Oleh: Ustadz Mustakim Askan

 إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ. اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنْ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا .الإسراء 23- 24

Sidang Jum’at Rahimakumullah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sudah munjadi sebuah rukun setiap kali khutbah jum’at, pasti dikumandangkan anjuran takwa ‘ittaqullah’, takwa yang berarti menjalankan sebuah perintah dan menjauhi segala larangan. Mengenai takwa ini marilah kita sama-sama intopeksi diri terhadap segala sesuatu yang telah kita lakukan, mana yang menjadi investasi kebaikan dan mana yang perlu disempurnakan. Sehingga dari hal itu kita bisa terus meningkatkan dan menyempurnakan ibadah yang kita lakukan. Melakukan mana yang pantas dan meninggalkan sesuatu yang perlu ditinggalkan.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Terkait keterangan “biiru abaakum tabirru abnaakum”, kami akan menampilkan sebuah kisah, seorang anak yang mendapat doa dari orang tuanya disebabkan selalu berbakti terhadap orang tuanya. Orang tua dari anak tersebut berdo, “ya Allah jadikanlah anak kami sebgai teman Nabi Musa kelak di Surga.”

Sudah menjadi skenario  Allah, mendadak nabi Musa berdoa minta petunjuk temannya di Surga. “Ya Allah tunjukkan kepada hamba, siapa teman hamba kelak di Surga”.

Setelah itu Allah berfirman, “Wahai Musa jika begitu maka pergilah engkau  ke pasar, engkau akan menemukan seorang laki-laki yang kelak akan menjadi temanmu di surga”.

Dengan didasari rasa penasaran akhirnya bergegas Nabi Musa mendatangi pasar tersebut. Ternyata disana ia berjumpa laki-laki yang sedang berbelanja daging. Setelah selesai berbelanja Nabi Musa menegur laki-laki tersebut, “saya baru melihat anda kali ini, tetapi saya ingin mengenal anda lebih jauh lagi, apakah kiranya tuan bersedia jika saya bertamu ke rumah anda?”. Lelaki tersebut menjawab, “tentu saja boleh, ini suatu kehormatan bagi saya jika ada orang yang ingin berkunjung ke gubuk saya, mari silahkan berkunjung ke rumah saya.”

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Kemudian mereka berdua berjalan, menyusuri jalan menuju rumah lelaki tersebut. Sesampainya disana, Nabi musa menperhatikan apa yang dikerjakan oleh laki-laki tadi. Ternyata mula-mula lelaki tersebut memasak daging yang dibeli di pasar, kemudian mencampurnya dengan kuah yang banyak. Sesudah dimasak dan siap saji, lelaki tersebut mengambil karung besar yang ternyata didalamnya berisi seorang perempuan tua yang lemah, sama sekali tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Lalu diangkatlah perempuan itu dari dalam karung kemudian disuapi hingga kenyang. Selesai disuapi seluruh badannya dibersihkan dan pakaiannya diganti dengan pakaian yang baru dan bersih. Setelah itu dibiarkan untuk beristirahat. Tak lama dari itu, perempuan tadi berdoa “ya Allah, jadikanlah anak lelakiku teman Nabi Musa kelak di surga.

Masyirol Muslimin Rahimakumullah

Sejak tadi Nabi musa memperhatikan dan paham apa yang dilakukan lelaki itu, sungguh perbuatan yang sangat mulia, lalu nabi Musa bertanya “wahai saudara apa yang kau lakukan dari tadi itu”, lelaki tersebut menjawab, “perempuan tua itu ibuku, yang sakit sejak puluhan tahun, keadaanya sangat lemah, tatapi beliau sangat bersabar terhadap apa yang menimpanya itu, beliau beriman kepada Allah. Sedang alasan mengapa beliau saya letakkan dalam kantong karung setiap saya pergi? agar beliau aman, selalu dalam lindungan saya, karena saya sangat mengkhawatirkan keselamatan beliau.

Masyirol Muslimin Rahimakumullah

Setelah mendengar penjelasan lelaki itu, Nabi Musa mengangguk-angguk dan berkata “wahai kawan, kau telah mendapatkan penghargaan besar dari Allah, kelak kamu akan menjadi temannku di surga, doa ibumu telah dikabulkan oleh Allahdan kelak kamu akan bertemu di Surga, ketahuilah saya adalah nabi musa”. Mendengar sabda nabi musa, lelaki tersebut sangat bahagia dan berdoa semoga saya bisa tetap berbakti kepada orang tua.

Masyirol Muslimin Rahimakumullah

Dengan kisah diatas semoga kita selalu berbakti terhadap orang tua, beruntungkah kita yang memiliki orang tua, bisa langsung berbakti dan meminta ridhonya. Dan bagi yang sudah meninggal dunia, mari kita doakan beliau. Dan bagi orang tua, mari berdoa semoga anak kita menjadi anak sholeh dan sholehah yang senantiasa berbakti terhadap orang tua.

اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ الْمَلِكِ الْمَنَّنِ وَمِنْ قَوْلِيْ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ, مَنْ عَمِلَ الْصَّالِحَاتِ فَلِنَفْسِهِ, فَمَنْ اَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ, بَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ وَبِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَةِ الْقُرْانِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَاِيَّاكُمْ اِنَّهُ سَمِيْعٌ الْعَالِم وَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَ الْغُفُوْرُ الْرَّحِيْمُ.


Pentranskripsi: Muhammad Ali Ridho