Keagungan Nabi Muhammad, Nabi yang paling akhir diturunkan oleh Allah Swt. Di sisi lain, tidak akan ada lagi estafet kenabian setelah Nabi Muhammad manakala pasca wafat beliau, muncul orang yang mengaku dirinya sebagai nabi yaitu seperti Musailamah Al-Kadzab, Thulaihah bin Kuwailid dan lainnya.
Patut disyukuri pada kenyataannya menjadi umat Nabi Muhammad Saw ialah sebuah anugerah yang sangat besar. Dengan kata lain, anugerah yang tiada tara nikmatnya, lantas mengapa begitu?
Karena semua yang ada di muka bumi ini. Nyatanya, segala hal yang kita nikmati secara khusus diciptakan alam semesta tak lain sebab sosok Nabi Muhammad Saw.:
فَقَدْ رَوَى الدَّيْلَمِي عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَرْفُوعًا: أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ : قَالَ اللَّهُ يَا مُحَمَّدُ! لَوْلاكَ مَا خَلَقْتُ الْجَنَّةَ وَلَوْلاكَ مَا خَلَقْتُ النَّارَ انْتَهَى.
ذكر الْقَسْطَلانِيُّ فِي الْمَوَاهِبِ اللَّدُنِّيَّةِ وَالزُّرْقَانِيُّ فِي شرح أَنَّ الْحَاكِمَ أَخْرَجَ فِي مُسْتَدْرَكِهِ عَنْ عُمَرَ مَرْفُوعًا: إِنَّ آدَمَ رَأَى اسْمَ مُحَمَّدٍ مَكْتُوبًا عَلَى الْعَرْشِ . وَإِنَّ اللَّهَ قَالَ لآدَمَ: لَوْلا مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ
“Diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami dari Ibnu Abbas Ra. Secara marfu’ (periwayatan hadis dengan menyandarkan langsung kepada Nabi): Malaikat Jibril menemuiku lalu berkata ” Allah Swt berfirman: Wahai Muhammad, jika bukan karena mu tidak akan Ku ciptakan surga dan jika bukan karena mu tidak akan Ku ciptakan neraka”.
Demikian pula, Imam Qostolani di dalam kitab Al-Mawahib laduniyyah dan Imam Azzurqoni di syarah-nya menyebutkan seperti yang tertera di kitab Imam An-Naisaburi yang terkenal dengan sebutan Al-Hakim di dalam kitab mustadrok-nya secara marfu’. Yaitu bahwa Nabi Adam As. melihat nama Nabi Muhammad tertulis di Ars dan Allah Swt berkata kepada Nabi Adam As. “Seandainya bukan karena Muhammad aku tidak menciptakanmu, wahai Adam”
Secara keseluruhan, bisa kita pahami bersama, dunia seisinya ini diciptakan oleh Allah Swt tak lain karena keagungan Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini, kita patut bersyukur sebab menjadi ummat Rasulullah Saw merupakan nikmat tersendiri bagi kita. Bahkan di akhirat nanti tatkala para Nabi diminta syafaat oleh kaumnya. Tidak ada yang bisa memberi syafaat tersebut kecuali Nabi Muhammad Saw.
Syafaat Nabi Muhammad
Sayyid Al-Maliki mengutip beberapa hadis di dalam Kitab Ziyaroh An-Nabawiyah. Terkait kategori orang yang akan diberi syafa’at oleh baginda Nabi:
قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ زَارَ قَبْرِيْ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِيْ
“Barang siapa menziarohi kubur ku, maka dia niscaya mendapat syafaatku.”
وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلهِ وَسَلَّمَ : مَنْ جَاءَنِي زَائِرًا لاَ تَعْمَلُ حَاجَةً إِلَّا زِيَارَتِي كَانَ حَقاً عَلَى أَنْ أَكُوْنَ لَهُ شَفِيْعاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa datang ke kuburku untuk menziarahiku, tidak ada tujuan lain kecuali hanya berziarah kepadaku. Maka dia berhak untuk aku beri syafaat di hari kiamat.”
وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهْ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: مَنْ جَاءَ نِي زَائِرًا كَانَ لَهُ حَقًّا عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ شَفِيْعاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa menziarahi kuburku, maka dia berhak atas Allah Swt untuk mendapatkan syafaatku di hari kiamat.”
Begitu juga keagungan Nabi Muhammad adalah meski beliau telah wafat ratusan tahun yang lalu. Namun apa yang telah beliau ajarkan dahulu hingga kini masih lestari. Terutama terjaganya al-Quran yang menjadi sumber hukum utama dalam agama Islam. Sekaligus menjadi mukjizat yang paling utama di antara mukjizat yang telah Allah berikan kepada utusan sebelumnya, serta kemurnian hadis nabi yang menjadi sumber hukum utama setelah al-Quran.
Ulama Pewaris Nabi
Itu semua tak lain karena peran ulama yang telah melestarikan nilai ajaran agama Islam, sebab ulama adalah pewaris Nabi.
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ
“Bahwasanya Ulama’ adalah pewaris para Nabi, seorang nabi tidak mewariskan dinar dan dirham melainkan Nabi mewariskan sebuah ilmu.”
Senada dengan keterangan yang ada di kitab latoiful minan:
فمثل الحقيقة المحمدية كالشمس وأنوار قلوب الأولياء كالأقمار وإنما أضاء القمر لظهور نور الشمس فيه ومقابلته إياها فإذا الشمس منيرة نهاراً ومضيئة ليلاً لظهور نورها في القمر الممدود منها. فإذا هي لا غروب لها فقد فهمت من هذا أنه يجب دوام أنوار الأولياء لدوام ظهور نور رسول الله ﷺ فيهم.
“ Nabi Muhammad ibarat matahari, terangnya hati ulama, ibarat rembulan dan bulan bisa bersinar sebab cahaya matahari yang menyinarinya. Maka, matahari sejatinya tidak pernah berhenti bersinar siang maupun malam. Seperti itulah Nabi Muhammad Saw yang terus memancar sinarnya melalui ulama.”
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Keluarga Nabi Muhammad
oleh: Muhammad Aji Saputra