Tebuireng.online— Tim Majalah Tebuireng Media Group berkolabiorasi dengan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari menggelar studium generale dengan tema, “Membincangkan Konsep Slow Living dalam Kacamata Hadis dan Filsafat”.
Acara kerja sama itu berlangsung di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng, Ahad (28/7/2024). Turut Hadir sebagai narasumber, Dosen Aqidah Dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Dr. H. Fahruddin Faiz, Dosen sekaligus Kepala M2 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, Dr. Ubaydi Hasbillah, Dzurriyah Tebuireng, Gus Ghofur, Wakil Mudir Ma’had Aly dibidang pendidikan Dr. Anang Firdaus, Wakil Mudir Ma’had Aly dibidang Kemahasantrian Dr. Hamsa Fauriz.
Mewakili Dzurriyah Tebuireng, Gus Ghofar menyebut bahwa studium generale ini merupakan acara rutinan setiap satu tahun sekali, yang memiliki harapan agar Ma’had Aly bisa mengembalikan era KH. Hasyim Asy’ari sebagai pusat studi Ilmu Hadis.
“Setelah 18 tahun Ma’had Aly berdiri sudah menorehkan banyak prestasi dan banyak dosen yang sudah menyelesaikan S3, semoga banyak yang menyusul sehingga Ma’had Aly lebih kuat dan lebih siap untuk mengarungi masa depan yang diinginkan oleh beliau yang mendirikan Ma’had Aly ini. Yang jelas ini sudah tahun kedua M2. Semoga nantinya bisa membuka Marhalah 3 (S3),” ungkapnya.
Baca Juga:
Fahruddin Faiz Soal Slow Living di Pesantren
Mahasantri Berbincang Konsep Slow Living dalam Kacamata Hadis dan Filsafat
Selain Gus Ghofur, Dr. Hamsa Fauriz juga mengisi sambutan dengan berbahasa Arab yang berisi, “Slow living jangan diartikan dengan santai-santai atau bermalas-malasan, melainkan hidup tenang tidak terburu-buru,” terangnya.
Dalam muqoddimah, Ustadz Rozaq sebagai moderator memberikan pembukaan dengan sekilas materi yang akan dibahas mengenai slow living. Menurutnya persoalan slow living bermula pada pemahaman masyarakat sekarang yang mengikuti aliran modern.
“Semasa sistem ini saling terkait berhubungan secara proporsional bukan untuk kepentingan pribadi namun untuk demi keberlangsungan sistem terebut, atau disebut dengan survival of the system,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, ketika dunia memasuki era industri 5.0 suasana sistem yang dibangun berbasis teknologi, sehingga seluruh manusia pada masa itu diharapkan melek teknologi dan dapat mengoptimalkan dengan segera. Sebelum teknologi beralih menggerakkan manusia.
“Dan ini menuntut manusia hidup cepat, yang tidak melek teknologi dianggap tertinggal oleh karenanya. Atau istilah lain yang biasa disebut FOMO juga menganggap hidup selalu cepat,” terangnya membuka forum stadium general itu.
Acara Studium Generale ini berjalan dengan lancar dan berlangsung interaktif antara dua narasumber dengan peserta dari mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari semester 1, 3 dan 5 marhalah ula dan mahasantri marhalah tsaniyah.
Pewarta: Aulia Rachmatul