Kepala Madrasah Mu'allimin Hasyim Asy'ari Tebuireng menyerahkan sertifikat dalam prosesi Wisuda Tahfidz 2016.
Kepala Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari Tebuireng menyerahkan sertifikat dalam prosesi Wisuda Tahfidz 2016.

tebuireng.online– Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari (MMHA) Tebuireng kembali mengadakan Wisuda Tahfidh Nadzam pada Ahad (08/05/06). Wisuda ini terselenggara untuk kali kedua setelah tahun 2015 diselenggarakan untuk pertama kalinya. Kegiatan yang berlangsung di serambi Masjid Tebuireng ini berjalan cukup lancar, diawali dengan pra acara panampilan al-Banjari as-Saikhun.

Selain Wisuda Tahfidh, acara yang dimulai sekitar pukul 07.30 WIB ini berbarengan dengan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sekaligus pembagian hadiah Class  Meeting 2016.

Sebelum prosesi wisuda dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan pembagiaan hadiah perlombaan dalam rangka Class Meeting 2016. Sebanyak 10 perlombaan telah dilangsungkan sejak bulan Februari hingga akhir April. Perlombaan dibagi menjadi akademik dan non akademik. Perlombaan yang dilaksanakan meliputi Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK), mading bergilir, Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), lalaran nadzam, karya tulis, voli, futsal, Kebersihan dan Kerapian Kelas (K3),  drama dan panca lomba. Untuk kali kedua kelas 5 keluar sebagai juara umum acara paling bergengsi antarsantri Madrasah Mu’allimin ini.

Wisuda ini merupakan bentuk apresiasi terhadap santri yang berprestasi dalam hafalan matan al-Ajurumiyah, nadzam Imriti, dan Alfiyah. Wisudawan juga merupakan hasil seleksi yang cukup ketat. Setelah santri khatam hafalan kepada guru pembimbing masing-masing, kemudian diujikan kepada tim penguji khusus dari pihak madrasah. Pada tahap selanjutnya yang tidak kalah mendebarkan yakni pengujian dihadapan seluruh santri Madrasah Mu’allimin.

Pada tahun ini, dari sekitar 220 santri Madrasah Mu’allimin wisudawan berjumlah 40 orang. matan Ajurumiyah berjumlah 26 santri, nadzam Imriti 12 santri dan Alfiyah 2 orang santri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam sambutannya, Ustadz Su’udi, S.Pdi., selaku mudir menyampaikan harapannya agar santri-santri yang belum berkesempatan wisuda untuk bersemangat sehingga pada kesempatan mendatang bisa mengikuti wisuda.

KH Junaidi Hidayat (Pengasuh PP Al-Aqobah Seblak) juga hadir sebagai pembicara. “Mu’allimin ini sesungguhnya menjadi impian. Menjadi impian untuk bisa mengembalikan Tebuireng seperti dulu, para assabiquunal awwalun ketika mondok di Pesantren Tebuireng ini,” ujar Pengasuh Pesantren al-Aqobah Diwek itu. Menurut beliau, Mu’allimin sesungguhnya adalah penjelmaan ruh para kiai dan ulama yang lahir dari model pendidikan Tebuireng tempo dulu.

Ustadz Su'udi bersama sebagaian wisudawan foto bersama
Ustadz Su’udi bersama sebagaian wisudawan foto bersama

Beliau juga menyampaikan bahwa Tebuireng adalah sebuah pesantren leader. Mendidik pemimpin yang juga bisa membaca kitab. Jarang lulusan pesantren bisa lengkap menguasai kepemimpinan beserta kitab kuning sekaligus. Padahal Nabi adalah seorang leader.

Di samping itu, kyai Junaidi juga menjelaskan pentingnya sebuah metodologi dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan santri sekarang sudah bersangkutan dengan pengetahuan umum, teknologi dan informasi secara luas dan bebas. Untuk itu perlu metodologi khusus agar santri bisa menggunakan media-media itu untuk belajar kitab kuning yang menyenangkan. Beliau mengibaratkan pendidikan dengan bunga. “Bunga kalau di bonsai akan sekedar hidup, tidak bisa besar. Bagi orang lain yang memandang, bunga tersebut terlihat indah. Namun, Sing nglakoni sumpek (yang melakukan tertekan). Berbeda dengan bunga yang liar, tumbuh bebas, indah dilihat. Dan agar tidak liar, yang kurang betul dipotong,” pungkas beliau. (Hafidh/Abror)