Sumber gambar: https://www.inovasee.com

Oleh: Lu’luatul Mabruroh*

Bagaimana seseorang bisa menjadi lebih cerdas dan Pintar? Asal kalian tahu, ini semua tidak ada hubungannya dengan setinggi apa IQ yang dia miliki, atau sejauh mana dia berbakat dalam bidang tertentu atau sejauh mana kemampuan finansial yang dia miliki. Akan tetapi faktor penentu utama adalah niat dan keinginan.

Hal-hal dan anggapan seperti IQ, kemampuan finansial ataupun bakat mari kita tutup rapat-rapat segala jenis pemikiran yang mengkerdilkan diri sendiri dan mulailah membuka catatan baru  mengenai bagaimana kita bisa menjadi lebih pintar, lebih cerdas, dan lebih kreatif.

Kecerdasan menurut Howard Gardner terbagi ke dalam delapan bagian. Kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis atau logika, kecerdasan spasial, kecerdasan kinetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. But well, bukan ini yang akan dibahas, ini lebih mengarah pada hasil pengamatan penulis semata. Setelah beberapa kali meninjau, memperhatikan, dan menyimpulkan bahwasanya, “Kecerdasan adalah apa yang ingin kita lakukan. Dengan kata lain itu bisa disebut passion kita”. Jadi, hal-hal yang membuatmu senang saat melakukannya meski hal itu sulit, itulah passion kamu. Itulah kecerdasanmu.

Daripada sibuk melihat dan meneliti kemampuan dan bakat apa yang kita miliki, lebih baik kita memikirkan secara mendalam, “Apa yang ingin kita lakukan?”. Setiap dari kita pasti mempunyai minat dalam hal-hal tertentu. Hanya saja terkadang rasa skeptis, tidak percaya diri, gengsi, dan rasa malas mendominasi dan muncul akibat tidak confident terhadap diri kamu sendiri. Kadangkala kita melihat orang lain lebih sukses dalam bidang yang kita minati yang menginferiorkan posisi kita. Sehingga kadang kita berpikir bahwa kita tidak memiliki kesempatan dan peluang. Padahal seharusnya tokoh yang hebat adalah orang yang belajar dari kesuksesan orang lain, bukan malah menyerah saat melihat kesuksesan orang lain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu lucu kan, kalau muslim atau muslimah malah gaptek, minim wawasan, dan pengetahuan. Maka dari itu guys, paksalah diri untuk ingin tahu dan penasaran terhadap segala sesuatu. Termasuk hal paling urgen adalah kabar tentang keislaman.

Wa qul Rabbi zidni ‘ilmaa”  yang artinya, Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaha: 114).

Ilmu pengetahuan akan didapat dengan banyak membaca, belajar, dan banyak bertanya ataupun berkonsultasi pada ahlinya. Jika pun pada suatu saat kamu malas membaca, maka kamu bisa bertanya kepada orang yang tahu, saat wawasanmu bertambah, maka bertambah pulalah perbendaharaan katamu, saat perbendaharaan katamu bertambah baik, di sanalah kualitas dirimu akan ditemukan, jati dirimu akan terdongkrak dan eksistensimu sebagai hamba Allah yang mulia akan tampak.

Suatu ketika sahabat Abdullah bin Abbas pernah ditanya, “Bagaimanakah cara anda memperoleh ilmu ini?” Dia menjawab: “Dengan akal yang senantiasa berpikir dan lisan  yang selalu bertanya.”

Seorang penyair mengatakan: “Bertanyalah kepada ahli fikih, niscaya kamu akan menjadi seorang ahli fikih seperti dia. Barangsiapa yang sungguh-sungguh dalam mempelajari suatu ilmu, maka dia akan mahir dalam bidang tersebut.

Tiap orang terlahir dengan membawa bakat masing-masing. Allah membekali makhluknya dengan masing-masing kemampuan. Jika anak ayam saja mempunyai kemampuan, mengapa manusia sebagai makhluk beradab tidak bisa merasakan passionnya sendiri?

Di dalam hadits shahih, Rasulullah SAW menyebutkan, “Setiap orang diberi kemudahan sesuai dengan tujuan ia diciptakan.” (HR. Muslim)

Allah berfirman: “Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri), yang ia menghadap kepadanya.” (Al-Baqarah: 148)

Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing).” (Al-Baqarah: 60).

Bisakah kamu percaya satu hal? bahwa sebenarnya Allah menginginkanmu menjadi seorang pemimpin dalam hidupmu. Pemimpin yang bisa mendedikasikan diri untuk Islam dengan jalanmu sendiri. Kamu harus benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan apapun yang kamu inginkan dengan niat yang benar tentu saja. Barangkali Allah ingin kamu menjadi seorang dokter muslim, eksekutif muslim atau bahkan seorang pilot muslim. Menjadi agen Islam tidak melulu dengan menjadi seorang da’i, mufti, ataupun penceramah. Allah memudahkan kita untuk memilih jalan kita sendiri.

Tapi perlu dicatat! Bahwa tidak semua keinginan akan selalu berjalan sesuai dengan rencana. Terkadang kita begitu menggebu serta opimistis pada impian kita hingga lupa bertawakkal bahkan lupa pada tujuan awal. Ini bisa jadi adalah teguran Allah atas kita. Saat kamu menemui keadaan seperti ini mulailah lakukan muhasabah diri, cek dan ricek niat, tindakan bahkan perkataan yang pernah kamu lontarkan. Barangkali di antaranya terdapat beberapa hal yang tidak Allah kehendaki. Atau bahkan -yang perlu diperhatikan- tidak mendapat restu orang tua. Ini juga patut diperhitungkan.

Selain itu, adakalanya pula, saat Allah tidak menghendaki terhadap sesuatu yang sangat kamu idamkan dan bahkan menurutmu, kamu malah nyasar di tempat lain yang tidak kamu bayangkan sama sekali, itu artinya Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik dari yang kamu perkirakan. Allah selalu mempunyai kejutan terhadap hambanya yang percaya akan keajaibannya.


*Penulis adalah Mahasiswa Unhasy dan Santri Pesantren Putri Walisongo Jombang.