ilustrasi: fenomena generasi z di dunia kerja (sumber: tirto.id)

Bekerja adalah cara untuk manusia menyambung hidup mengais rezeki, bagi orang tua bekerja itu harus giat, namun bagi anak muda sekarang bekerja adalah sebagai sampingan untuk mengisi waktu luang. Sudah dianggap patut sekarang generasi Z tidak mau merepotkan diri untuk sebuah pekerjaan yang itu seharusnya sudah menjadi tanggung jawab diusianya. Hal lain yang malah suka ditekuni oleh gen Z adalah dunia per-online-an, ya media sosial, bisa dikatakan gen Z tanpa medsos adalah sayur tanpa garam.

Kenapa demikian? Kenapa Gen Z lebih cenderung malas untuk bekerja, dan lebih suka bekerja dengan apa yang mereka sukai tanpa mau merasa capek. Menurut badan pusat statistik mengumumkan bahwa hampir 10 juta gen Z yang berusia 15-24 tahun belum mendapatkan pekerjaan karena memang ketidaksesuaian keterampilan, ini didasari dengan kurikulum pendidikan formal yang mungkin tidak mencakup teknologi dan perkembangan baru di dunia kerja, sehingga Gen Z tidak siap menghadapi tantangan itu.

Maka dari itu Gen Z lebih memilih untuk bekerja secara fleksibel, karna menurutnya hal itu sesuai dengan kemampuan mereka yang masih suka bermalas-malasan tapi ingin banyak uang dan liburan kemana-mana. Namun semua itu sebenarnya ada dampak negatifnya terhadap Gen Z, bekerja secara fleksibel memanglah menyenangkan, namun tidak semua pekerjaan yang menyenangkan itu baik untuk keberlangsungan hidup kedepan.

Gen Z sebenarnya memiliki banyak kekurangan saat akan menghadapi dunia kerja, atau bahkan saat sudah menjalankan dunia kerja tersebut, seperti ketergantungan teknologi, mungkin ini bertentangan dengan penjelasan diatas, namun yang terjadi sebenarnya ada kesinambungan dari keduanya, seperti saat disekolahan tidak diajarkan teknologi yang benar secara mendalam, sedangkan gen Z hanya mempergunakan teknologi seadanya saja, sehingga hanya aplikasi yang mereka sukai yang akan didalami, tanpa memikirkan efek lanjutnya bagaiman, di dunia kerja ketergantungan teknologi yang negatif adalah orang yang tidak bisa berinteraksi dengan rekan kerja, dan juga susah untuk berkomunikasi dengan baik.

Baca Juga: Perisai Generasi Z Hadapi Tantangan Kontemporer

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, Gen Z rata rata tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sudah sewajarnya didunia kerja, Gen Z cenderung memiliki sikap yang kurang patuh terhadap atasan, karena mereka merasa lebih nyaman berkolaborasi dengan rekan sejawatnya. Kekurangan Gen Z selanjutnya adalah tidak mau menerima kritik yang membangun, dengan cara apapun kritik itu disampaikan Gen Z tidak bakal mau menerima karena bagi mereka apa yang mereka lakukan itu sudah optimal sekali, hal itu dikarenakan para Gen Z sudah terbiasa dibesarkan dengan budaya memuji pencapaian mereka secara langsung. Hal ini yang menjadikan Gen Z terhambat dan mengasah kemampuannya, dikarenakan saat mereka mendapatkan kritik mereka merasa diserang secara personal, yamg menjadikan Gen Z susah untuk bekerja secara profesional.

Tingkat kesabaran dari generasi ke generasi ternyata juga ikut berkurang, seperti yang terjadi pada Gen Z, mereka terkenal dengan ketidaksabarannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diperoleh, ini menjadikan mereka tidak bisa teliti dan selesai tepat waktu, kalau bahasa sekarangnya ngerjain sesuai mood, nah ini yang bakal menjadi kendala para Gen Z saat bergabung dengan rekan-rekan baru.

Dan yang terakhir, Gen Z ini adalah tipe orang yang suka dipuji, dan diapresiasi dalam pekerjaannya. Menurutnya apresiasi adalah sumber motivasinya untuk mengerjakan suatu tugas pekerjaan, sehingga kalau apresiasi itu tidak didapatkan malah mengakibatkan para Gen Z malas atau bahkan tidak mau lagi bekerja ditempat tersebut. Memang Gen Z itu super istimewa, semua maunya instan namun mereka enggak untuk dikritik, maunya fleksibel namun mereka juga tidak sabar dengan permasalahan yang terjadi pada saat bekerja.

Jadi, untuk para Gen Z sudahkah siap menghadapi tantangan dunia kerja dengan berbagai mood yang akan kalian hadapi?? Ingat dunia kerja tidak pernah memberi kelonggaran apapun, jadi ketika kalian berubah mood itu tidak mempengaruhi perusahaan untuk memecat kalian.. tetap menjadi generasi muda yang baik dan bermutu, karna Indonesia butuh Gen Z yang berhasil.



Pewarta: Albii