Oleh: Muh Sutan*

Permasalahan ekonomi pernah dialami semua orang. Banyak faktor yang mempengaruhi penyebab seseorang dilanda krisis dalam finansial. Sebagian orang menganggap remeh hal ini dengan alasan doktrin takdir di tangan Tuhan. Jadi ia tidak terlalu peduli dalam mengatur keuangan bahkan cenderung lalai. Islam mendorong pemeluknya untuk bekerja daripada hanya berdoa di dalam masjid tanpa bekerja. Maqasid syariah (tujuan syariah) tidak menafikan bekerja sebagai sarana hifdzu al-nafs. Begitu pula mengatur keuangan sebagai sarana dalam hifdzul al-mal.  Mengatur keuangan bukanlah hal mudah, apalagi bagi seorang mahasiswa. Kebutuhan perkuliahan dan sehari-hari tidaklah sedikit, serta kebutuhan mendesak kadang tak bisa terhindarkan. Cerdas dalam finansial merupakan suatu keniscayaan. Di sini penulis akan memberikan tips mudah mengatur keuangan, sebagai berikut:

Menabung

Menabung itu mudah bagi siapa saja yang punya kemauan dan komitmen, termasuk mahasiswa. Menabung bisa dilakukan secara konvensional dengan cara menyisihkan uang dan disimpan di suatu tempat atau lembaga. Banyak sekali tips menabung, seperti target harian, bulanan, bahkan tahunan. Bagi Anda yang ingin uang tabungan tidak pasif, pelajarilah menabung dalam bentuk saham. Istilah saham terdengar familiar oleh mahasiswa jurusan ekonomi atau manajemen, tapi tidak menutup kemungkinan generasi Z sudah mempelajari bagaimana cara investasi dalam bentuk saham atau reksadana. Menabung saham adalah kegiatan pembelian terhadap persentase kepemilikan sebuah perusahaan. Secara teknis, cukup melihat tutorial di YouTube mengenai seluk-beluk tentang saham.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada 3 keuntungan jika kita menabung saham, seperti capital gain, dividen, dan ownership. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh investor ketika harga penjualan dikurangi harga pembelian saham, hal ini biasa dilakukan oleh trader (jual-beli) saham. Dividen adalah bagian dari keuntungan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham, tentu ini berlaku saat kita menjual kembali saham kita. Sedangkan ownership bisa diartikan Anda menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan tersebut. 

Karena salah satu tujuan menabung adalah menyimpan uang agar berguna untuk kemudian hari, maka tidak ada salahnya seorang mahasiswa mencoba hal di atas agar biaya hidup maupun pembelian barang tidak menjadi beban yang berat. Di waktu 5-10 tahun ke depan, tabungan tersebut akan sangat bermanfaat bagi Anda. Pilihlah opsi menabung yang Anda suka dan sesuai dengan kondisi keuangan. Tentunya saham juga pilihan di antara berbagai macam investasi yang lain.

Tentukan Sumber Pemasukan dan Pengeluaran

Sebagai mahasiswa, biaya kuliah maupun kebutuhan sehari-hari terkadang masih dibantu oleh orang tua. Pemasukan tiap orang berbeda jika melihat latarbelakang ekonomi keluarga. Tapi itu bukanlah ukuran final, seorang mahasiswa masih bisa menambah pemasukan dari mana saja. Kita bisa mencari pekerjaan freelance yang bisa diselesaikan tanpa harus masuk kantor. Misalnya, platform Fiverr yang menyediakan penawaran jasa bagi pelanggan di seluruh dunia, mulai dari penerjemah, desain grafis, pengeditan video, pemrogaman, dan lainnya. Jika ada modal, jual beli barang kebutuhan mahasiswa bisa menjadi pilihan yang menarik. 

Di dalam istilah Jawa ada ungkapan ora obah ora mamah tidak bergerak tidak mengunyah, artinya dalam setiap gerakan kita akan selalu ada berkah berupa rizki. Jika hanya berandai-andai dalam mimpi, maka segera bangun karena Rasulullah bukanlah seorang yang suka tidur berlebihan. 

Tak kalah penting juga ialah mencatat pengeluaran, atau kalau malas mencatat minimal tanamkan pada diri agar tidak terlalu boros. Boros pun punya perspektif tergantung siapa yang menilai. Meski demikian, titik tekan dari boros adalah sifat konsumtif yang berlebihan-lebihan. Maka aturlah pengeluaran sesuai kebutuhan bukan keinginan, tidak lebih dan tidak kurang. Proporsional sesuai keadaan keuangan Anda. Dalam Islam pun menganjurkan kita cerdas secara mental dengan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Tetapkan skala prioritas dalam pengeluaran, hal ini juga menjadikan kita terbiasa mengatur keuangan dalam berumah tangga nanti. 

Hindari Berutang

Siapa yang tidak pernah berutang? Seorang mahasiswa rentan sekali untuk berutang. Ketika kondisi keuangan tidak stabil dan ada tuntutan kebutuhan mendesak, maka jalan keluar yang paling efektif adalah berutang. Ya, berutang diperbolehkan asal dibayar sesuai waktu perjanjian. Kalau tidak menutup mata, mental kita sekarang sedang diuji dengan maraknya iklan pinjaman online dengan berbagai penawaran jumlah bunga. Maka Anda harus selektif dan cerdas saat melihat iklan, karena semua manajemen iklan punya tujuan brain storming kepada pembeli barang atau jasa tersebut.

مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ

Siapa yang mengambil harta orang lain (di antaranya berutang, pen.) lantas ia bertekad untuk mengembalikannya, maka Allah akan menolongnya (untuk melunasi utang tersebut, pen.). Siapa yang meminjam harta orang lain (di antaranya berutang, pen.) lantas ia bertekad untuk tidak mengembalikannya, maka Allah akan menghancurkan dirinya (hidupnya akan sulit, pen.).” (HR. Bukhari, no. 2387).

Kebiasaan berutang bagi mahasiswa bukanlah pilihan yang solutif. Jika terpaksa berutang, setidaknya kita bisa membayar sesuai kesepakatan kedua belah pihak agar tidak ada yang dirugikan. Karena persoalan hutang ini juga menjadi perhatian Rasulullah jika sampai tidak dibayarkan dan terlanjur sudah meninggal dunia. Rasulullah sempat menolak menyolati sahabat yang meninggal dan masih punya hutang. Dan beliau baru berkenan ketika ada sahabat lain yang mau menanggung hutang tersebut. 

Tips-tips di atas bisa menjadi solusi agar Anda melek dalam finansial. Tidak menutup kemungkinan, masih banyak tips lain yang lebih efektif dan cocok untuk Anda terapkan. Selamat mencoba!


*Redaktur