Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sabtu (16/3) mengadakan seminar nasional menuju Pemilu Damai di IAIN Pamekasan Madura. (Foto: Aldo)

Tebuireng.online– Seminar Nasional “Integritas Religius dan Nasoinalis Menuju Pemilu Damai” kembali diselenggarakan oleh tim Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng. Kali ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pamekasan Madura, Sabtu (16/3) setelah dilaksanakan di Blokagung Darussalam Banyuwangi dan Pondok Pesantren Tebuireng.

Perwakilan Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng, Masrukhin menyampaikan dalam sambutannya mengenai tujuan dan berdirinya Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang sudah berdiri sekitar dua setengah tahun yang lalu.

“Forum diskusi ini bertujuan untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran Hadratussyaikh, sehingga bisa dinikmati bahwasanya Islam itu damai dan moderat,” ungkapnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan mayoritas muslim terbesar di dunia, oleh sebab itu Indonesia adalah negara paling aman di dunia. Dan ini tidak lepas dari pemikiran KH. Hasyim Asy’ari.

Diwaktu yang sama, Mohammad Kosim menegaskan bahwasanya Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari sudah menjadi perbincangan dan layak untuk dipublikasikan, sehingga menjadi lebih semangat lagi dalam mengkajinya. “Hadratussyaikh menjadi ruh dalam perkembangan Islam Nusantara,” tegas Rektor IAIN Madura ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mohammad Kosim menjelaskan terkait orientasi milenial muslim yang ada di Indonesia. “Berdasarkan hasil penelitian Alvara Research Center pada Bulan juli 2018 yang membagi dalam tiga pola; nasionalis, nasionalis religius, religius,” paparnya.

Ia menjelaskan, yang pertama Nasionalis, yaitu kelompok yang tidak menyertakan ideologi religius di dalamnya dengan orientasi 35,8 persen. Yang kedua Nasionalis Religius, yaitu memadukan antara pancasila dan agama, orientasinya sebanyak 40,9 persen. Yang ketiga kelompok Religius, yaitu hanya fokus pada nilai religius saja tanpa adanya ideologi nasionalis di dalamnya, dengan orientasi 23,3 persen.

Pewarta: Rafiqatul Anisah
Publisher: RZ