Perintah menjaga lisan dengan baik. (sumber ilustrasi: muslim.or.id)

Oleh: Silmi Adawiyah*

Lisan merupakan anugerah yang diberikan kepada umat manusia. Meski lisan membawa manfaat dan memudahkan dalam berkomunikasi, keberadaannya mesti sejalan dengan prinsip kehati-hatian. Sebab lisan juga bisa menjadi sumber petaka. Lisan memang merupakan anggota tubuh yang tidak bertulang dan paling mudah digerakkan, namun bukan berarti lisan bebas mengucapkan apa yang tidak benar. Islam mengajarkan agar lisan diciptakan untuk kebaikan, karena itu lisan perlu dijaga.

Bahaya orang yang tidak bisa menjaga lisan dalam kitab Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis disebutkan sebagai berikut:

إذا المرأ لم يخزن عليه لسانه     #       فليس على شيئ سواه بخزان

“Orang yang tidak bisa menjaga lisannya dengan baik, pasti tak bisa juga menjaga apapun selain lisannya.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Syair di atas dibingkai indah oleh  Ibn Abdil Barr dalam kitabnya. Sebuah kalam hikmah yang mengingatkan akan pentingnya menjaga lisan dengan baik dalam kehidupan. Jika tidak, maka hal-hal lainnya akan menjadi tidak baik pula. “Lisanmu cerminan kepribadianmu” begitulah orang-orang banyak mengungkapkan. Benar memang, sebab itu jika seseorang tidak bisa menggunakan lisannya dengan baik, maka bahaya yang tak diinginkan akan segera datang.

Jika lisan sekali melakukan kebohongan, maka anggota tubuh lainnya mengikuti kebohongan tersebut. Di sinilah terbukti mengapa sosok yang tidak bisa menjaga lisan, juga tidak bisa menjaga apapun selain lisannya. Rasulullah berpesan agar umat Islam senantiasa menjaga lisan, sebab keselamatan manusia tergantung pada lisannya. Pada prinsipnya lisan membawa manfaat sekaligus mudarat yang mengikutinya. Hal ini bergantung pada cara manusia menggunakan lisan. Meskipun terkadang tidak menghiraukan  hal yang ditimbulkan dari apa yang dikeluarkan dari lisan tersebut. Rasulullah mengingatkan dalam hadisnya:


سلامة الإنسان في حفظ اللسان

“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (H.R. Al-Bukhori). 

Setelah mengetahui apa bahaya dari lisan yang tak dijaga, semoga kita semakin berhati-hati dalam menggunakan lisan dalam sehari-hari. Dalam kitab Jaami’ul ‘Ulum Wal Hikam disebutkan satu nasihat dari Ibnu Mas’ud RA yang diawali dengan sumpah: “Dengan nama Allah yang tiada Ilah selainNya, tidak ada sesuatu di atas muka bumi ini yang lebih butuh untuk dipenjarakan dalam waktu yang lama daripada lisan.” 

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.