Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) saat membacakan amanat upacara. (foto: Irsyad)

Oleh: KH. Abdul Hakim Mahfudz*

Proklamasi kemerdekaan adalah bertemunya tekad dan perjuangan seluruh anak bangsa saat itu, maka dengan kehendak Allah SWT, kemerdekaan RI dapat diproklamirkan. Untuk itu, pada kesempatan ini saya mengajak para hadirin untuk bersyukur, sekaligus mengenang jasa para alim, ulama, serta tokoh pahlawan bangsa dan para pemimpin yang telah mendahului kita, seraya berdoa, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan kasih sayang, ampunan dan menempatkannya di taman-taman surga. Aamin Ya Robbal ‘Alamin.

Hari ini, 17 Agustus 2024 kita merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-79. Dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ini saya berharap, semoga kita bisa lebih meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air kita tercinta dan semangat kita dalam dunia pendidikan, agar kita sebagai generasi penerus bangsa mampu mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan negara kita yang adil, makmur dan sejahtera di masa depan.

Perlu kita ketahui, bahwa kemerdekaan ini diperjuangkan oleh semua komponen, walau gagasan-gagasan utamanya dibentuk dan didorong oleh kaum terdidik, para ulama dan lapisan tokoh masyarakat yang di masa itu berkesempatan meraih pendidikan. Lebih jauh lagi, kemerdekaan digagas dan diperjuangkan bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, tetapi juga untuk meraih kesejahteraan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Generasi itu telah berhasil secara gemilang menggulung kolonialisme, kini giliran kita untuk meneruskan perjuangan mereka.

Peringatan 79 tahun kemerdekaan ini, adalah sebuah pengingat bagi kita semua untuk semakin kerja keras dalam mengisi kemerdekaan di segala bidang. Apalagi bagi kita yang berada di dunia Pendidikan, tanggung jawab kita semua adalah menuntaskan usaha, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas sebagai generasi penerus bangsa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kegigihan dalam berjuang adalah kunci penting merebut kemerdekaan, dan keterdidikan juga jadi kunci penting dalam mengisi kemerdekaan dalam wadah NKRI. Mari kita tingkatkan mutu Pendidikan di Pesantren Tebuireng, karena kemerdekaan tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Pondok Pesantren Tebuireng. Pondok Pesantren Tebuireng mempunyai andil besar dalam mencapai kemerdekaan.

Kita semua mengetahui bagaimana peran besar Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam memperjuangkan, mempertahankan serta memberikan dukungan dalam usaha kemerdekaan.

Pada tanggal 22 Oktober 1945, delapan minggu setelah kemerdekaan, terjadi lagi peperangan di Surabaya. Pada saat itu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Fatwa Jihad. Yang salah satu pointnya adalah :

“Berperang melawan penjajah itu Fardlu ‘Ain yang harus dikerjakan oleh tiap – tiap orang islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak, bagi yang berada dalam jarak 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh. Bagi orang-orang yang berada di luar jarak lingkaran tadi, kewajiban itu menjadi Fardlu Kifayah (cukup dikerjakan sebagian saja).”

Demikian Fatwa Jihad Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang ditujukan kepada Rakyat Indonesia. Sekarang kita sebagai penerus, terutama para santri bagaimana kita bisa mengukir sejarah dalam mengisi kemerdekaan, saat ini kalian sebagai Talib (pelajar), harus menjadi generasi penerus yang mampu membawa kejayaan negara dan bangsa Indonesia di masa mendatang. Kalian harus berkiprah sesuai dengan profesi kalian dalam mengisi kemerdekaan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Pesantren Tebuireng.

Bagi para guru, mendidiklah dengan sepenuh hati, dengan keluhuran budi pekerti, dan dengan kedalaman serta keluasan pengetahuan agar bisa menginspirasi, dan jadi teladan bagi generasi yang akan datang. Satu hal yang sangat mendesak untuk kita tanamkan dan kita perkuat melalui dunia Pendidikan kita, terutama melalui penguatan kultur (budaya) sekolah dan kampus untuk membangun karakter, yaitu:

  1. Memperkuat tradisi akademik melalui penguatan budaya nalar dan
  2. Menanamkan nilai patriotisme dan
  3. Menumbuhkan sikap toleransi, saling menghargai, dan
  4. Membudayakan kepatuhan terhadap

Dengan semakin luasnya akses dan tingginya kualitas Pendidikan yang disertai dengan penguatan budaya sekolah dan kampus sebagaimana tersebut diatas, Insya Alloh kualitas sumber daya manusia Indonesia akan semakin baik dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

Para Peserta Upacara Yang Saya Cintai

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno, Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta, dan para perintis kemerdekaan itu adalah tokoh – tokoh terdidik. Mereka menggunakan keterdidikannya untuk meraih kemerdekaan guna mendorong kemajuan bangsa Indonesia. Kita semua sebagai generasi pewaris kemerdekaan juga punya kesempatan yang sama untuk menorehkan sejarah di Republik ini, dengan mengisi kemerdekaan berupa Pembangunan di segala bidang, dan menumpas kedzaliman yang dapat menghambat tercapainya cita-cita kemerdekaan.

Para Peserta Upacara Yang Saya Banggakan

Mari kita jadikan hari besar nasional ini sebagai momentum untuk kita berjuang lebih giat lagi untuk menjadikan negeri yang kita cintai ini menjadi lebih baik dengan mewujudkan harapan-harapan bangsa untuk melihat negeri tercinta yang sangat besar ini kian berdiri kokoh, tegap, makmur serta adil dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bentuk rasa hormat kita kepada para pejuang yang gugur dalam medan pertempuran untuk membela hak dan martabat bangsa, tidak cukup rasanya jika kita hanya dengan membaca biografi mereka, tetapi harus berusaha semampu kita untuk melestarikan peninggalan yang baik, dan mengadopsi hal baik yang relevan.

Dengan demikian mari kita saling bahu – membahu untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan bakti nyata dalam mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yaitu mewujudkan negara yang adil, makmur dan sejahtera.

Mari kita tingkatkan mutu keilmuan di Pondok Pesantren Tebuireng yang menjadi warisan leluhur kita, kita gali dan kaji ulang tentang karya dan Harokah Ijtima’iyyah Hadratussyaikh. Harapannya, agar kita semua diridhoi sebagai santri beliau. Demikian, semoga bermanfaat.

Selamat belajar, selamat berkarya, dan salam hormat untuk semua. Dirgahayu Republik Indonesia!

Tebuireng, 17 Agustus 2024



*Pengasuh Pesantren Tebuireng. 

Disampaikan dalam amanat upacara 17 Agustus 2024 di lapangan Pondok Pesantren Tebuireng.