Tebuireng.online– Kabar duka kembali singgah di hati umat muslim, khususnya km santri dan NU, pasalnya Pengasuh pondok pesantren Bahrul Maghfiroh, KH Luqman Al Karim atau yang akrab disapa Gus Lukman telah tutup usia pada Jumat (08/09/2017) dini hari.

Kabar tersebut bermula dari beredarnya informasi dan belasungkawa dari pesan singkat grup Whatsapp yang juga telah dibenarkan oleh beberapa pihak yang dekat dengan almarhum. Almarhum juga merupakan saudara kandung dari rektor ke-12 Universitas Brawijaya (UB) Prof.Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS.

Dalam pesan singkat tersebut diberitahukan bahwa almarhum telah berpulang sekitar pukul 02.10 di Rumah Sakit Persada Malang. Tidak banyak yang tahu tentang penyakit beliau. Beliau diketahui, sebelumnya telah dirawat di RSPAD Jakarta.

“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah pulang ke rahmatullah KH Luqman Al Karim ( Gus Lukman) Pimp. Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. pagi ini pk. 02.10 di RS Persada Malang. Smg almarhum Husnul Khatimah. Amiiiin YRA,” bunyi pesan beruntun tersebut.

Usai pemakaman, Prof Bisri mengatakan, adik kandungnya itu sudah lama sakit. “Namun yang bersangkutan sama sekali tidak merasakan sakitnya. Hingga Lebaran kemarin, sempat dirawat di RSPAD Jakarta, ” ujarnya seperti yang dilansir duta.co.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

menganai penyakit yang diidab almarhum, Prof Bisri mengungkapkan bahwa adiknya yang nomor delapan dari sepuluh bersaudara ini punya masalah di otaknya. “Seperti radang dan tumor yang kadang kambuh dan kadang tidak, bahkan dirawat hingga 50 hari lamanya,” jelasnya.

Diakuinya, adik kandungnya ini kerap bepergian ke luar negeri, utamanya negara Arab. “Sering hanya untuk mengunjungi pondok pesantren yang tersebar di negara Arab. Hanya saja setiap pergi ke negara Arab, ia selalu menolak divaksin miningitis, ” imbuh Bisri.

KH Lukman al Karim adalah putra dari KH. Abdullah Fattah bin Mbah Daim Jotranegara yang lahir pada 21 Mei 1964 dan sejak muda sosoknya memang telah melanglangbuana menuntut ilmu.

Salah satunya, beliau pernah menimba ilmu agama di Pesantren Tebuireng Jombang, pesantren yang didirikan oleh Pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari. Saat nyantri di Tebuireng, almarhum menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) dan tinggal di komplek C 12 yang dulu berada di depan masjid. Komplek itu kini telah tiada dan berubah menjadi halaman masjid.

Usai mengemban ilmu beberapa tahun lamanya, almarhum mendirikan ponpes Bahrul Maghfiroh yang sangat ternama di Kota Malang. Kepergian almarhum yang mendadak pun membuat publik Malang sangat kehilangan. Beliau juga pernah menjadi pimpinan Pengcab Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Malang, dan dikenal figur yang mengayomi Aremania.

Gus Luqman berhasil mengembangkan Pesantren Bahrul Maghfiroh di sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Lampung dan Jakarta. Hebatnya, kepada santrinya, Gus Luqman tak memungut biaya sedikit pun. Bahkan, di antara santri yang berprestasi diberi beasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Yaman dan Arab Saudi.

Dalam dakwahnya, Gus Luqman tak hanya merangkul kalangan santri dan kaum miskin, tapi juga selebriti di Indonesia, khususnya yang tengah mengalami masalah narkotika. Sejumlah artis menganggap Gus Luqman sebagai penasihat spiritual mereka.

Bagi NU, Gus Luqman memang tidak masuk jajaran struktural pada organisasi yang juga diperjuangkan ayahandanya, KH Abdullah Fattah (almaghfurlah). Namun, dalam beberapa kegiatan NU dan badan otonomnya, seperti Muslimat NU, Gus Luqman memberikan fasilitas untuk mengadakan berbagai kegiatan di Bahrul Maghfiroh.

Tokoh agama yang sangat dihormati di Kota Malang dan masyarakat muslim itu kabarnya telah dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren yang beliau dirikan.


Pewarta: Rif’autuz Zuhro

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin

Sumber: malangtoday.net dan duta.co