Sumber foto: http://www.jadipintar.com

Mekkah dan Madinah yang merupakan dua kota suci di dunia ini masuk dalam wilayah yang sekarang bernama Arab Saudi. Sebagai tempat di mana muncul dan berseminya agama Islam, dan juga tempat kelahiran dari Nabi Muhammad SAW, pastinya wilayah di jazirah Arab ini memiliki banyak tempat bersejarah, khususnya dalam kaitan perjuangan dan perekembangan syi’ar Islam.

Dari sekian banyak tempat-tempat bersejarah di sana, pada rubrik Dunia Islam edisi kali ini, Tebuireng.Online akan menunjukkan masjid-masjid yang turut menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di masa Rasulullah SAW Sembilan masjid yang dikutip dari http://www.jadipintar.com  di bawah ini semoga bisa menjadi pengetahuan sekaligus memotivasi para pembaca untuk mengunjunginya bagi yang belum pernah berhaji atau umrah, amin ya robbal ‘alamin.

  1. Masjidil Haram, Makkah

Masjidil Haram, yang kadangkala disebut juga dengan Masjid al-Haram atau Al-Masjid al-Haram  (Arab:  المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka’bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu, di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu  thawaf , mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Ka’bah (Arab:  الكعبة) Merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Mekkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini yang menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah shalat, bagi umat Islam di seluruh dunia.

Pada tahun 571,  Nabi Muhammad  keturunan langsung dari  Nabi Ismail  serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki  (Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan  Arab Saudi  oleh Abdul Aziz bin Saud  yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Mekkah dan Madinah.

  1. Masjid Nabawi, Madinah

Masjid Nabawi, adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad SAW  dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW, setelah Masjid Quba  yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah SAW tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi SAW menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW untuk dikembangkan masjid dan tempat kediaman beliau.

Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m Rasulullah SAW turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.

Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi SAW. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai  ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab  pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah  Utsman bin Affan pada tahun 29 H.

Di zaman modern,  Raja Abdul Aziz  dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd  pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung sekitar 535.000 jamaah.

Satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah SAW.

  1. Masjid Al-Aqsha, Palestina

Masjid Al-Aqsa, juga ditulis Al-Aqsha (bahasa Arab: المسجد الاقصى,  Al-Masjid Al-Aqsha, (arti harfiah: ” masjid terjauh “) adalah salah satu tempat suci agama Islam yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur).

Kompleks tempat masjid ini (di dalamnya juga termasuk Kubah Batu) dikenal oleh umat Islam dengan sebutan  Al-Haram Asy-Syarif  atau “tanah suci yang mulia”. Tempat ini oleh umat Yahudi dan Kristen dikenal pula dengan sebutan Bait Suci,  Har haBáyit, bahasa Inggris:  Temple Mount), suatu tempat paling suci dalam agama Yahudi yang umumnya dipercaya merupakan tempat Bait Pertama dan Bait Kedua dahulu pernah berdiri.

Masjid Al-Aqsha secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga umat Islam. Muslim percaya bahwa Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra ‘Mi’raj. Kitab-kitab hadist menjelaskan bahwa Muhammad mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsha (Baitul Maqdis) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat adalah Ka’bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah, sampai sekarang.

  1. Masjid Qiblatain

Masjid Qiblatain atau yang artinya masjid dua qiblat adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini pertama kali dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.

Pada awal Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah  Baitul Maqdis  (nama lain Masjidil Aqsha) di Yerusalem / Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Mekkah.Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini.

Ketika itu, Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat  Al Baqarah : 144, yang artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

Setelah turunnya ayat tersebut di atas, beliau menghentikan sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Mengacu pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.  Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, namun tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya di tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.

  1. Masjid Al Ijabah, Madinah

Masjid pertama yang menyimpan sejarah kehidupan Rasulullah adalah Masjid Al-‘Ijabah. Masjid ini berada di Jalan Malik Fadh, Madinah, tepatnya sekitar 385 meter dari Pemakaman Baqi . Jika dilihat dari luar, mungkin masjid ini tampak biasa saja, tidak ada yang spesial dari bangunannya. Tapi jika ditelusuri, ternyata keistimewaan itu muncul di balik namanya.

Ijabah berarti dikabulkan. Ya, masjid yang memiliki luas 1.000 m2 ini diberi nama Al Ijabah karena dulu Rasulullah pernah berdoa di sana dan dikabulkan oleh Allah SWT saat itu juga.Ada tiga doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad, pertama Nabi SAW memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan kekeringan dan kelaparan.

Doa ini langsung dijawab dan dikabulkan oleh Allah. Kemudian, Rasul pun kembali berdoa. Di doa keduanya, Rasul memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan menenggelamkan. Doa ini juga dikabulkan Allah. Setelah doa kedua dijawab Allah, Rasul pun kembali berdoa. Di doa yang ketiga, Rasul memohon kepada Allah agar di kalangan umatnya tidak ada fitnah dan perbedaan. Sayangnya, tidak seperti doa pertama dan kedua yang langsung dikabulkan, doa ketiga ini ditunda oleh Allah SWT. Inilah sejarah di balik penamaan masjid.

  1. Masjid Al Jin, Makkah

Masjid al-Jin Makkah terletak di daerah pinggiran Al Hujun. Dibangun diatas tempat yang sebelumnya Rasulullah  SAW  membuat garis ditanah untuk Abdullah bin Mas’ud ra .  Sungguh Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  memerintahkan untuk membacakan Al Quran kepada bangsa Jin. Lalu Ia membawa Ibnu Mas’ud ,  Dia berangkat hingga sampai ke daerah hujun didekat  Shi’b Bani Abu Dubb . [Sawa’ah bin Amir bin Shasha’ah Abu Dubb adalah seorang laki-laki dari bani Abu Dubb]

  1. Masjid Pohon, Makkah

Sama dengan Masjid Al Jin, Masjid Pohon juga sangat terkenal karena sejarahnya. Sejarah Islam mengatakan dulu Rasulullah SAW pernah berhadapan langsung dengan para jin kafir di masjid ini. Kala itu, para jin memang sengaja datang untuk bertemu Rasul, mereka mempertanyakan dan meminta bukti atas kerasulan Rasulullah SAW Sebagai pembuktian, Rasul pun memanggil sebuah pohon yang berada tak jauh dari masjid untuk datang menghampiri mereka. Atas izin Allah, pohon yang disebut Rasul pun tercabut dari tanah dan datang menghampiri Rasul.

Selesai membuktikan salah satu tanda kerasulan, Nabi SAW memerintahkan pohon kembali ke tempat asalnya. Lalu bagaimana dengan jin? Mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW dan memeluk Islam. Saat ini, Masjid Syajaroh yang berada tepat di depan Masjid Al Jin menjadi tujuan wisata religi bagi umat Islam. Selain cerita yang melatarbelakangi penamaan masjid, Masjid Pohon juga dikunjungi untuk mengagumi mukjizat Nabi Muhammad SAW.

  1. Masjid Ja’ronah, Makkah

Disebut Ji’ranah atau penduduk Makkah menyebutnya Ju’ranah, berasal dari nama sebuah desa kecil yang dekat dengan Masjidil Haram, terletak di lembah atau wadi Saraf sebelah selatan menuju Makkah.

Di desa ini tedapat sebuah masjid yang dikenal dengan nama masjid Ji’ranah. Masjid ini selalu digunakan penduduk Mekkah untuk melakukan ihram saat umrah atau haji. Desa Ji’ranah merupakan perbatasan kota Haram dari selatan Makkah ke arah Thaif . Rasulallah saw pernah singgah di tempat ini sepulangnya dari perang Hunain dan sempat membagikan rampasan perang di sana.

Karena Ji’ranah merupakan tanda batas ilegal, maka dari sanalah Rasulallah SAW berihram untuk melakukan umrahnya yang ke tiga kalinya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa bahwa Rasulullah saw melakukan umrah selama hidupnya sebanyak 4 kali, pertama umrah Hudaibiyah, kedua umrah Qadha’, ketiga umrah yang dilakukanya dari Ji’ranah sepulangnya dari perang Hunain, keempat umrah pada saat melakukan haji wada’. Dan tempat dimana Rasulallah saw melakukan umrah dari Ji’ranah dibangun sebuah masjid yang diberi nama dengan nama “Masjid Ji’ranah”.

Menengok sejarah, Ja’ronah ternyata menjadi persinggahan Rasulullah SAW dan rombongan setelah perjalanan jauh. Suatu ketika, Ja’ronah dikunjungi Rasul bersama pejuang Islam lain setelah Perang Hunain.

Karena persediaan air habis dan di sana tidak ada sumur, Rasul memukul tongkatnya lalu keluarlah air. Kemudian menyebarlah cerita tentang keberadaan sumur yang berasal dari ketukan tongkat Rasul. Berbekal niat jahat dan ingin membunuh Rasul, mereka pun menebar racun di dalam sumur tersebut.

Atas petunjuk Allah, Rasul pun mengetahui niat jahat kaum musyirikin itu. Kemudian, dengan mukjizat, Rasul pun meludahi sumur tersebut. Seketika air sumur yang tadinya beracun menjadi tawar. Bahkan, sumur ini bisa untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Sayangnya, saat ini sumur bersejarah ini telah ditutup oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mencegah syirik atau perbuatan menyekutukan Allah. Meski begitu, Anda tetap merasakan kehadiran Rasulullah ketika berada di Masjid Ja’ronah.

  1. Masjid Quba, Madinah

Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun dalam peradaban sejarah Islam pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriah. Masjid ini terletak di luar kota madinah tepatnya sekitar 5 km sebelah tenggara Madinah. Masjid Quba yang ada saat ini adalah berbeda dengan mesjid Quba pada saat zaman Rasulullah saw, mesjid Quba yang saat ini berdiri adalah mesjid yang telah direnovasi dan diperluas pada masa Kerajaan Arab Saudi. Renovasi dan perluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal dengan daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Renovasi dilakukan pada tahun 1986.

Zaman dahulu saat dibangun, masjid ini berdiri diatas kebun qurma dengan luas 1200 meter persegi, dan saat ini luas mesjid Quba adalah sekitar 5.035 meter persegi. Saat ini masjid ini memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama tempat masuk para jamaah di masjid. Dua pintu dialokasikan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, ada ruang yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Dalam sejarah Islam, masjid yang pertama adalah masjid Quba yang dibangun oleh ‘Ammar ra. Ketika Baginda Nabi SAW dalam perjalanan hijrah ke Madinah, di desa Quba, ‘Ammar ra mengusulkan, untuk membangun tempat berteduh bagi Baginda Nabi SAW agar dapat beristirahat siang dan mendirikan shalat dengan tenang. Lalu, ‘Ammar ra mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid.

Demikianlah, masjid-masjid yang menjadi saksi sejarah perkembangan Islam masa Rasulullah. Bagaimana dengan masjid-masjid di Indonesia pada awal masuknya Islam? Hal-hal seputar itu akan Tim Tebuireng.Online paparkan pada edisi-edisi depan tentunya di Rubrik Dunia Islam. Selamat membaca!


Disarikan dari: http://www.jadipintar.com

disusun oleh: Ananda Prayogi