Menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan bisa membuat kita merasa kecil hati. Namun, kita bisa mendapatkan inspirasi dari pemikiran para filsuf kuno seperti Seneca, Marcus Aurelius, dan Epictetus.
Mereka memahami cara hidup yang tidak hanya berfokus pada kebahagiaan, tapi juga kekuatan batin dan kebijaksanaan dalam menghadapi hidup. Berikut delapan kutipan bermakna dari para filsuf ini yang bisa menjadi motivasi kita dalam menjalani hidup lebih bijaksana dan bermakna.
- Hidup tidak pernah menjadi lebih baik, melainkan kita yang menjadi lebih kuat. — Seneca
Hidup sering kali penuh tantangan. Menurut Seneca, daripada berharap agar hidup menjadi tanpa masalah, lebih baik kita mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang datang. Ini adalah cara berpikir yang membantu kita berkembang, terlepas dari kesulitan yang kita hadapi.
Saat menghadapi masalah, fokuslah pada pengembangan diri dan tanyakan, “Bagaimana ini bisa membuat lebih berkembang?” Dengan demikian, setiap ujian akan menjadi peluang untuk tumbuh.
- Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengubah pandangan kita terhadapnya. — Marcus Aurelius
Daripada tenggelam dalam penyesalan, Marcus Aurelius mengingatkan kita untuk menerima masa lalu sebagai bagian dari perjalanan kita. Kita tidak bisa mengubahnya, tapi kita bisa mengubah cara kita melihatnya untuk menginspirasi pertumbuhan diri.
Fokuslah pada pelajaran yang bisa diambil dari masa lalu. Daripada menyesali apa yang sudah terjadi, lihatlah bagaimana pengalaman tersebut bisa membuat kita bertumbuh lebih baik.
- Jangan biarkan hal-hal kecil meliputi kehidupanmu. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting. — Seneca
Seneca menyarankan kita untuk tidak membiarkan diri terbebani oleh hal-hal yang kurang berarti. Fokuslah pada apa yang benar-benar bernilai, seperti hubungan yang sehat, pertumbuhan pribadi, dan tujuan hidup.
Ketika merasa terbebani oleh hal-hal sepele, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar penting?” Jika tidak, lepaskan dan fokus pada hal-hal yang memiliki makna lebih dalam untukmu.
- Kita harus belajar untuk menerima apa yang tidak bisa kita ubah. — Epictetus
Epictetus mengajarkan tentang pentingnya penerimaan. Tidak semua hal bisa kita kendalikan, dan belajar menerima keadaan yang tidak bisa kita ubah adalah bagian dari menemukan ketenangan.
Jika kamu merasa frustasi oleh sesuatu yang di luar kendalimu, cobalah untuk menerima situasi tersebut. Memfokuskan energi pada apa yang bisa kamu kontrol, seperti sikap atau responsmu terhadapnya.
- Kita tidak dapat mengendalikan keadaan, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita meresponsnya. — Seneca
Seneca kembali mengingatkan bahwa hidup sering kali membawa kejadian-kejadian di luar kendali kita. Namun, kita memiliki kendali penuh atas respons kita. Inilah yang menjadi fondasi ketenangan jiwa.
Saat menghadapi situasi sulit, cobalah berpikir sejenak sebelum bereaksi. Ingatlah bahwa responsmu adalah pilihanmu dan tanyakan, “Bagaimana saya bisa merespons ini dengan cara yang bijaksana?
- Kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan menerima apa adanya tanpa berpikir mengapa. — Marcus Aurelius
Marcus Aurelius mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah tentang menerima apa yang kita miliki tanpa selalu mencari alasan untuk mengeluh. Kebahagiaan sejati ada dalam penerimaan dan rasa syukur.
Ketika merasa tidak puas, cobalah untuk menerima keadaan saat ini apa adanya, dalam artian kita bersyukur dengan apa yang kita dapatkan dan apa yang sudah kita punyai. Dan tentunya juga dengan memikirkan bagaimana caranya untuk kita menjadi lebih berkembang dari sebelumnya. Tanpa banyak menganalisis atau berpikir “seharusnya begini” atau mengeluh, karena itu hanya akan berujung menyalahkan keadaan. Oleh karena itu, temukan keindahan dalam apa yang kamu miliki saat ini.
- Hidup hanya kuat jika kita menghargai apa yang telah kita miliki. — Marcus Aurelius
Kebahagiaan sering kali datang dari rasa syukur atas apa yang sudah kita miliki. Dengan menghargai hal-hal kecil, hidup kita menjadi lebih bermakna dan memuaskan. Luangkan waktu setiap hari untuk menuliskan tiga hal yang kamu syukuri. Dengan kebiasaan ini, kamu akan lebih mudah merasa bahagia dengan apa yang ada dalam hidupmu.
- Kebijaksanaan sejati adalah melepaskan keinginan yang tidak dapat dipenuhi. — Epictetus
Epictetus mengajarkan bahwa salah satu sumber penderitaan manusia adalah keinginan yang tidak realistis. Melepaskan keinginan tersebut bisa membuat kita lebih damai. Ketika merasa tertekan oleh suatu keinginan, cobalah bertanya, “Apakah ini benar-benar perlu?” Dengan melepaskan keinginan yang tidak penting, kita bisa lebih fokus pada kebahagiaan yang lebih nyata.
Kutipan-kutipan dari filsafat kuno ini adalah motivasi untuk menjalani hidup lebih bermakna. Mereka mengingatkan kita bahwa kebahagiaan, ketenangan, dan kekuatan berasal dari dalam diri kita. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita bisa menjalani hidup yang lebih bijaksana, bersyukur, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi kita.
Penulis: Vira Laily Maghfiroh