tebuireng.online-Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menggandeng Pesantren Tebuireng. Kali ini dalam kegiatan Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai Pesantren, Kamis (15/12/16). Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) ini merupakan gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien. Gerakan ini memudahkan kita untuk bertansaksi tanpa harus membawa uang tunai.
Bank Indonesia (BI) melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) menciptakan produk e-money dalam bentuk kartu BRIZZI. Kartu BRIZZI ini sebagai alat transaksi elektronik yang dapat dimiliki siapapun tanpa harus memiliki rekening BRI. Dalam Launching Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) Pesantren, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyampaikan, “Manfaat menggunakan kartu BRIZZI yang pertama adalah praktis, dapat membeli di tempat-tempat tertentu menggunakan kartu. Yang kedua untuk mencegah hilangnya uang. Yang ketiga, membatasi penggunaan uang” terangnya.
Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) Pesantren ini, lanjut Gus Sholah, juga sangat memudahkan para santri untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan kemampuan. “Kartu BRIZZI ini akan digunakan Pesantren Tebuireng untuk mengirim uang saku dan uang sekolah oleh wali santri kepada santri dengan kode tertentu. Semoga kegiatan Pencanangan GNNT Pesantren di Pesantren Tebuireng dapat di tiru oleh pesantren-pesantren lainnya”, ungkap Gus Sholah.
Turut hadir Kepala wilayah BRI Jombang, Bapak Sukirno dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga karena dapat bermitra kembali dengan Pesantren Tebuireng. “Kami sangat bangga sekali dengan Pesantren Tebuireng dan Bank Indonesia karena dapat bermitra kembali dalam pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai Pesantren. Sebelumnya kami pernah bermitra dengan Pesantren Tebuireng pada tahun 2014, kami menyalurkan CSR kurang lebih dua miliar untuk pembangunan salah satu gedung di lingkungan Pesantren Tebuireng”, ungkapnya.
Sebanyak 3000 kartu BRIZZI telah didistribusikan kepada santri Tebuireng, yang selama tiga hari ini diuji coba pada transaksi bazar di halaman Pesantren Tebuireng. Para santri yang memakai kartu BRIZZI pada transaksi bazzar tersebut mendapatkan diskon price.
Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi non tunai juga disampaikan oleh Direktur Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur, Bapak Syarifudin Basara. Pertama kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument non tunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai.
“Uang tunai yang telah digunakan untuk belanja dari tangan ke tangan dan menjadi lusuh, kemudian masuk Bank Indonesia kemudian dihancurkan, bentuknya nanti menjadi seperti beras, kemudian kami racik. Biaya untuk membuat uang seribu dengan seratus ribu sama, jadi akan lebih hemat jika masyarakat menggunakan e-money ”, tutur Syarifudin.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak menutup mata dan menutup telinga dengan kemajuan teknologi. “Meskipun santri, tetap tidak boleh menutup mata dan menutup telinga dengan kemajuan teknologi, karena bisa membantu orang tua santri yang rumahnya jauh, bisa dengan mudah dan cepat melakukan transfer tanpa harus ke bank, sekarang bisa lewat hp”, pungkasnya.
Launching Gerakan Nasional Non Tunai Pesantren ini ditandai dengan penabuhan rebana bersama yang juga dihadiri oleh Kepala Devisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Kepala Devisi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Kantor Pusat Bank Indonesia, Kepala Bagian E-Banking & Card Kantor Wilayah BRI Surabaya, dan Wakil Bupati Jombang.
Pewarta: Aulia Rahmah
Editor: Mas Aldo
Publisher: M. Ali Ridho