Tebuireng.online- Pesantren Tebuireng menerima kunjungan dari Yayasan Raudhatul Jannah (RJ), Cilegon Banten Jawa Barat (15/01/19). Yayasan yang sudah berdiri sejak tahun 1992-sekarang ini sudah memiliki beberapa unit pendidikan, diantaranya; TKIT, SDIT, SMPIT, dab SMAIT. Dalam pertemuan ini, diakui bahwa yayasan ini memiliki ikhtiar mendirikan pondok pesantren, sehingga dirasa tepat melakukan sowan ke Pesantren Tebuireng.
“Alhamdulillah kami sudah mendapat wakaf satu hektar tanah untuk membangun pondok pesantren,” terang Ketua Umum Yayasan Raudhatul Jannah. Silaturahim tersebut dimaksudkan untuk memohon doa serta mendapat masukan atau dorongan dari Pesantren Tebuireng.
Kepala Pondok Putra Tebuireng, Sekretaris Umum Yayasan, Mudir Bidang Pendidikan Pondok, Mudir Bidang Pendidikan Sekolah, Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah, Koordinator Majelis ‘Ilmi menyambut hangat kedatangan dari Yayasan Raudhatul Jannah Cilegon, diantaranya; Ketua Umum Yayasan, Sekretaris umum, dan Pengawas Yayasan, serta seluruh staf unit pendidikan Raudhatul Jannah.
Gus Ghofar sebagai sekretaris umum yayasan Tebuireng, menjelaskan mengenai perkembangan Pesantren Tebuireng hingga memiliki beberapa cabang. “Menurut kami pesantren yang di Tebuireng secara kelembagaan tidak tergantung pada orang ke orang, akan tetapi sistem yang harus dikedepankan,” terangnya.
Selain itu Gus Ghofar juga menyampaikan bahwa pergantian pengasuh di Pesantren Tebuireng sudah disediakan dan dipersiapkan, seperti dzurriyah. Berbeda dengan pesantren lainnya yang ketika pengasuh sedo baru ada penggantinya. Dengan adanya satu pengasuh, dapat memberi keputusan yang cepat dan tidak bertele-tele yang mana dengan begitu semua kegiatan akan terpusat, sistem keuangan juga terpusat, secara finansial lebih mudah managemennya, serta lebih mudah mengunggulkannya.
Bapak H. Kusnadi sebagai Mudir Bidang Pendidikan Sekolah, membina sembilan unit yang ada di Pesantren Tebuireng. Beliau menyampaikan mengenai kurikulum yang ada. “Kurikulum sama, bedanya karena di sini pesantren, maka kurikulumnya terintegrasi dengan pesantren,” ungkapnya. Tata tertib pembinaan santri yang terintegrasi pula dengan tata tertib pondok, secara otomatis jika santri melanggar aturan sekolah maka sama halnya menyalahi aturan pondok, begitu pula sebaliknya.
“Jantungnya kepengurusan ini adalah majelis ilmi; pengajian Al Quran dan kitab kuning,” ungkap Ustadz Iskandar sebagai Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng yang bertanggung jawab penuh atas pembina dan pengurus pondok.
Ustadz Iskandar juga menyampaikan mengenai beberapa ektrakulikuler sebagai penyalur bakat minat santri. Sementara koordinator majelis ilmi Ustadz Yunus Hamid menerangkan tentang majelis ilmi dan sistemnya serta bagaiamana mendirikan pesantren yang baik yaitu dengan mencipatakan santri yang benar dan santri yang pintar.
Menurut Ustadz Ahmad Roziqi dalam membangun sebuah lembaga harus mempunyai spesialisasi yang hendak dituju, yang mana bisa dilakukan dengan cara istikharoh bersama, akan ditujukan ke mana; apakah tahfidz atau kitab atau bahasa atau fiqih, dan lain sebagainya.
Untuk diketahui, sebelum mengadakan kunjungan dan sowan ke Pesantren Tebuireng, Yayasan Raudhatul Jannah Cilegon Banten juga mengunjungi Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur.
Pewarta: Rafiqatul Anisah
Editor/Publisher: RZ