sir abdullah
republika.co.id

tebuireng.online-Seorang bangsawan Inggris, sekaligus negarawan yang terkenal di masanya, Sir Abdullah Archibald Hamilton Bart (sebelumnya Sir Charles Edward Archibald Watkins Hamilton) dikenal memeluk agama Islam dan taat menjalaninya. Beliau memutuskan menjadi muallaf pada tanggal 20 Desember 1923, delapan tahun setelah ia mewarisi dua gelar kebangsaan setelah kematian ayahnya.

Beliau lahir pada 10 Desember 1876, dari ayah bernama Sir Edward Archibald Hamilton, dan ibu Mary Elizabeth Gill. Ayahnya bergelar Baronet keempat dari Trebishun, Breconshire, dan Baronet kedua dari Keluarga Marlborough, Hampshire. Istrinya, Lilian Austen alias Lady Hamilton yang dinikahinya pada 1927 juga masuk Islam dan dikenal dengan nama ‘Miriam’.

Sir Abdullah memiliki pangkat Letnan di Royal Defence Corp (sebuah korps di Angkatan Darat Inggris yang didirikan pada 1917 dan dibubarkan pada 1936). Di samping itu, dia juga menjabat sebagai Presiden Selsey (Sussex) Conservative Association.

“Aku menemukan, baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris (Anglikan), pada akhirnya tidak membawa manfaat nyata bagi diriku,” ujar Hamilton seperti dikutip dari Republika online.

Setelah mempelajari Islam, ia melihat agama ini ternyata sangat sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti soal zakat misalnya. Jelas adanya perintah kepada orang-orang kaya untuk membantu golongan miskin. Selain itu, cara Islam mengatur soal hak kepemilikan individu dan komunal menurutnya sangat menakjubkan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Islam pun secara tegas juga melarang para penganutnya berjudi, mengonsumsi minuman beralkohol, serta memungut riba. Semua hal yang diharamkan oleh agama ini terbukti membawa malapetaka dan penderitaan bagi umat manusia,” ujar Sir Abdullah.

Konsep persamaan manusia yang dituangkan Allah lewat Alquran juga membuat Hamilton semakin mengagumi Islam. Lebih jelasnya, semua manusia terlahir dalam kondisi suci dan tidak menanggung beban dosa orang lain.

Selain itu, ikatan persaudaraan sesama Muslim yang dilandasi oleh keimanan telah membuktikan betapa agama ini begitu menghargai kesetaraan, tanpa memandang latar belakang ekonomi, status sosial, dan jenis kelamin.

Sir Abdullah Archibald Hamilton mengembuskan nafas terakhir pada 18 Maret 1939. Prosesi ritual pemakamannya diselenggarakan oleh rekan-rekannya dari komunitas Muslim Masjid Woking (Inggris Tenggara). Jenazah Hamilton dikuburkan di Pemakaman Muslim Brookwood.(UL)