tebuireng-org-konfrensi-press
Gus Sholat saat konfrensi pers terkait pelaksanaan Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad, Ahad(30/10/16)

tebuireng.online-Resolusi Jihad yang difatwakan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan menjadi keputusan resmi Nahdlatul Ulama merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Tanpa Resolusi Jihad, tidak akan pernah ada pertempuran heroik di Surabaya yang kemudian menjadi momentum peringatan Hari Pahlawan.

Dr. Miftahur Rohim Syarkun. MA, dalam Konfrensi Pers Ahad (30/10/16) menyampaikan tujuan diadakannya acara Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad yang akan digelar  pekan depan (05/ 11/16) adalah untuk mengingatkan kepada masyarakat terkait esensi dari Resolusi Jihad yang dibentuk oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Melihat background of historis dari fenomena Resolusi Jihad, dimana pada saat itu tentara sekutu memenangkan perang dunia kedua yang kemudian akan menjajah Indonesia.

Gerakan kolonialisme dan imperialisme akan diberlakukan. Saat itu, Jakarta, Semarang, dan Kawasan Timur, sudah dijajah oleh para kolonil, yang tersisa hanya Surabaya. Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari mengatakan “silahkan kalau ingin berhadapan dengan kami”. Berangkat dari situlah tercetus fatwa Resolusi Jihad. Apabila tidak tercetus Resolusi Jihad maka Indonesia akan dijajah untuk yang kedua kalinya. Tidak hanya Indonesia, Negara-Negara Islam yang lain juga akan dijajah oleh Negara Barat.

Konten Resolusi Jihad inilah yang sudah dilupakan oleh generasi kita saat ini. Acara Aktualisasi Resolusi Jihad ini akan mengingatkan kembali perjuangan Kiai besar dan santrinya pada saat itu. Selepas acara rapat akbar nantinya akan ada Deklarasi Piagam Tebuireng terkait Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Dengan harapan agar masyarakat mengingat sejarah berharga ini, dan diaktualisasikan dalam kehidupan khususnya Indonesia yang sedang Krisis Integritas.

Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad  yang akan digelar pekan depan ini merupakan kerja sama Pesantren Tebuireng bersama Forum Peduli Bangsa (FPB). “Forum Peduli Bangsa adalah forum yang beberapa tahun terakhir aktif dalam berbagai kegiatan pertemuan maupun pelatihan. Tujuannya untuk menggugah para pengasuh pesantren, ulama, akademisi untuk bersama-sama menumbuhkan kepedulian masyarakat dan menumbuhkan motivasi pesantren.”, tutur Gus Sholah dalam Konfrensi persnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Imam Mawardi, perwakilan dari FPB menjelaskan bahwa FPB lahir pada tanggal 17 Ramadhan di Pesantren Riyadhul Jannah, Pacet Mojokerto saat momen buka bersama para cendikiawan. “forum ini menjadi tempat untuk memberi masukan kepada para pemimpin agar menjadi lebih baik”, jelasnya di tengah -tengah konferensi pres. Pada tanggal 05 November mendatang, forum ini meminta para kyai sepuh untuk menyampaikan kembali pikiran emasnya. Selain itu, juga sebagai forum musyawarah bersama untuk memberi masukan-masukan demi kemaslahatan bangsa. (Aulia/ Nurul/ Ifana)