. Dan keempat, adalah orang yang tidak mau bertegur sapa sesama muslim lebih dari tiga hari.

Mudah-mudahan kita bisa menghindari sifat-sifat itu dan senantiasa memohon kepada Allah Swt. mudah-mudahan Allah membimbing kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan puasa ini dengan sebaik mungkin dan mendapatkan gelar muttaqin. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيامُ كَما كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ بَرُّ الرَّحِيْمِ، وَقُلْ رَبِّ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ