Sumber gambar: http://www.kabarmakkah.com/2017/09/kata-nabi-jika-berdoa-meminta-surga.html

Di tengah-tengah Kaum ‘Ad ada seorang laki-laki bernama Syaddad. Dia adalah anak dari Raja ‘Ad. Dia pula yang mewarisi kerajaan ayahnya. Mereka hidup sezaman dengan Nabi Hud AS. Suatu ketika, Syaddad mengumpulkan seluruh jajaran menteri dan pejabat kerajaan. “Hud menceritakan bahwa Tuhannya mempunyai surga yang indah, yang dialiri sungai-sungai di bawahnya, dipenuhi bidadari yang cantik jelita,” kata Syaddad.

Karena itu, Syaddad pun terinspirasi untuk membuat Surga buatan yang serupa dengan apa yang diceritakan Hud AS. Para menteri dan pejabat kerajaan sangat mendukung keputusan Syaddad. Dia menjadikan rakyat sebagai pekerja paksa.  Ia mengumpulkan seluruh perhiasan berupa emas, perak, intan, berlian, zamrud dan lain lainya dari seluruh penjuru dunia. Sungai-sungai buatan, pohon-pohon berlapis emas, hingga wanita-wanita cantik ia tempatkan dalam surga buatannya. Bahkan rakya-rakyatnya yang memiliki emas, perak, dan perhiasan lain ia paksa untuk menyerahkannya kepada kerajaan.

Sampai pada suatu waktu, ada seorang anak yatim yang miskin. Ia memakai kalung perak peninggalan ayahnya. Saat berjalan di sebuah lorong, ada tentara Syaddad yang melihatnya.

“Serahkan kalungmu!” kata tentara dengan memaksa.

“Jangan, Tuan… Ini kalung peninggalan ayah saya,” jawab anak yatim itu dengan memelas.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Lepaskan! Tidak ada seorang pun yang boleh memiliki emas dan perak! Semuanya harus diserahkan kepada kerajaan!”

Tapi apa daya, tentara itu merebut paksa kalung dari si anak yatim itu. Dengan penuh isak tangis, anak itu berdoa kepada Allah “Ya Allah, Engkau Mahatahu apa yang dilakukan orang-orang zalim itu kepada hamba-Mu. Tidak ada tempat mengadu selain Engkau. Ya Allah, engkaulah Tuhan orang-orang yang teraniaya. Tolonglah kami. Selamatkan kami dari kejahatan Syaddad dan pengikut-pengikutnya.”

Doanya diamini oleh para malaikatnya. Tiada penghalang apabila orang-orang teraniaya berdoa kepada Allah. Akhirnya, saat Syaddad akan meresmikan surga buatannya, datanglah angin yang bertiup kencang. Saking kencangnya, porak-porandalah seluruh bangunan di surga buatannya itu. Kehancuran ini diabadikan dalam Al Quran surah Al-Haqqah ayat 6-8 “Kaum ‘Ad dibinasakan dengan angin yang sangat keras dan kencang yang ditimpakan Allah kepada mereka selama tujuh malam delapan hari berturut-turut. Maka, engkau lihat kaum itu mati bergelimpangan seolah-olah batang kurma yang kosong. Maka, adakah engkau melihat mereka yang masih tinggal?”

Kisah ini adalah penegasan dari Allah, bagi orang-orang yang berbuat zalim. Hendaknya takut orang-orang yang berbuat zalim, karena diantara doa yang pasti diijabahi oleh Allah adalah doa orang yang dizalimi. Ditambah lagi perbuatan mereka menghardik anak yatim. Pelajaran bagi kita pula, bahwasannya kekuasaanNya tidak ada yang bisa menandingi.


Ditulis oleh Rizki Hanivan, disarikan dari berbagai sumber.