Oleh: KH. Agus Maulana*
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَسْلِيمًا كَثِيْرًا
اتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ
وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالࣰا فَخُورًا
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah
Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita bersama-sama meningkatkan kualitas takwa kepada Allah, serta meningkatkan kualitas keimanan-Nya. Ditambah dengan peningkatan segala peribadatan yang Allah perintahkan kepada kita semua. Semoga dengan kesabaran yang kita pupuk dan bina dalam hati sanubari kita dalam rangka melaksanakan ibadah kepada Allah mendapatkan ridha-Nya. Kecintaan kita kepada Allah juga akan membuahkan syafaat esok di hari kiamat. Sehingga harapan kita melaksanakan peribadatan baik yang bersifat mahdah ataupun ghairu mahdah. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat Ayat 56)
Jika kita pahami secara tekstual, maka seakan-akan ayat itu memberi pengertian bahwa Allah meminta disembah oleh jin dan manusia. Tapi sisi lain Allah memberi perintah kepada hambanya untuk menjalankan ibadah. Padahal Allah itu mustahil membutuhkan pada sesuatu. Sesembahan yang kita jalankan mulai dari siang sore dan malam itu semua adalah sesuatu yang baru. Sementara Allah tidak butuh akan semua hal itu.
Seakan-akan ada pertentangan antara dua tesis di atas. Yakni antara ayat dengan sifat Allah yang tidak butuh disembah. Jawabannya, yaitu Allah mempunyai dua jalan; thariqun ila al-jannah dan tariqun ila al-nar. Allah sudah perintahkan bahwa umat manusia untuk menjalankan Allah yang perintahkan. Mulai dari shalat, zakat, puasa, dan haji atau ibadah yang termasuk ghairu mahdah; bekerja, mengaji, belajar, tadarus. Jika sudah seperti itu, maka umat Islam pantas mendapat surga Allah.
Namun, jika seorang umat Islam tidak mau shalat, tidak mau puasa Ramadan, tidak mau mengeluarkan zakat padahal kaya, tidak mau haji, maka hal itu tidak mengurangi kesempurnaan zat Allah. Maka, bagi hamba yang tidak mau melaksanakan perintah-Nya yakni neraka. Dari sini semuanya akan kembali kepada keinginan manusia masing-masing.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah
Selain bersikap takwa, seorang hamba juga dituntut agar berbuat baik terhadap orang tua. Bersyukurlah kalian sebagai santri yang sejak kecil dirawat oleh orang tua, mendapat pendidikan, kasih sayang. Itu artinya kalian harus berterima kasih kepada orang tua. Sehingga wajib bagi kalian untuk berbakti kepada orang tua. Cukuplah cerita Al-Qoma yang saat itu sakaratul maut tidak bisa wafat karena tidak diridhai oleh ibunya. Lain halnya dengan Uwais Al-Qarni yang sangat berbakti dengan ibunya. Ia rela menggendong ibunya menuju Makkah untuk pergi haji.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah
Kalian di pesantren digembleng untuk belajar, terbiasa shalat jamaah, mutahalaah, dan tadarus Al-Qur’an dengan harapan kalian keluar dari pesantren betul-betul menjadi orang yang bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
*Pengasuh Pesantren Kreatif al Mukhsinin Cukir Diwek Jombang
Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya