Kegiatan Studi Banding IQMA UINSA di Pesantren Tebuireng bersama Kuda Ireng, Sabtu (18/11/17) di Aula Bachir Ahmad, Gedung KH. M. Yusuf Hasyim. (Foto: Najib)

Tebuireng.online- Ikatan Qori’ – Qori’ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel (IQMA) berkunjung ke Pesantren Tebuireng, Sabtu (18/11/2017) di Aula Bachir Ahmad lantai 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim Tebuireng. Kunjungan ini diadakan dalam rangka studi banding dengan Kumpulan Dai Tebuireng (Kuda Ireng). Acara tersebut diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam IQMA UINSA bidang dakwah.

“Kuda Ireng adalah salah satu penyumbang kegiatan santri di Pesantren Tebuireng”, ujar Ustad Iskandar, kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng dalam sambutannya.

Selanjutnya, beliau juga menjelaskan bahwa santri juga harus dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, dan salah satunya melalui Kuda Ireng.

Selain itu Ustad Iskandar juga menjelaskan berbagai kegiatan ekstra yang ada di Pesantren Tebuireng, baik yang ada dalam lingkup pondok maupun sekolah. Menurutnya, kegiatan ekstra ini ditujukan untuk santri agar memiliki kegiatan yang baik diwaktu kosong dan juga dapat mengembangkan potensi dalam diri santri.

Dalam rangkaian acara inti, Ustad Ainul Yaqin, selaku pemateri perwakilan dari IQMA UINSA, banyak memberikan penjelasan tentang IQMA UINSA.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Awalnya IQMA ini hanya memiliki satu bidang, yakni Qiroah. Seiring dengan kebutuhan masyarakat IQMA akhirnya berkembang menjadi lima bidang, yaitu bidang dakwah, tilawah, MC, salawat, dan kaligrafi,” jelasnya mengenai organisasi yang berdiri tahun 1989 ini.

Beliau juga mengungkapkan bahwa salah satu mahasiswa anggota IQMA, yakni Taufan, yang juga merupakan alumni Tebuireng, menjadi salah satu sumber pengajaran metode dakwah di IQMA UINSA. Beliau berharap bahwa anggota IQMA dan Kuda Ireng dapat sharing ilmu, supaya dapat menambal kekurangan masing-masing.

Ustad Ali Mustofa, pembina Kuda Ireng berkesempatan menyampaikan materi yang kedua. Beliau menjelaskan teknik pelatihan dakwah Kuda Ireng. Beliau mengungkapkan bahwa dakwah terbagi menjadi tiga, yakni dengan lisan, tulisan, dan juga dengan perbuatan.

“Untuk bisa ceramah dan dakwah dengan baik harus melalui proses yang tinggi,” ujarnya. Dalam akhir penyampaiannya, beliau mengungkapkan bahwa tidak harus seorang mubaligh yang menyampaikan dakwah, bahkan seluruh  umat muslim diwajibkan untuk berdakwah menyerukan kebaikan.


Pewarta: Muhammad Najib

Editor/Publisher: Rara Zarary