Adab imam membaca zikir setelah melaksanakan shalat fardhu perlu diperhatikan. Karena zikir selepas shalat merupakan pelengkap dari pada ibadah itu sendiri. Meskipun zikir setelah shalat hukumnya sunah, akan tetapi shalat tanpa zikir itu seperti ada yang kurang dari shalat itu sendiri. Ibarat selepas makan, akan lebih nikmat jika ditambah dengan cuci mulut.
Zikir selepas shalat tidak hanya dilakukan saat shalat berjamaah. Zikir sehabis shalat juga dianjurkan dibaca saat shalat sendirian. Namun, saat menjadi imam dalam shalat ada ketentuan atau aturan yang lebih utama jika dipraktekkan oleh imam.
Syaikh Abu Bakr Syatho Ad-Dimyati dalam kitabnya I’anah Ath-tholibin memberikan beberapa adab imam ketika membaca zikir dan doa selepas shalat.
أما الامام إذا ترك القيام من مصلاه الذي هو أفضل له فالافضل جعل يمينه إلى المأمومين ويساره إلى القبلة. قال شيخنا: ولو في الدعاء
Seorang imam ketika telah melaksanakan shalat dianjurkan untuk bagian tubuh sebelah kanannya dihadapkan kepada makmum dan bagian tubuh sebelah kiri menghadap kiblat.
ومحل ذلك إذا لم يكن خلفه نساء
Hal tersebut dilakukan ketika di belakangnya tidak terdapat wanita. Ketika terdapat wanita di belakangnya maka tidak dianjurkan melakukan hal di atas.
قوله: فالأفضل جعل يمينه إلى المأمومين أي في غير محراب المسجد النبوي، أما هو فيجعل يمينه إليه تأدبا معه – صلى الله عليه وسلم -.
Kesunahan di atas juga dilakukan ketika shalat bukan di Mihrab Masjid Nabawi. Seorang imam yang melakukan perilaku di atas merupakan adab yang juga dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Adapun berlama-lama di Mihrab Masjid Nabawi itu menurut sebagian ulama hukumnya haram karena dapat menghalangi orang yang akan shalat di tempat tersebut sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu orang yang shalat di masjid tersebut.
Namun menurut Imam Ibn Hajar mempraktekkan hal di atas tetap dianjurkan meskipun di Masjid Nabawi.
Demikian adab seorang imam ketika membaca wirid selepas shalat. Aturan tersebut bukan merupakan perkara wajib. Namun, tidak ada salahnya jika kita mengikuti sunah Rasulullah Saw agar ibadah kita lebih utama. Wallahu’alam.
Alfahrizal, Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari