Penampilan Perkusi dari santri-santri Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng dalam Pegelaran Seni 6-17 di Lapangan Pondok Putri Tebuireng, Kamis (18/05/2017). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online– Pagelaran Seni 06-17 yang diselenggarakan pada Kamis (18/05/2017) di lapangna Pondok Putri Tebuireng, merupakan ajang bagi santri-santriwati Pesantren Tebuireng menumpahkan kreativitasnya. Banyak penampilan yang ditunjukkan dari santri-santriwati, baik dari bidang seni tradisional, seni modern, budaya lokal, dan seni bela diri.

Salah satu penampilan yang cukup menarik adalah perkusi dari Madrasah Aliyah Madrasah Aliyah Salafiyah Syafiiyah (MASS) Tebuireng Jombang. Dengan bermodalkan ember dan gagang sapu bekas mereka sanggup membuat puluhan penonton terpukau. Setting suasana lampu yang dimatikan dan kekompakan saat memukul ember, mereka bisa menciptakan suasana hening.

Menurut informasi dari salah satu personil perkusi, Muhammad Yaqi Dynal Maula, inspirasi itu didapatkan setelah melihat beberapa video dan tersedianya barang-barang yang bisa digunakan. Sebagai pencetus ide, ia berinisiatif mengajak kawan-kawannya untuk menampilkan sesuatu yang sederhana tapi unik.

Mereka menamai grup perkusi ini dengan “Sesaiki” singkatan dari Seni Tebuireng Masa Kini. Anggotanya terdiri dari santri-santri MASS angkatan 15/18 dari perwakilan seluruh jurusan. Jumlah anggotanya 16 orang yang terdiri dari 11 pemukul, 4 penari sekaligus pembawa bendera, dan 1 pembawa obor sekaligus penyanyi,

Inspirasi yang mendadak membuat terciptanya Sesaiki juga mendadak. Waktu latihan hanya seminggu sebelum pagelaran seni. Bahkan mereka tidak pernah mengikuti gladi kotor yang disediakan oleh panitia. Namun dalam waktu sesingkat itu, saja mereka telah memukau para penonton.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Asik,unik, seru, dan nggak bakal bisa tanpa proses yang dilandasi kesabaran,” ujar Yaqi saat ditemui wartawan Tebuireng Online. Menurutnya meskipun terlihat mudah hanya memukul-mukul saja, jika tidak sabar dan berlatih untuk kompak, maka penampilan Sesaiki tidak mungkin bisa maksimal

Pagelaran seni merupakan kegiatan tahunan yang menyuguhkan penampilan-penampilan menarik dari santriwan-santriwati Pesantren Tebuireng. Tahun ini konsep yang diangkat adalah pengembangan teknologi, khusunya di bidang fotografi dan sinematografi. Hal itu dibuktikan dengan adanya tayangan film pendek garapan santri pegiat fotografi yang tergabung dalam Komunitas Fotografi Tebuireng (Kopi Ireng).

Selain perkusi dan tayangan film pendek garapan santri, juga ada beberapa penampilan lain, di antaranya tari-tarian tradisional, dance, drama, pantomim, opera, pencak silat, wushu, nyanyian, dan fashion show.


Pewarta:    Amalia Wakhidah Ahmad

Editor:       M. Abror Rosyidin

Publisher:  M. Abror Rosyidin