Sumber foto: https://pixabay.com/en/buildings-mosque-sunset-silhouette-203194/

Oleh: KH. Fawaid Abdullah *

Di Akhir kitab Irsyad al Mukminin, KH. M. Ishomuddin Hadzik menulis tentang beberapa penjelasan tentang beberapa kisah akhlak mulia para ulama yang bisa menjadi pedoman dan pegangan bagi generasi berikutnya untuk dijadikan teladan.

Para Ulama Salaf dikenal sangat alim, tawadlu’, sabar dan jujur. Mereka tidak pernah menyombongkan ilmunya. Mereka juga selalu menerima kebenaran ilmu dari manapun dan dari siapapun.

Mereka juga selalu menjauhi perdebatan yang kurang ada manfaatnya. Juga tidak memanfaatkan ilmunya untuk memperoleh harta dan jabatan. Tidak jilat sana jilat sini, dan tidak tunduk kepada pejabat atau penguasa yang sekiranya menyebabkan rusaknya muruah, prestise dan wibawa sebagai ulama.

Para Ulama Salaf itu juga tidak pernah saling sombong satu sama lain. Tidak menebar permusuhan satu sama lain. Apalagi mengajak kebencian untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sama sekali tidak pernah melakukan hal-hal tersebut. Mereka itu golongan orang-orang yang tingkat takwanya kepada Allah Ta’ala sangat tinggi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mereka juga merupakan golongan orang-orang yang hatinya bersih dan selalu baik niatnya, lebih banyak mendengar keluhuran kesah umat daripada hanya sekedar bicara yang tidak bermanfaat.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy dari Ka’ab bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda,

من تعلم العلم ليجادل به العلماء، أو يماري به السفهاء، أو يصرف به وجوه الناس إليه أدخله الله النّار

Barangsiapa yang mencari Ilmu tujuannya hanya untuk berdebat atau hanya men-debat Ulama, atau hanya untuk dibuat pamer-pameran kepada orang-orang bodoh, atau hanya dibuat menarik perhatian dikalangan manusia, maka kelak Allah akan memasukkan ke Neraka”

Ada pula hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabraniy dan Al Baihaqi dari Sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Kelak, orang yang paling disiksa di neraka adalah orang alim yang ilmunya tidak bermanfaat”.

Karena itu, Rasulullah SAW memohon perlindungan kepada Allah SWT, semoga dijauhkan dari Ilmu yang tidak bermanfaat. Baginda Nabi Muhammad SAW berdoa kepada Allah Ta’ala:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ و مِنْ دُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ

Yaa Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dijauhkan dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dan dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang kenyang (cepat puas) dan dari doa yang tidak didengar“.

Para Ulama Salaf adalah orang-orang yang selalu mengamalkan ilmunya, tidak banyak bicara dan tidak banyak tanya. Mereka ketika ditanya satu masalah ilmu dan tidak tahu, maka mereka katakan tidak tahu dan tidak pernah mengada-ada. Mereka lebih mengedepankan apa adanya, berkata sejujur-jujurnya tentang apa yang memang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui.