Tebuireng.online— Sabtu 31 Agustus 2024 Tebuireng menggelar acara Pelatihan dan Pendampingan Pesantren Ramah Santri. Tepat jam 08.00 Wib acara digelar dengan penuh antusias. Acara berlangsung di Balai Diklat Tebuireng Sains, Jombok, Jombang.
Materi pertama diampu oleh Dr. Yulia Sholichatun, menjelaskan tentang pesantren well being. Ketika materi berlangsung peserta diajak untuk diskusi dan bermain dengan tujuan materi yang didaptkan lebih mengena dan melekat pada perilaku peserta kedepannya.
Konsep well-being yang diterapkan dalam konteks pesantren, yaitu kepuasan seseorang terhadap pesantrennya yang muncul dari evaluasi subjektif secara kognitif maupun secara afektif mengenai pengalaman santri, pembina, dan para warga terhadap pesantren.
“Adapun tujuan pesantren well being, yaitu peserta memahami konsep dan indikasi. Mampu menunjukkan karakter. Strategi praktis dan merumuskan pesantren Sejahtera,” ungkap Dr. Yulia pada 32 pembina dan pengurus pesantren.
Dalam menguasai konsep well-being, lanjut Yulia, maka kita merasa sehat mental, fisik, spiritual. Pesantren well-being konsep yang diterapkan di pesantren. Bisa diterapkan dengan 2 cara yaitu meminta pendapat secara subjektif kepada santri, pembina dan warga pesantren.
Baca Juga: Tebuireng Adakan Pendampingan untuk Pembina dan Pengurus Pesantren
“Cara menerapkan konsep itu dengan positive education. Yaitu pengembangan karakter untuk mengembangkan kesehatan mental dan spiritual santri. Dan institusi positif, yaitu pembelajaran dari kekuatan manusia,” imbuhnya.
Selain itu menurutnya, salah satu bukti bahwa konsep well being itu ada yaitu para santri mampu merasakan bangga sebagai santri Tebuireng. Jika belum berarti perlu ada program yang membuat mereka bangga menjadi santri Tebuireng.
Sebelum mengakhiri materi, Dr. Yulia menekankan bahwa well being atau kesejahteraan adalah pengalaman kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Hal ini termasuk memiliki kesehatan mental yang baik, kepuasan hidup yang tinggi, rasa makna atau tujuan, dan kemampuan untuk mengelola stress.
“Secara umum, kesejahteraan adalah merasa sehat secara fisik, mental dan spiritual serta memiliki kualitas hidup yang baik,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, salah satu pengurus pondok, Ustadz Mahmudi memberi respons atas terlaksananya kegiatan ini, “selalu banyak dampak dan hal positif di pondok, tapi untuk hal negatif itu tidak ada, kalau ada berarti hatinya kotor. Santri itu unik, karena berbagai macam karakter dan latar belakang dipertemukan dalam satu tempat,” terangnya saat diwawancarai.
Di waktu yang sama, salah satu Pembina Putri, Rizki Amalia juga memberikan komentar yang positif atas terlaksanya acara ini, “setelah mengikuti ini saya semakin sadar bahwa untuk mewujudkan pesantren well-being kita harus fokus pengembangan karakter anak khususnya mental dan spiritual,” ungkapnya.
Pewarta: Aulia